Nakita.id - Tanda utama perdarahan pada bumil adalah keluarnya darah melalui jalan lahir (vagina). Meski begitu, perdarahan yang terjadi di trimester 2 kehamilan tidak selalu membahayakan bumil ataupun janin.
Perdarahan yang tidak berbahaya dapat terjadi kapan saja dalam kehamilan, salah satunya disebabkan oleh trauma kecil atau minor. Tanda utamanya adalah timbul flek yang tidak disertai nyeri perut.
Pada kasus perdarahan ringan, jumlah darah yang keluar tidak banyak, hanya berupa bercak. Namun untuk memastikannya, bumil yang mengalami flek tetap perlu memeriksakan diri dan kandungannya ke dokter.
(Baca juga : Jenis Kelamin Tentukan Kondisi Kehamilan)
Apalagi perdarahan yang timbul di trimester 2 dapat juga terjadi bukan karena ada sesuatu masalah di kandungan. Dalam hal ini, jelas Sarah, darah tidak keluar melalui vagina, namun berasal dari saluran kemih akibat adanya infeksi. Untuk memastikan penyebabnya, Ibu akan dirujuk ke dokter spesialis terkait.
KELAINAN PLASENTA
Lain cerita bila Ibu mengalami perdarahan berat, ditandai dengan jumlah darah yang keluar melalui jalan lahir cukup banyak. Perdarahan jenis ini menandakan adanya komplikasi serius pada kehamilan. Umumnya disebabkan oleh dua faktor di bawah ini:
• Plasenta previa, yakni plasenta terletak di depan jalan lahir atau mulut rahim. Perdarahan yang timbul akibat kondisi ini umumnya tidak disertai nyeri atau kram pada perut. Volume darah yang keluar bisa banyak atau sedikit disertai gumpalan-gumpalan. Selain itu, frekuensi perdarahan pun tidak teratur, dapat berhenti sendiri namun beberapa hari atau beberapa minggu kemudian muncul kembali.
• Solusio plasenta, yakni plasenta terlepas—baik sebagian ataupun seluruhnya—dari dinding rahim sebelum persalinan. Solusio plasenta dapat bersifat ringan hingga berat, bergantung pada besarnya bagian plasenta yang terlepas. Hal itu akan menentukan jumlah darah yang keluar, apakah banyak atau sedikit.
(Baca juga : Ini Kondisi Kehamilan yang Memerlukan Induksi Saat Melahirkan)
Solusio plasenta berat yang disertai nyeri perut hebat merupakan indikasi persalinan. Metode persalinan yang akan dilakukan, ditentukan berdasarkan kontraksi serta kondisi janin dan perdarahan.
Solusio plasenta dapat terjadi pada bumil yang mengalami trauma, seperti terjatuh atau bumil dengan penyakit penyerta, contohnya hipertensi.
TIMBUL KOMPLIKASI LAIN
Sementara itu, faktor lain yang juga dapat menyebabkan muncul flek di saat hamil trimester 2, yaitu:
• Polip, yakni jaringan selaput lendir rahim yang tumbuh secara berlebihan.
• Erosi serviks, yakni kondisi abnormal saat lapisan dari rahim melebar dan melapisi ujung leher rahim.
• Luka lama ataupun luka baru di jalan lahir, kemungkinan disebabkan oleh hubungan seksual atau pemeriksaan dalam yang terlalu kasar.
• Kelainan atau penyakit darah yang kebetulan timbul di trimester 2.
• Gangguan dari kehamilan itu sendiri, misalnya janin tidak sehat sehingga mendorong tubuh untuk mengeluarkan atau “membuang”-nya.
• Mola atau hamil anggur, yaitu timbulnya tumor jinak akibat kegagalan pembentukan bakal janin.
(Baca juga : Jangan Tunda-tunda, Usia Bisa Memengaruhi Kondisi Kehamilan, Lho)
RAJIN PERIKSA KEHAMILAN
Muncul flek di saat hamil dapat dicegah melalui pemeriksaan kehamilan yang rutin semenjak trimester 1. Minimal lakukan satu kali pemeriksaan USG untuk mendeteksi kelainan pada kandungan. Misalnya, letak plasenta yang tidak benar, janin kurang sehat, mola, terkadang juga polip pada rahim dapat ditemukan melalui USG.
Penting juga untuk memerika kehamilan pada trimester 1 hingga 3. Seluruh pemeriksaan itu berguna dalam mendeteksi faktor risiko perdarahan serta untuk menentukan upaya pencegahan yang tepat.
Tip umum untuk menghindari terjadinya perdarahan semasa hamil adalah banyak beristirahat, jauhi stres, tidak mengangkat benda berat, tidak mengejan, dan untuk sementara waktu tidak melakukan hubungan intim.
(Baca juga : Sering Merasa Nyeri Perut Saat Kehamilan. Ini Sebabnya)
SEGERA KE DOKTER
Apabila peristiwa perdarahan menunjukkan gejala yang cukup mengkhawatirkan seperti di bawah ini, maka Ibu perlu ke dokter secepatnya.
• Darah yang keluar sangat banyak, disertai nyeri perut dan kontraksi hebat.
• Flek sudah berlangsung selama lebih dari 24 jam.
• Ibu merasa sangat lemas diikuti gejala pusing atau bahkan pingsan.
• Perdarahan disertai demam di atas 38,5 derajat Celsius.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR