Jangan Stres Menghadapi Kehamilan Tidak Direncanakan, Ini yang Perlu Dilakukan!

By Heni Wiradimaja, Kamis, 8 Juni 2017 | 03:00 WIB
Mama Hamil Rentan Mengalami Depresi (Puri)

Nakita.id – Kehamilan seharusnya menjadi momen bahagia pada setiap pasangan. Namun, mungkin ceritanya berbeda jika kehamilan tersebut tidak direncanakan dan tidak diharapkan. Apa yang dapat Ayah dan Ibu lakukan untuk bisa menerima kehamilan ini?

Baca juga: Stres karena Kebobolan Hamil, Lalu Bagaimana?

Tetap tenang

Reaksi sedih ataupun khawatir ternyata normal terjadi ketika Ayah dan Ibu menghadapi kehamilan yang tidak direncanakan. Banyak faktor yang memengaruhi misalnya bingung soal finansial atau mungkin memikirkan bagaimana membagi perhatian Ayah dan Ibu yang sudah terpecah-pecah oleh urusan kakak-kakak si calon bayi.

Lara Honos-Webb, Ph.D., seorang psikolog dari California menganjurkan, Ibu sebaiknya menyingkirkan pertanyaan seperti kenapa bisa terjadi? Ini salah siapa?  “Justru suami dan istri perlu bekerja sama dan tenang untuk memikirkan langkah ke depan,” ujarnya. 

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Ketika Kebobolan Hamil

Meningkatkan waktu berkualitas dengan pasangan

Masa-masa sulit ini memang tak mudah dan tidak cepat berlalu. Agar terselesaikan dengan baik, Ayah dan Ibu perlu berkomunikasi dari hati ke hati dan memberikan dukungan satu sama lain. Ibu juga perlu menyadari bahwa laki-laki punya cara berbeda dalam mengungkapkan perasaannya, sehingga perbedaan ini tak perlu dipermasalahkan.

Brad Imler, Ph.D., presiden American Pregnancy Association mengungkapkan suami pasti akan mengalami emosi yang sama. “Hanya saja mungkin ia tidak bisa mengiungkapkannya dengan jelas lewat kata-kata,” ujarnya.

Baca juga: Inilah Penyebab Kebobolan Hamil

Segera memeriksakan kehamilan ke dokter

Saat Ibu tahu positif hamil, baik direncanakan atau tidak, Ibu harus segera berkonsultasi pada dokter untuk memantau kondisi janin. “Karena tidak direncanakan, kemungkinan besar Ibu harus mengonsumsi berbagai suplemen yang penting bagi perkembangan janin di awal kehamilan,” ujar dr. Rino Andriya, SpOG, CHT, MNLP  dalam tabloid Nakita Edisi 878.

Jika Ibu mengalami kehamilan di atas usia 35 tahun, ada baiknya Ibu lebih hati-hati menjaga kandungan. Semakin lanjut usia perempuan, kualitas sel telur semakin menurun. Apalagi, Ibu juga berpotensi mengalami masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi.