Nakita.id - Kehamilan yang sudah lama dinanti-nantikan pasti akan diterima dengan sukacita oleh kaum perempuan. Kita pun jadi berpikir bahwa hari-hari sebagai ibu kelak akan menjadi hari-hari terbaik dalam hidup kita.
Namun ternyata, tidak semua perempuan dapat merasakan nikmatnya kehamilan atau bersemangat menyambut kedatangan si bayi. Ibu tak merasakan kulit yang kata orang jadi lebih bercahaya saat hamil, atau menerima begitu saja mual-muntah yang menandakan kondisi bayi yang sehat. Meski begitu, hal tersebut tidak berarti buruk. Karena sebenarnya tidak menikmati kehamilan bukanlah sebuah kesalahan.
Simak lima alasan mengapa Ibu tidak perlu merasa tidak enak karena tidak merasakan nikmatnya kehamilan:
1. Kehamilan adalah kondisi yang tidak nyaman Tubuh Ibu akan terasa seperti mahluk asing. Di antara rasa mual di pagi hari, kaki yang membengkak, hingga perasaan lelah tak berujung, tentu membuat Ibu merasa tidak nyaman. Mungkin sebagian ibu hamil ada yang terlihat baik-baik saja tanpa mengalami nyeri apapun. Tapi bukan tidak mungkin itu karena mereka menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya. Tidak apa-apa mengakui bahwa kehamilan adalah masa-masa yang tidak menyenangkan. Karena itu, Ibu tidak harus menyukainya.
2. Akan ada tahun-tahun di mana Ibu akan merasa bersalah Pertama kali bayi Ibu menangis dan Ibu tidak bisa menghentikan atau menolongnya; saat balita Ibu terjatuh karena Ibu lengah sepersekian detik; tidak bisa berpartisipasi dalam kegiatan sekolah anak, tentu akan menjadi masa-masa di mana Ibu akan merasa bersalah. Semua orangtua pasti akan melalui masa-masa tersebut. Karenanya, tak perlu memulai penyesalan itu sekarang. Jangan merasa bersalah di saat si bayi masih di dalam perut.
3. Tidak apa-apa menjadi sedikit egois Lebih memilih untuk membuka-buka situs web tentang berita selebriti dibanding membaca-baca artikel tentang tahapan kehamilan bukanlah hal yang memalukan untuk dilakukan seorang calon ibu. Tidak ada peraturan yang mengatakan bahwa menjadi seorang ibu sama dengan tanpa pamrih. Tentu saja Ibu akan mengutamakan kebutuhan anak terlebih dulu, tapi itu bukan berarti Ibu tidak boleh mendahulukan kesenangan diri sendiri. Terkadang, agak egois pada saat kehamilan sangatlah baik.
4. Kehamilan bukanlah sebuah kontes Pola asuh yang layak sebenarnya tidak perlu dilakukan sebelum bayi lahir. Artinya, meskipun semua teman Ibu yang sedang hamil berlomba-lomba memamerkan foto pertumbuhan si jabang bayi dengan mem-posting di Facebook atau Instagram, tapi kehamilan sebenarnya bukanlah sebuah kompetisi. Ini bukan tentang siapa yang memiliki kehamilan terbaik.
5. Sembilan bulan yang melelahkan Jika Ibu merasa tidak nyaman atau banyak mengeluh sepanjang kehamilan, sebaiknya Ibu tak perlu patah semangat dan merasa tidak dapat membangun ikatan yang baik dengan si calon bayi. Ibu harus menyadari bahwa masih ada waktu seumur hidup untuk membentuk dan menikmati ikatan dengan anak. Bayangkan saja bahwa masa kehamilan hanyalah sebuah pertunjukan pembuka sebelum cerita-cerita menarik dan berharga dari sebuah kehidupan dimulai.