3.000 Wanita Meninggal Akibat Tren Pakaian Unik, Crinolinemania

By Fadhila Auliya Widiaputri, Kamis, 29 Maret 2018 | 18:55 WIB
()

Ulasan positif tersebut pun lantas membuat model pakaian crinoline diproduksi secara besar-besaran.

Produksi ini dipimpin oleh produser paling sukses pada saat itu yakni Rok Hoop milik Douglas & Sherwood di New York.

Tidak hanya wanita dengan status ekonomi menengah ke atas, produksi secara besar-besaran tersebut juga memungkinkan wanita dengan status ekonomi menengah ke bawah untuk memiliki crinoline.

Crinoline pun muncul dalam berbagai versi, yakni versi kecil dan versi besar dengan diameter sekitar enam kaki.

BACA JUGA: Hati-hati, Ada Bahaya Serius Di Balik Lucunya Mainan Bebek Karet

Namun dibalik ulasan positif dan suksesnya penjualan, crinoline memiliki permasalahan yang cukup pelik.

BACA JUGA: 6 Kebiasaan Ini Bikin Penampilan Buruk, Nomer 4 Sering Dilakukan

Sebab ukurannya yang besar dan kokoh, crinoline lantas memberikan kerugian bagi para wanita yang tinggal di lingkungan tertentu.

Misalnya ketika mereka menggunakannya di musim panas, berarti mereka menghabiskan hari dalam kondisi yang panas dan tidak higienis.

Akhirnya, ribuan wanita pun dinyatakan terluka parah atau terbakar hidup-hidup ketika lilin atau percikan api di perapian tak sengaja menyentuh crinoline mereka.

Tak hanya itu, ukuran crinoline yang besar juga membuatnya mudah terjebak dalam mesin atau dilindas oleh roda kereta.

BACA JUGA: Ini Risiko Penyakit Pada Bayi yang Lahir dari Ibu Golongan Darah O

Artikel ini pernah diterbitkan dalam Intisari.id dengan judul 'Crinolinemania, Tren Pakaian Mematikan yang Tewas Sekitar 3.000 Wanita'