Anak Jadi Suka Berbohong? Mungkin Moms dan Dads Kerap Lakukan Ini

By Nia Lara Sari, Sabtu, 31 Maret 2018 | 18:00 WIB
Ajarlah anak jujur sejak dini. (pexels.com)

Nakita.id - Setiap manusia memang tidak luput dari kesalahan, termasuk Si Kecil.

Lalu pentingkah untuk menyampaikan kepada Si Kecil saat Ia salah?

Moms, dengan mengakui kesalahan yang dilakukan ada banyak keuntungan sekaligus yang didapat anak. 

Di antaranya, masalah yang muncul bisa diselesaikan saat itu, tidak ada rasa bersalah/gelisah, dan ia pun akan dihargai sebagai pribadi yang bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukannya. 

BACA JUGA: Tega! Dilecehkan Ayah Mertua, Perempuan Ini Malah Dituduh Bohong oleh Keluarganya

Berikan gambaran pada anak, mereka yang tidak mau mengakui kesalahan akan terus didera rasa gelisah/sedih/marah karena ada kesalahan yang disembunyikannya. 

Belum lagi kalau kesalahan itu akhirnya terungkap juga, ia akan malu dan dijauhi teman-temannya.

Jadi, lebih baik dari awal mengakui kalau salah, maka orangtua/orang lain akan lebih menghargainya. 

Tekankan padanya, meski ia tidak mau mengakui kesalahan dan tidak ada orang yang melihat, tapi lain Tuhan pasti melihat. 

BACA JUGA: Waspada Terhadap Zodiak ini Moms, Ternyata Mereka Kurang Jujur!

Anak baik adalah anak yang berlaku jujur dan bukan yang suka berkata bohong.

Namun melihat anak yang tidak mau mengungkapkan kesalahannya, tak jarang orangtua menyudutkan anak, berusaha mencari-cari kesalahan anak. 

Padahal, sikap seperti ini dapat membuat anak melakukan tindak manipulatif. 

Anak bukannya mengaku salah, malah melemparkan kesalahannya pada orang lain.

Apalagi jika orangtua juga kerap menghukum anak setelah mengakui kesalahannya. 

Orangtua diharapkan mengerti perasaan anak, karena hanya dengan cara itulah akan tumbuh rasa aman pada anak. 

Kalau anak sudah merasa aman, maka dia pun akan berani untuk jujur, berani mengakui kesalahannya. 

BACA JUGA: Dituding Berbohong Foto Jadul, Mulan Jameela Tulis Pertanyaan Menohok

Hal lain yang penting anak berhak untuk salah. Karena melalui kesalahan, ia akan belajar lebih efektif. 

Inilah beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk menstimulasi anaknya berdasarkan tahapan usianya.

1. Batita 

Kebiasaan baik bisa dimulai sejak usia batita. 

Meski tentu saja anak belum bisa mengakui kesalahan yang dilakukannya, tapi orangtua bisa membiasakan anak mengungkapkan kesalahannya, Oh, Adik menumpahkan susu ya? 

Kenapa susunya sampai tumpah?" 

Dengan menanyakannya anak jadi tahu bahwa perbuatannya itu adalah sesuatu yang salah. 

Orangtua harus menjadikan mengakui kesalahan adalah kebiasaan sehari-hari di rumah sehingga anak jadi terbiasa.

2. Balita

Bantu anak mengungkapkan apa kesalahannya dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana, Kenapa bukunya robek? 

Oh, rebutan sama teman?" 

Dengan begitu anak menyadari kesalahannya. 

Setelah mengetahui apa kesalahannya, libatkan anak untuk membereskan kesalahannya. 

Umpamanya, memintanya ikut mengelem buku yang sobek. 

Orangtua yang biasa ngeles saat melakukan kesalahan pasti akan dicontoh anak. 

Contoh, Dads yang ngeles tidak sengaja merusakkan remote televisi padahal anak melihat kalau remote itu sempat terjatuh. 

BACA JUGA: Perbedaan Cara Mengasuh Moms dan Dads, Lalu Bagaimana Solusinya?

Dari situ anak akan belajar ngeles saat melakukan kesalahan. 

Orangtua juga bisa melatih anak mengakui kesalahan melalui dongeng. 

Pilih cerita yang menyelipkan pesan moral bahwa orang harus mau mengakui kesalahan yang dilakukannya. 

Orang yang mau mengakui kesalahan adalah orang yang terhormat dan bertanggung jawab.