Membawa Tas Anyaman “Ketak” Menembus Pasar Dunia

By Heni Wiradimaja, Rabu, 10 Mei 2017 | 01:30 WIB
Mawaryanti dan tas ketak yang menjadi kebanggaan Lombok. (Heni Wiradimaja)

Tak sampai di situ, lagi-lagi kendala menghambat langkah Mawaryanti menuju Korea. Lantaran tak memiliki kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Mawaryanti sempat dilarang naik ke dalam pesawat. Dibantu tiga temannya, ia memilih membayar denda sebesar Rp2,5 juta rupiah agar bisa terbang ke Korea. Sesampainya di Korea, ia kembali dicurigai pihak imigrasi lantaran tak percaya perempuan semuda dirinya adalah seorang pengusaha.

Setelah melewati berbagai masalah, Mawaryanti akhirnya bisa mengenalkan produknya kepada para penggemar kerajinan tangan internasional. Selain anyaman, Mawaryanti membawa dua kain tenun Lombok untuk dekorasi. Tak disangka, baru saja ia meletakkan barang dagangan, pengunjung langsung memborong habis semua produknya, termasuk kain tenun yang sejatinya digunakan untuk keperluan dekorasi.

Terbayar oleh Banyak Penghargaan

Sukses tak lepas dari kerja keras. Setelah sibuk mempromosikan produknya ke sana kemari, bisnis anyaman buatannya pun diganjar penghargaan One Village One Product (OVOP) dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Mawaryanti menerima penghargaan sebagai salah satu pelaku industri kecil dan menengah dengan klasifikasi “Bintang 5” pada 22 Desember 2015 silam.

Di kelas internasional, ia juga mendapat penghargaan dari World Craft Council (WCC) untuk kategori produk kerajinan tangan terbaik se-Asia Tenggara tahun 2014. Selain itu penghargaan UNESCO Award saat Trade Expo di Jakarta tahun 2010 pun berhasil ia gondol pulang.

Kini, produk buatan Mawaryanti dan Suhartono sudah wira-wiri melanglang buana mengikuti berbagai pameran internasional seperti Tokyo Gift Show dan Seoul Gift Show. “Perjuangan betul-betul dari nol. Dulu enggak punya tempat di pinggir jalan, sekarang ada. Dulu seadanya, sekarang sudah bisa dibangun menjadi toko,” kata Mawaryanti yang kini memiliki lebih dari 500 karyawan yang merupakan warga sekitar.

“Allah pasti akan memberikan rezeki asal kita berbagi dengan orang lain. Enggak akan ada orang miskin selama dia suka memberi dan membantu orang lain. Malah akan terus ditambah rezekinya,” lanjut Mawaryanti membuka rahasia suksesnya. Ia juga patut berbangga lantaran kini bisa membantu banyak perempuan di desanya menjadi pengrajin ketak.

Disarikan dari tulisan Wida Citra Dewi