5 Penyebab Muntah-muntah pada Anak

By Irene Harris, Selasa, 9 Mei 2017 | 06:00 WIB
Muntah yang dialami oleh anak adalah bentuk perlindungan diri terhadap serangan virus atau bakteri di sistem pencernaannya. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Memuntahkan sedikit makanan sering terjadi pada bayi, dan itu lebih merupakan refluks yang terjadi akibat otot-otot bayi belum dapat menahan makanan yang ada di dalam perutnya. Namun, dalam banyak kejadian muntah yang dialami oleh anak adalah bentuk perlindungan diri terhadap serangan virus, bakteri, atau parasit di sistem pencernaannya.

"Jika anak makan makanan yang sudah tidak segar, basi, atau beracun, tubuhnya akan memberikan sinyal yang memberitahu adanya masalah. Sinyal itu dalam bentuk muntah," kata Bruno Chumpitazi, MD, dokter dari Texas Children's Hospital.

Muntah-muntah yang dialami oleh anak biasanya akan berkurang dan hilang dengan sendirinya. Namun, bukan berarti Ibu boleh membiarkannya begitu saja, karena tidak jarang muntah yang dialami anak menandakan adanya gangguan serius yang tengah dialaminya.

Berikut ini adalah lima penyebab umum muntah pada anak dan kapan Ibu sebaiknya berhati-hati dan memantau kondisi si Kecil dengan lebih cermat:

1. Gangguan pencernaan Gangguan pencernaan atau gastroenteritis adalah gangguan yang disebabkan oleh virus. Namun, terkadang juga bisa disebabkan oleh bakteri dan parasit. Saat terkena gangguan ini, biasanya anak tidak hanya muntah namun juga diare. Penyakit ini bisa dicegah dengan sering mengajaknya mencuci tangan.

Ekstra hati-hati bila: * Warna muntah si Kecil merah cerah atau gelap seperti warna kopi, atau berwarna hijau terang. Warna merah menandakan muntah mengandung darah, sehingga kemungkinan saluran pencernaan atau lambung si Kecil terkena iritasi. Sementara warna hijau menandakan adanya penyumbatan dalam sistem percernaan.

* Si Kecil juga mengalami rasa sakit pada perutnya dan disertai demam, namun tidak mengalami diare. Gejala seperti ini biasanya mengarah ke gangguan usus buntu. Sebaiknya Ibu segera berkonsultasi dengan dokter.

2. Keracunan makanan Banyaknya variasi makanan yang dimakan anak bisa berpengaruh pada kemungkinannya mengalami keracunan makanan. Kejadian seperti ini biasanya disertai juga dengan diare, dan biasanya akan sembuh setelah 1-2 hari.

Ekstra hati-hati bila: * Kondisi si Kecil tidak membaik setelah 2 hari, terutama jika ia terus-menerus muntah setiap kali makan sehingga tidak ada makanan yang bisa masuk ke dalam tubuhnya. Perhatikan apakah ia mengalami diare. Bila tidak ada diare dan anak juga mengalami demam tinggi, segera ke dokter.

3.  Mabuk perjalanan Anak-anak sering mengalami mabuk dalam perjalanan. Hal ini bisa dikarenakan adanya terlalu banyak aktivitas pada bagian dalam telinga yang berkaitan dengan keseimbangan dan pergerakan mata. Selain itu, adanya sinyal yang tidak sinkron dari mata dan saraf di dalam otot juga bisa berpengaruh pada otak, sehingga mendorong anak untuk muntah.

"Orangtua bisa membantu dengan mengajarkan anak-anak untuk berfokus pada garis pandang di depan mobil serta memastikan anak mendapatkan udara segar sepanjang perjalanan," kata Kenya Parks, MD, dari University of Texas McGovern Medical School. Atau, berikan obat anti mabuk perjalanan yang diformulasikan untuk anak.

Ekstra hati-hati bila: * Sebelum berangkat anak sempat mengalami cedera seperti kepala atau perutnya terpukul. Muntah bisa menjadi pertanda adanya gegar otak atau trauma pada organ pencernaan.