5 Faktor Tak Terduga yang Bisa Memengaruhi Kondisi Janin

By Dini Felicitas, Selasa, 6 Juni 2017 | 03:45 WIB
Benarkah ibu hamil harus berjauhan dari anjing peliharaannya? (Dini Felicitas)

Nakita.id - Kehamilan menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak pasangan. Padahal, ketika hamil banyak hal yang menjadi pantangan, sehingga membuat ibu hamil kadang merasa tidak bebas melakukannya. Contohnya soal efek baik atau buruk mengonsumsi durian, aman atau tidaknya menggunakan make-up berbahan mineral, atau keharusan mengurangi kafein.

Tentu saja hal itu belum seberapa jika dibandingkan dengan berbicara tentang mitos. Deretan pantangan atau kewajiban yang harus dilakukan saat hamil pun bisa-bisa menjadi kian panjang. Pada beberapa kasus, beberapa pantangan untuk ibu hamil tersebut sebenarnya masih harus diteliti lebih lanjut. Seperti beberapa hal berikut ini yang sering disebut-sebut harus diwaspadai selama masa kehamilan.

1. Binatang peliharaan Dalam sebuah studi yang dilakukan untuk meneliti bioma mikroba, atau komunitas mikroba dalam usus manusia, ditemukan bahwa ibu yang memiliki hewan peliharaan berbulu seperti anjing dan kucing, akan memiliki bayi dengan kondisi yang lebih baik karena memiliki bakteri usus yang sehat.

"Anjing sebagai sahabat kaum pria kini bisa berubah menjadi sahabat bayi," kata penulis She-ology: The Definitive Guide to Women's Intimate Health. Period, Sherry Ross, MD. "Ada efek positif untuk bayi ketika saat di dalam perut, si ibu terkespos bulu anjing atau kucing. Hal ini ternyata bisa mencegah alergi dan memproduksi bakteri usus yang lebih sehat."

2. Obat pereda sakit kepala Ini adalah masalah yang sangat kontroversial. Ibuprofen dan aspirin telah lama dianggap tidak baik. Tapi dalam riset yang dilakukan oleh Current Neurology and Neuroscience Reports, disebutkan bahwa obat jenis Tylenol dapat dikaitkan dengan ADHD, Butalbital dapat menyebabkan cacat jantung bawaan, dan Ondansetron dapat membawa beberapa risiko bagi bayi.

Ross pun merekomendasikan ibu hamil untuk mengonsumsi perawatan non-obat untuk sakit kepala, seperti tidur siang, menggunakan bantal pemanas, meditasi, atau akupunktur. Jika hal itu tak berhasil, maka pilihannya lebih baik menggunakan Tylenol, yang lebih baik dari aspirin atau ibuprofen.

3. Kondisi Ayah Meskipun ada banyak yang harus diperhatikan oleh para ibu untuk meningkatkan kesehatan bayi, namun faktor lain seperti usia Ayah, konsumsi alkohol dan diet dapat memengaruhi resiko anak mengalami gangguan spektrum janin, skizofrenia, obesitas, dan masalah kesehatan fisik serta mental lainnya. Hal itu terpapar dalam sebuah studi yang dijelaskan dalam American Journal of Stem Cells.

"Ayah harus berolahraga secara teratur, minum sedikit alkohol, memiliki BMI di bawah 30 persen, mengonsumsi makanan rendah karbohidrat dan protein tinggi, serta mengasup multivitamin untuk mengoptimalkan kesehatan mereka saat merencanakan untuk memiliki anak," ujar Ross.

4. Bulan saat kehamilan dimulai Ibu yang hamil di bulan Mei mempunyai 10 persen kemungkinan akan mengalami kelahiran prematur, menurut sebuah studi di PNAS. Hal ini, menurut periset, besar kemungkinan disebabkan karena para calon ibu cenderung terkena flu pada musim dingin, beberapa saat sebelum si bayi lahir.

Sementara kemungkinan tersebut belum dapat dikesampingkan, Ross mengatakan, hal-hal seperti merokok, mengonsumsi alkohol, menggunakan narkotika, kenaikan berat badan yang tidak mencukupi selama kehamilan, dan riwayat kelahiran prematur, dapat berkontribusi terhadap kelahiran prematur.

Sebuah studi lain di International Journal Sports of Medicine menemukan bahwa anak-anak yang lahir pada bulan November lebih atletis. Hal ini mungkin terjadi karena ibu mereka terkena lebih banyak vitamin D yang berguna untuk penyerapan kalsium.

5. Terpapar sedikit asap rokok Ibu hamil yang menghabiskan waktu di sekitar orang-orang yang merokok lebih cenderung memiliki bayi dengan masalah konsentrasi dan agresi. Studi yang dilakukan dalam bidang Neurotoxicology itu juga mendapati bahwa anak-anak dari ibu yang terpapar asap rokok saat hamil juga memiliki risiko lebih tinggi memiliki berat badan lahir rendah hingga sindrom kematian bayi mendadak.

Ross merekomendasikan para ibu untuk menghindari daerah yang penuh asap saat hamil, dan meminta setiap tamu yang berkunjung ke rumah untuk merokok di luar atau bahkan mengganti pakaian mereka. Hal itu dikarenakan zat kimia pada rokok tertinggal atau menempel pada baju dan tubuh mereka.