Pentingkah Suplemen DHA untuk Bayi Prematur?

By Ida Rosdalina, Senin, 22 Mei 2017 | 11:15 WIB
Pentingkah Suplemen DHA untuk Bayi Prematur? (Ida Rosdalina)

Nakita.id - DHA merupakan suplemen umum yang ditambahkan pada susu formula dan berbagai nutrisi bayi lainnya. Walaupun banyak dari kita menghubungkan kandungan DHA dengan kesehatan bayi, sebuah penelitian 2017 mempertanyakan apakah suplemen tersebut dapat membantu bayi prematur atau tidak.

Apa itu DHA?

DHA yang sebenarnya adalah rantai panjang asam lemak yang disebut asam docosahexaenoic, telah lama dikaitkan dengan peningkatan kesehatan bayi, terutama di otak. Kandungan DHA dalam ASI dianggap sangat penting bagi bayi saat sedang berkembang. Namun, studi telah mengkaji tentang betapa pentingnya asam lemak dan jika semua bayi harus menerima DHA, bahkan jika bayi tidak minum ASI.

(Baca juga : Kebutuhan DHA Ibu Hamil)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang minum susu formula dengan DHA memiliki alergi pernapasan dan alergi kulit yang lebih rendah. DHA juga dikaitkan dengan pengurangan asma dan mengi pada anak-anak yang ibunya memiliki alergi, dan juga kecenderungan mengalami penyakit pernapasan lebih sedikit.

Studi lain menemukan bahwa suplementasi asam lemak dikaitkan dengan rendahnya kondisi bronkitis, bronkiolitis, hidung tersumbat, dan diare yang memerlukan intervensi medis.

Apakah DHA Bermanfaat untuk Bayi Prematur?

Karena ada hubungannya dengan kesehatan pernapasan, para dokter bertanya-tanya apakah memberi suplemen DHA kepada bayi prematur dapat membantu mengurangi tingkat displasia bronkopulmoner atau tidak.

Salah satu komplikasi medis utama yang dapat terjadi pada bayi prematur adalah masalah pernapasan atau masalah paru-paru, karena bayi prematur biasanya memiliki paru-paru belum berkembang.

(Baca juga : Berapa Jumlah DHA yang Dibutuhkan Bayi Dalam Sehari)

Bronchopulmonary dysplasia (BPD) adalah penyakit paru-paru yang dapat mempengaruhi bayi prematur yang membutuhkan bantuan pernapasan setelah kelahiran. BPD dapat menyebabkan jaringan parut paru-paru dan mengganggu cara pertukaran udara di paru-paru, yang dapat menyebabkan masalah dengan pernapasan dan komplikasi kesehatan lainnya sepanjang hidup, termasuk gagal jantung kongestif.

Meskipun akan lebih baik jika suplementasi DHA dapat mencegah BPD pada bayi prematur, sebuah penelitian 2017 di New England Journal of Medicine telah menunjukkan bahwa DHA mungkin tidak membantu seperti yang diperkirakan sebelumnya untuk mengurangi risiko gangguan paru-paru.

Penelitian tersebut mengamati 1.273 bayi, semuanya lahir sebelum 29 minggu kehamilan, dan mereka memeriksa efek pemberian suplementasi DHA sebanyak 60 mg/kilogram dibandingkan dengan bayi yang tidak menerima DHA. Suplementasi diberikan sampai bayi mencapai usia yang disesuaikan, 36 minggu, tepat sebelum mereka dianggap bayi "berjangka" atau sampai mereka diperbolehkan untuk pulang.

(Baca juga : Empat Gizi Penting Dalam Kehamilan)

Sebanyak 592 bayi akhirnya secara acak ditugaskan ke kelompok DHA dan dari jumlah tersebut, 291 atau 49,1 persen di antaranya didiagnosis mengalami BPD. Di sisi lain, dari 613 bayi yang berada dalam kelompok kontrol dan tidak menerima suplemen DHA, 269 atau 43,9 persen di antaranya, memiliki BDP. Jadi dari data tersebut, lebih banyak bayi yang benar-benar didiagnosis dengan BPD klinis pada kelompok DHA kemudian kelompok non-DHA.

Temuan ini membuat para peneliti menyimpulkan bahwa suplementasi DHA tidak hanya membantu dalam mencegah DHA, namun sebenarnya terkait dengan kasus BPD. Ada lebih banyak bayi dalam kelompok DHA yang memiliki BPD.

Studi tersebut menyimpulkan:

Suplementer Enteral DHA dengan dosis 60 mg per kilogram per hari tidak menghasilkan risiko displasia bronkus paru yang lebih rendah daripada emulsi kontrol di antara bayi prematur yang lahir sebelum usia kehamilan 29 minggu dan mungkin menghasilkan risiko lebih besar.

(Baca juga : Bukan Makanan Biasa, Ini Daftar "Superfood" yang Baik untuk Perkembangan Otak Anak)

Ini berarti jika kita adalah orang tua dari bayi prematur atau bayi yang dirawat di NICU, Ibu dapat mengetahui penelitian terbaru tentang suplementasi DHA untuk bayi prematur. Jika bayi lahir prematur, ia berisiko terkena penyakit paru-paru BPD, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan komplikasi jangka panjang lainnya.

Dokter telah mempertimbangkan bahwa suplementasi DHA dapat membantu mengurangi risiko bayi prematur mendapatkan BPD, namun penelitian menunjukkan bahwa suplementasi DHA tidak akan mengurangi risiko BPD. Jika Ibu memiliki bayi yang dirawat di NICU atau berisiko melahirkan prematur, bicarakan dengan dokter tentang cara lain untuk meminimalkan risiko bayi terkena BPD, misalnya memompa ASI.