6 Fakta Melatonin untuk Anak-anak

By Ida Rosdalina, Selasa, 13 Juni 2017 | 09:15 WIB
Hobi Tidur Larut Malam (Santi Hartono)

Nakita.id - Belum pernah mendengar melatonin untuk anak-anak? Mungkin Anda bukan tipe orang yang mencari solusi di internet untuk masalah tidur anak.

Nyaris tak pernah dibicarakan di kalangan orang tua hingga sepuluh tahun lalu, melatonin segera menjadi solusi masalah tidur bagi anak. “Melatonin mudah diakses, dan dipromosikan sebagai obat bantu tidur,” kata Alanna McGinn, konsultan tidur yang berkantor di Burlington, Ontario. Health Canada mengklasifikasikan melatonin sebagai produk kesehatan yang alamiah, yang berarti Anda bisa membelinya di toko-toko obat atau apotik, tanpa resep.

Namun, sebelum Anda membelinya, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui: 

1. Melatonin tidak akan menyelesaikan setiap masalah tidur

Melatonin adalah hormon yang secara alami dilepaskan otak untuk membantu kita tertidur. Suplemen melatonin bisa membantu bila pelepasan hormon tidak terjadi pada waktu yang diinginkan, misalnya jet lag.

(Baca juga : 5 Hal yang Membuat Anak Tidur Nyenyak Sepanjang Malam)

Carl Cummings, seorang dokter anak di Montreal yang menulis makalah untuk Canadian Pediatric Society menjelaskan bahwa melatonin dapat membantu anak-anak yang menderita insomnia kronis karena masalah dengan inisiasi tidur, yang berarti anak akan tidur pada tepat waktu, tapi butuh waktu 30 menit lebih lama agar ia tertidur.

Sering, masalah ini dapat diatasi dengan rutinitas tidur yang baik dan orang tua secara konsisten menetapkan batas yang sesuai. Tapi dalam beberapa kasus, strategi ini tidak akan berhasil, dan di situlah melatonin berguna. Melatonin membuat kebanyakan anak tertidur. Masalahnya, melatonin tidak akan membantu anak yang menunda tidur mempelajari kebiasaan tidur yang baik.

2. Melatonin sebenarnya bukan untuk anak-anak

Dalam praktik konsultasi tentang tidur, Alanna telah bertemu bayi-bayi yang mengkonsumsi melatonin dari usia empat bulan. Melatonin dibuat dalam banyak bentuk, termasuk cairan, permen, dikunyah, kapsul dan tablet. Namun, lebih dari 500 produk yang mengandung melatonin berlisensi di Kanada, hanya dua yang dilisensi untuk remaja (anak-anak berusia 12 tahun ke atas), dan tidak ada yang ditujukan untuk anak usia di bawah 12 tahun.

(Baca juga : Sering Begadang Bisa Bikin Susah Hamil)

3. Melatonin baik untuk anak-anak dengan ADHD dan ASD

Anak-anak dengan gangguan fokus dan perhatian serta autisme umumnya mengalami masalah tidur yang bisa dibantu dengan melatonin. Selain itu, pengobatan yang digunakan untuk mengobati ADHD dapat menyebabkan kesulitan tidur.

Meskipun Carl setuju melatonin berguna untuk anak-anak penderita ADHD dan ASD, ia mengatakan bahwa sisi negatifnya adalah bahwa ada tingkat kambuh yang tinggi, yakni ketika orangtua melepaskan anak dari melatonin, anak akan kembali mengalami kesulitan tidur.

4. Studi kecil tentang keamanan melatonin

Karena melatonin adalah hormon, ada kekhawatiran tentang bagaimana penggunaan melatonin bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, terutama saat pubertas.

5. Produk melatonin tidak sesuai dengan standar manufaktur yang ketat

Karena melatonin dilisensikan sebagai produk kesehatan alami, perusahaan tidak tunduk pada pengamatan manufaktur yang sama seperti saat memproduksi produk farmasi. Itu berarti dosis pada obat maupun suplemen apapun belum tentu sesuai dengan label.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Clinical Sleep Medicine melihat 31 produk dan menemukan bahwa 71 persen dari produk mengandung dosis yang lebih dari 10 persen dari yang dijelaskan pada label, dan 26 persen mengandung serotonin yang tidak berlabel, yang tidak berlisensi untuk dijual sebagai suplemen.

(Baca juga : 5 Kiat Menidurkan Bayi Sesuai Usia)

6. Orang tua tentu bisa mendorong pelepasan melatonin pada anak

Melatonin dilepaskan kelenjar pineal kita sebagai respons terhadap bagian dari ritme sirkadian kita. Ada beberapa hal yang dapat orang tua lakukan untuk membantu ritme anak, sehingga melatonin dilepaskan saat tidur.

Memiliki lingkungan tidur yang nyenyak, tidur yang konsisten dan layar serta makanan ringan yang dibatasi sebelum tidur bisa melepaskan hormon pelega dan melepaskan tidur secara alami, kata Alanna McGinn.