Langkah-Langkah Tingkatkan Kemampuan Otak Anak

By Avrizella Quenda, Selasa, 9 Mei 2017 | 05:37 WIB
Cara meningkatkan kemampuan otak anak (Saeful Imam)

Ayunan dan perosotan sangat bagus untuk balita, tapi Ibu tidak memerlukannya untuk membantu meningkatkan kemampuan otaknya. "Bermain bukanlah hal yang sama dengan hiburan. Semakin kita berusaha menghibur anak-anak, semakin kita menutup potensi mereka untuk rasa ingin tahu dan kreativitas," kata Sue.

Jadi ajaklah anak pergi ke lapangan, gunakan kebun atau tanah sekitar. Biarkan ia menjelajahi dengan tangannya dan menjadi kotor. Pendekatan ini akan meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang dunia. Menemukan makhluk di dunia dan menyaksikan air hujan mengalir secara tidak sadar membuka dasar-dasar ilmu pengetahuan dan biologi ke dalam pikiran anak.

Berikan kesempatan pada anak untuk menghitung sesuatu dan bangun sisi matematisnya agar tidak terbatas. Pastikan Ibu membiarkan ia mencoba, daripada menghitung sesuatu untuknya. Ajukan pertanyaan kepadanya.

(Baca juga : Bukan Makanan Biasa, Ini Daftar "Superfood" yang Baik untuk Perkembangan Otak Anak)

4. Peran bermain

Entah itu berpura-pura menjadi tokoh fiksi kartun favoritnya, atau menderu seperti singa, saat anak memainkan karakter yang berbeda, ada banyak pelajaran yang sedang berlangsung. Padahal, penelitian menunjukkan bermain bisa memiliki pengaruh langsung terhadap ukuran otaknya. The Baylor College of Medicine di AS menyimpulkan dari sebuah studi ekstensif bahwa bayi yang memiliki banyak kesempatan untuk bermain memiliki otak yang lebih besar dengan jalur saraf yang lebih besar daripada yang lain.

Play expert and author of Toxic Childhood, Sue Palmer menjelaskan, "Salah satu perangkat pembelajaran manusia yang paling penting adalah meniru, seperti membuat situasi seakan-akan di rumah, toko, rumah sakit atau tempat berpura-pura lainnya dan berakting. Hal-hal yang anak lihat, atau potongan cerita yang ia dengar, bermain peran sangat bagus bagi seorang anak untuk meniru apa yang ia lihat dan dengar di rumah, memahami dunia di sekitarnya. "

Pastikan ada banyak hal yang bisa dimainkan dan biarkan anak menyalin dan mengulangi apa yang ia lihat dalam kehidupan nyata, seperti makanan mainan dan alat makan, peralatan makan atau uang mainan. Bisa juga bermain kostum-kostuman, termasuk potongan kain atau jubah sederhana serta kostum lengkap, maka ia bisa menciptakan karakter dan cerita sendiri.

5. Playdates atau teman bermain

"Anak-anak mulai bermain sendiri tapi lambat laun, biasanya di antara usia 2 dan 3 tahun, mereka mulai berinteraksi dengan anak-anak lain, dan menggabungkan permainan mereka," kata Sue. "Ini sangat penting karena untuk pertama kalinya mereka bersosialisasi dengan persamaan dan menemukan area sosial mereka sendiri. Mereka mengembangkan 'mind-mindedness' mereka, pemahaman bahwa orang lain memiliki perasaan, gagasan, sudut pandang yang berbeda dari keinginan mereka sendiri ".

Pastikan tidak ada banyak gangguan orang dewasa sehingga anak bisa menggunakan inisiatif dan imajinasi. Jadilah kreatif di dapur. Charles mengatakan, "Memasak sangat bagus untuk mengeksplorasi tekstur, percikan dengan air, membuat dan menciptakan sesuatu."

6. Cerita Ibu

Ceritakan hari-hari yang dilalui Ibu selama seharian ini untuk membentuk gambaran atau ilustrasi anak secara alami. Ajarkan pula bahasa atau kata-kata secara berulang agar anak lebih memahami apa yang Ibu maksudkan.

(Baca juga : Tanpa Disadari, Kebiasaan Ini Membantu Anak Cerdas Sejak Bayi)

7. TV atau perangkat elektronik lainnya

Menyalakan televisi untuk anak-anak terkadang bisa membuat sebagian dari orang tua merasa bersalah. Tapi psikolog setuju bahwa televisi di usia muda harus dibatasi, kebanyakan percaya bahwa menonton program yang sesuai dengan usia sangat sedikit, pemrograman yang berkualitas mungkin benar-benar memiliki beberapa keuntungan.

Kuncinya adalah menonton bersama dengan anak, mendiskusikan masalah, buatlah poin dan karakter saat Ibu menjelaskan. Ingat pula untuk mematikan televisi. Latar belakang suara TV yang terlalu sering akan mengganggu fungsi pendengaran anak.