Nakita.id - Perdarahan bisa terjadi saat Ibu sedang hamil. Selama jumlah flek yang keluar relatif sedikit dan warnanya merah muda, Ibu tidak perlu terlalu khawatir. Namun, ada beberapa jenis perdarahan saat hamil yang perlu diwaspadai.
Banyak studi memaparkan, perdarahan saat hamil bisa saja mengindikasikan adanya masalah dalam kehamilan. Karenanya, sebaiknya Ibu memerhatikan tanda-tanda yang menyertai saat terjadi flek saat hamil. Berikut adalah tiga tanda Ibu perlu hati-hati bila mengalami perdarahan saat hamil:
1. Gejala hamil menghilang Perdarahan saat hamil kerap disertai dengan kram perut, serta nyeri pada bagian pinggang belakang dan perut. Namun, jika Ibu lantas merasa seperti tidak hamil, misalnya mual dan muntah tiba-tiba lenyap, area payudara tidak lagi sensitif, dan perut tidak lagi kembung, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Ibu akan menjalani pemeriksaan USG yang memastikan kondisi kehamilan saat ini.
Perasaan seperti tidak hamil lagi seringkali menandakan Ibu sebenarnya sudah mengalami keguguran spontan. Tidak perlu menyalahkan diri sendiri, karena riset menyatakan bahwa sepertiga kehamilan dapat berakhir dengan keguguran.
2. Rasa nyeri di salah satu sisi perut Bila Ibu mengalami rasa sakit di salah satu sisi perut atau rasa nyeri hebat yang bikin mual dan ingin pingsan, jangan tunda-tunda lagi untuk pergi ke dokter. Rasa sakit ini mungkin akan tiba-tiba hilang, namun bisa kembali dalam kurun waktu beberapa jam atau hari, dan Ibu akan merasa tidak nyaman selama itu.
Kondisi yang Ibu alami ini bisa menjadi tanda adanya kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan. Jenis kehamilan ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim, umumnya di saluran telur/tuba falopi. Kehamilan ektopik bisa berdampak buruk terhadap saluran telur dan menyebabkan perdarahan internal. Jadi, sebaiknya Ibu segera bertindak.
3. Perdarahan terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu Melewati 20 minggu, biasanya kehamilan Ibu sudah tergolong aman. Namun jika Ibu mengalami perdarahan hebat disertai nyeri yang sangat sakit, berkonsultasilah dengan dokter. Biasanya, dokter akan memeriksa posisi plasenta.
Posisi plasenta yang terlalu di bawah dinding rahim atau di atas leher rahim (sering disebut plasenta previa) bisa membuat Ibu mengalami perdarahan saat hamil. Seiring dengan usia kehamilan yang bertambah, posisi plasenta yang tidak pada tempatnya ini bisa menimbulkan perdarahan. Bergantung pada kondisinya, perdarahan ini bisa disertai dengan rasa nyeri atau tidak sama sekali.
Yang perlu diberi perhatian lebih adalah kemungkinan terlepasnya plasenta (placental abruption), yang terjadi ketika sebagian atau seluruh plasenta terlepas dari dinding rahim. Tanda-tandanya adalah rasa nyeri hebat dan perdarahan yang berat, dan area perut terasa sakit bila disentuh.
Terlepas dari tanda-tanda yang dialami, sebaiknya Ibu segera ke dokter apabila mengalami perdarahan. Terutama bagi Ibu yang memiliki golongan darah rhesus negatif, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter dalam kurun waktu 72 jam. Dengan begitu, dokter bisa memastikan adanya kemungkinan tercampurnya darah bayi dengan darah Ibu. Jika ya, ada kemungkinan tubuh Ibu memproduksi antibodi yang melawan rhesus positif. Bayi umumnya akan mewarisi rhesus positif, karena rhesus ini cenderung lebih dominan. Bila segera dapat ditangani, Ibu bisa menjalani sisa kehamilan dengan hati tenang.