Mitos dan Fakta Seputar Makanan yang Bisa Menyembuhkan Penyakit

By Meisy Billem, Selasa, 2 Mei 2017 | 23:30 WIB
Benarkah madu dapat meredakan batuk? (Dini Felicitas)

Nakita.id - Seringkali kita mendengar efek makanan tertentu bagi tubuh setelah kita mengonsumsinya. Cynthia Sass, MPH, RD, ahli gizi dan ahli diet yang berspesialisasi dalam diet olahraga, juga sering mendapat pertanyaan seputar makanan dan pengaruhnya bagi tubuh.

“Beberapa atlet bertanya apakah mereka harus menghindari makan kalkun pada hari-hari pertandingan karena bisa membuat mereka mengantuk. Secara teratur saya juga mendapat pertanyaan seperti, apakah makanan pedas benar-benar meningkatkan metabolisme? Atau apakah saya benar-benar harus minum delapan gelas air putih sehari?” papar penulis buku Slim Down Now: Shed Pounds and Inches with Real Food, Real Fast ini.

Semua pertanyaan tersebut masih menjadi mitos yang kerap dipertanyaan kebenarannya. Untuk meluruskan fakta dari beberapa mitos seputar makanan yang menyembuhkan tersebut, simak penjelasan dari Cynthia berikut ini:

Fakta: Sup ayam menyembuhkan pilek Sebuah penelitian dari University of Nebraska Medical Center tahun 2000 menemukan bahwa sup ayam memiliki efek anti-inflamasi, yang dapat membantu mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan. Sup ayam juga bisa mempercepat pergerakan lendir di dalam hidung untuk melegakan hidung tersumbat. Jika minuman dingin memperlambat pengeringan lendir, cairan panas justru mengencerkannya, sehingga bisa menguras lendir lebih cepat.

 

Selain itu, Ibu cenderung akan kehilangan lebih banyak cairan saat sakit, baik dari keringat atau batuk. Nah, garam dari sup dapat membantu Ibu tetap terhidrasi karena memicu retensi air. Jika Ibu tidak makan ayam, sup sayuran lebih baik. Menambahkan sayuran adalah cara cerdas untuk meningkatkan asupan gizi dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Mitos: Alkohol membuat tidur lebih nyenyak Ada lebih dari 25 penelitian yang diterbitkan tentang dampak alkohol pada tidur. Walaupun alkohol memang cenderung mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk tertidur, hal itu juga mengganggu tidur secara keseluruhan. Terutama, tidur bermimpi, yang penting untuk memulihkan kesehatan mental. Semakin banyak kita minum, semakin buruk dampaknya.

Jika Ibu memiliki masalah tidur, pastikan untuk mengurangi kafein setidaknya enam jam sebelum tidur. Jaga agar kamar kita tetap dingin, gelap, dan sepi. Alih-alih minum alkohol, coba lakukan meditasi lima menit, latihan pernapasan dalam, atau relaksasi yang berfokus merilekskan tubuh (dimulai dari ujung jari kaki, sampai ke bagian atas kepala), sebelum tidur, atau setelah Ibu masuk kamar.

Fakta: Sesendok madu mengobati batuk Madu mengandung zat antiperadangan dan antimikroba alami. Sebenarnya, dalam satu penelitian, lebih dari 100 anak dengan infeksi saluran pernapasan bagian atas diberi penangkal batuk dengan citarasa madu, tidak diberi apa-apa, atau diberi dua sendok teh madu murni sebelum tidur. Madu murni tidak hanya mengurangi batuk malam hari sehingga tidur lebih nyenyak, tetapi juga sama efektifnya dengan obat batuk yang bisa dibeli tanpa resep dokter.

Lain kali jika tenggorokan Ibu sakit, coba kurangi rasa tidak nyaman tersebut dengan mencampur sedikit madu dengan air hangat dan lemon, atau cukup menelan madu langsung dari sendok. Yang perlu diperhatikan, karena risiko botulisme pada bayi, jangan pernah memberi madu kepada anak di bawah usia satu tahun.)

Mitos: Makanan pedas menyebabkan tukak lambung Tidak seperti anggapan yang ada selama ini, tukak lambung tidak disebabkan oleh makanan pedas yang "membakar lubang" di perut Ibu. Sekitar 80 - 90% tukak lambung disebabkan bakteri H. pylori, sehingga harus diobati dengan antibiotik.

Katanya, jika saat ini Ibu sedang dirawat karena tukak lambung, Ibu disarankan untuk menghindari makanan pedas sampai sembuh. Namun secara umum, makanan pedas justru menawarkan sejumlah manfaat kesehatan, karena cabai mampu meningkatkan metabolisme, mengencerkan darah (yang menurunkan risiko stroke), mengurangi risiko kanker tertentu, mendukung kekebalan tubuh, dan mengurangi peradangan, salah satu pemicu penuaan dini dan penyakit kronis lainnya.

Fakta: Minum air membantu menurunkan berat badan Tidak berarti kita dapat menurunkan berat badan hanya dengan minum air putih, tetapi memang ada penelitian yang menemukan hubungan antara konsumsi air putih dan berat badan. Yang jelas, ketika orang dewasa minum dua cangkir air putih sebelum makan, mereka cenderung akan makan 75 dan 90 kalori lebih sedikit.

Studi kedua yang dilakukan oleh periset yang sama mengungkapkan, ketika dua kelompok responden mengikuti eksperimen pengaturan pola makan dengan kalori yang sama selama 12 minggu, mereka yang minum dua cangkir air sebelum makan akan menurunkan sekitar 7 kilogram berat badan, sedangkan mereka yang tidak mengawali makan dengan minum air putih hanya menurunkan sekitar 4,9 kilogram berat badan.

Ditambah lagi, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa air putih bisa membantu mendorong metabolisme. Sebuah studi di Jerman menemukan bahwa minum dua cangkir air putih akan meningkatkan jumlah kalori yang terbakar hingga 30%. Efeknya dipicu dalam 10 menit dan bertahan lebih dari satu jam. Dan meskipun dampaknya kecil, dalam hal jumlah ekstra kalori yang dibakar, dorongan kecil itu bisa meningkat dari hari demi hari.