5 Mitos Tentang Bayi yang Lahir dengan Bobot Tubuh Berlebih

By Ida Rosdalina, Sabtu, 27 Mei 2017 | 09:00 WIB
5 Mitos Tentang Bayi yang Lahir dengan Bobot Tubuh Berlebih (Ida Rosdalina)

Nakita.id - Makrosomia merupakan kondisi yang menggambarkan bayi yang baru lahir memiliki bobot tubuh berlebih atau di atas rata-rata. Bayi dengan ukuran yang besar dianggap dapat meningkatkan rasa sakit, komplikasi dan intervensi kelahiran, seperti bedah caesar. Tapi, apakah perlu kita mencemaskan ukuran bayi sebelum dilahirkan?

Bayi dianggap makrosomia jika memiliki berat tubuh 4 kg atau lebih besar. Para ahli lain mendefinisikan makrosomia sebagai bayi dengan berat 4,5 kg atau lebih besar, padahal ukuran rata-rata bayi yang lahir adalah 3,4 kg.

Namun, hal ini tidaklah menjadi acuan dasar. Beberapa bayi akan lahir lebih kecil dari itu, dan yang lain jauh lebih besar. Sementara, memiliki bayi yang besar dapat meningkatkan risiko komplikasi kelahiran tertentu. Mamun bayi besar tidak secara otomatis setara dengan kelahiran berisiko tinggi. Berikut adalah 5 mitos tentang bayi besar dan bayi makrosomia:

(Baca juga : ASI Mencegah "Giant Baby" Tumbuh Makin Besar)

# 1: Bayi dapat didiagnosis makrosomia sebelum kelahiran.

Meskipun kita memiliki cara untuk mengukur bayi dalam janin, itu cuma tebakan-tebakan ilmiah. Satu-satunya cara untuk menetahui ukuran bayi sesungguhnya adalah menimbang dan mengukur mereka setelah lahir. 

Mengukur tinggi fundal (ukuran janin) adalah cara bagus untuk melacak pertumbuhan secara umum. Meski begitu, tinggi fundal tidak bisa memberikan ukuran bayi yang tepat. Cairan, ukuran plasenta dan posisi bayi bisa mempengaruhi pengukuran. Leopold's maneuver, cara spesifik untuk meraba atau merasakan bayi yang dapat menawarkan beberapa bantuan untuk memperkirakan ukuran bayi. Begitu pula ultrasound yang bisa "mengintip" ke dalam rahim, cara untuk memeriksa bayi sebelum lahir. Ini alat diagnostik yang bagus, tapi masih memiliki keterbatasan.

Pada awal trimester pertama, ultrasound memberikan perkiraan ukuran yang cukup akurat, karena perkembangan awal bayi cukup standar. Tapi seiring kemajuan usia kehamilan dan genetika, akurasi dalam mengukur bayi jadi berkurang. Prediksi berat badan trimester ketiga dapat bervariasi sebesar 10-15% dari berat lahir sebenarnya.

# 2: Ibu yang menderita diabetes gestasional akan melahirkan bayi besar.

Faktor risiko tertentu, seperti diabetes gestasional dapat meningkatkan kemungkinan bayi besar, namun sampai saat ini belum ada yang bisa menjaminnya. Sebagai contoh, di AS, sebesar 10,4 % bayi lahir dengan berat lebih dari 4 kg, sekitar 1 dari 10 bayi.

Ada baiknya jika bertanya kepada dokter mengenai berat bayi untuk menentukan ukuran bayinya. Secara keseluruhan, perempuan memiliki 1 dari 10 kemungkinan memiliki bayi dengan berat lebih dari 4 kg. Jika Ibu memiliki diabetes gestasional, maka ada kemungkinan 13.7% untuk memiliki bayi dengan berat lebih dari 4 kg dan kemungkinan 2.6% memiliki bayi dengan berat di atas 4.5 kg.

(Baca juga : Riset: Kepala Bayi Lebih Besar Pertanda Cerdas)

Namun, Ibu yang mengobati diabetes gestasional dapat mengurangi risiko memiliki bayi besar kurang lebih 50%. Mungkin risiko yang lebih besar berasal dari diabetes gestasional yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati. Ibu yang didiagnosis dengan diabetes gestasional memiliki kemampuan untuk mengontrol makanannya, tetap aktif dan berolahraga, dan memantau gula darah.  

Sebaliknya, jika seorang ibu tidak memperhatikan gula dan tidak mengikuti diet ramah diabetes, ia berisiko lebih besar melahirkan bayi besar. Beberapa penelitian bahkan mengindikasikan 20% peningkatan risiko memiliki bayi yang besar. Untuk alasan ini, olahraga teratur dan makanan sehat sangat ideal untuk semua ibu hamil.

Bagi ibu dengan diabetes tipe I atau tipe II berisiko melahirkan bayi besar lebih tinggi. Untuk itu, ibu dengan tipe I atau tipe II perlu memantau kehamilan, gula darah dan pertumbuhan bayi.

# 3: Indeks massa tubuh yang tinggi sama dengan bayi dilahirkan besar.

Kelebihan berat badan atau obesitas berkaitan dengan risiko memiliki bayi yang besar lebih tinggi. Namun, itu adalah faktor risiko dan bukan jaminan. Ibu dengan indeks massa tubuh (BMI) tinggi cenderung memiliki diabetes gestasional, oleh karena itu ada peningkatan risiko melahirkan bayi besar.

BMI yang tinggi mungkin akan membuat Ibu berisiko mengalami komplikasi kehamilan, seperti diabetes gestasional, bayi besar dan hipertensi kehamilan, namun kondisi berisiko tidak selalu sama. Mayoritas perempuan, berapapun BMI, memiliki bayi dengan berat kurang dari 4 kg.

Ibu hamil sebaiknya makan makanan utuh dan menjaga tingkat aktivitas sehat, seperti diet dan olahraga mampu mengurangi risiko diabetes gestasional dan memiliki bayi yang besar.

# 4: Bayi besar berarti kelahiran akan berisiko tinggi.

Banyak bayi besar lahir tanpa komplikasi. Beberapa kelahiran berisiko tinggi melibatkan bayi yang lebih kecil dari rata-rata. Banyak ibu khawatir dengan cephalopelvic disproportion (CPD), ketika kepala bayi terlalu besar untuk melewati panggul ibu.

(Baca juga : Semakin Besar Ukuran Bayi Semakin Sehat)

CPD, kasus yang sebenarnya sangat jarang terjadi dan sering dikaitkan dengan kelainan panggul (akibat anomali kongenital atau patah tulang panggul). Bayi besar tidak sama dengan kepala besar atau terlalu besar untuk melewati panggul ibu.

Komplikasi yang sangat serius, dan tingkat distosia meningkat saat bayi bertambah besar, namun ini tetap saja bukan jaminan Ibu akan melahirkan bayi yang besar. Dalam banyak kasus, tenaga ahli dapat mengatasi distosia bahu tanpa insiden. Memiliki bayi yang besar dapat meningkatkan risiko distosia bahu dan CPD, kerusakan robek dan dasar panggul, dan kegagalan diagnosis (FTP).

Namun, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko serta menghindari induksi dan kelahiran yang tidak perlu, tetap tegak dan bergerak selama persalinan dan kelahiran dapat mengurangi risiko komplikasi. Penting juga untuk dicatat bahwa hampir tidak mungkin untuk mendiagnosis CPD atau memprediksi risiko distosia bahu sebelum lahir.

(Baca juga : Bayi Besar Berisiko Mengalami Banyak Gangguan Kesehatan)

# 5: Induksi terjadwal dan bedah caesar selalu diindikasikan dengan bayi besar.

Tidak jarang dalam kasus kehamilan dan kelahiran, induksi terjadwal karena adanya perkiraan bayi besar. Masalahnya, tidak ada cara untuk mendiagnosa bayi makrosomik secara akurat sebelum melahirkan. Sementara beberapa penyedia layanan merekomendasikan kelahiran yang dijadwalkan, namun tidak ada cukup bukti untuk mendukung hal ini sebagai penanganan rutin untuk bayi yang dicurigai besar.

Banyak ibu melahirkan secara vaginal untuk bayi besar tanpa trauma atau komplikasi. Tetapi, bedah caesar dan induksi juga memiliki risiko. Dengan itu, tidak mungkin bisa secara akurat mendiagnosis bayi makrosom di dalam rahim. Penting untuk menimbang manfaat dan risiko persalinan spontan vs kelahiran terjadwal.