8 Hal yang Belum Ibu Ketahui Tentang Diabetes Gestasional

By Ida Rosdalina, Minggu, 2 Juli 2017 | 04:15 WIB
8 Hal yang Belum Ibu Ketahui Tentang Diabetes Gestasional (Ida Rosdalina)

Nakita.id - Kehamilan bisa jadi begitu sulit, terutama bagi kita yang menderita penyakit diabetes gestasional. Segalanya bisa menjadi lebih sulit, tidak hanya secara fisik, tapi juga mental dan emosional.

Diabetes terjadi saat pankreas gagal menghasilkan insulin yang cukup untuk mengatur glukosa (gula) dalam darah. Dalam kasus GDM (gestational diabetes mellitus), perempuan yang belum pernah menderita diabetes sebelumnya akan mengalami kenaikan kadar glukosa darah selama kehamilan.

Penyebab GDM tidak diketahui, namun faktor risiko termasuk riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi lebih dari 4 kilogram, obesitas sebelum kehamilan, tekanan darah tinggi, dan riwayat keguguran yang tidak dapat dijelaskan atau kelahiran mati.

(Baca juga : Diabetes Saat Hamil, Apa Pemicunya)

Jika tidak terkontrol dengan baik, kondisinya bisa berbahaya bagi calon ibu dan juga untuk bayinya, karena kelebihan glukosa dapat melewati plasenta dan menyebabkan komplikasi seperti kelahiran prematur dan kelahiran mati.

Jadi sementara seorang perempuah hamil yang didiagnosis GDM telah mencemaskan tentang dampak yang mungkin terjadi pada bayi dan dirinya, ia juga mungkin harus mencemaskan apa yang dipikirkan orang dan bagaimana menghadapi diagnosis tersebut. Untuk memahami lebih rinci, baca 8 hal ini!

1. GDM tidak ada kaitannya dengan berat badan Ibu.

"Meskipun obesitas merupakan faktor risiko untuk mengembangkan diabetes gestasional, tidak semua perempuan gemuk atau kelebihan berat badan akan mengembangkan kondisi ini," kata Mariam Naqvi, MD, seorang OB / GYN dengan sub spesialisasi pada pengobatan janin ibu dan direktur program diabetes di New York City.

Diabetes gestasional sering tidak berkaitan dengan berat badan dan lebih terkait dengan cara tubuh kita memproses glukosa. Selama kehamilan, Dr. Mariam menambahkan, sel kita tidak begitu peka terhadap insulin, yaitu hormon yang menggerakkan glukosa ke dalam darah.

2. Ibu mungkin tidak membutuhkan insulin.

Tidak semua perempuan dengan diabetes gestasional akan membutuhkan insulin, kata Dr. Mariam. Faktanya, banyak perempuan akan bisa mencapai kadar gula darah normal dengan rencana makanan dan aktivitas fisik yang dimodifikasi. Jika insulin dibutuhkan, biasanya hanya dalam dosis kecil. Dosis insulin yang lebih besar bisa agak menyakitkan. Beberapa perempuan dengan GDM dapat minum obat oral dan bukan suntikan insulin.

(Baca juga : Hindari Komplikasi Diabetes Saat Hamil dengan Cara Ini)

3. Ibu tidak perlu melahirkan melalui operasi caesar karena GDM.

"Diabetes gestasional tidak berarti kelahiran caesar," kata Dr. Mariam. Meskipun benar bahwa perempuan dengan GDM lebih cenderung menjalani operasi caesar, terutama jika kondisinya tidak ditangani dengan hati-hati.

Perempuan dengan GDM memiliki risiko lebih tinggi untuk komplikasi persalinan yang dikenal sebagai distosia bahu, yang terjadi saat ada kesulitan melahirkan bayi melalui panggul. Hal ini kadang-kadang disebabkan oleh berat lahir lebih besar dari rata-rata, yang dikenal sebagai makrosomia.

4. Kondisi ini tidak akan bertahan selamanya.

Biasanya, kadar glukosa darah kembali normal tidak lama setelah melahirkan pada penderita diabetes gestasional. Namun, perempuan yang mengalami diabetes gestasional lebih cenderung mengembangkan diabetes tipe 2 beberapa tahun kemudian. Penderita diabetes gestasional, kemungkinan 2 dari 3 akan kembali mengalaminya saat kehamilan masa depannya, menurut American Diabetes Association.

5. Kondisi ini lebih umum dari yang Ibu pikirkan.

Dokter biasanya percaya bahwa GDM hanya mempengaruhi 2 sampai 5 persen dari semua kehamilan, namun menurut analisis tahun 2014 oleh Centers for Disease Control and Prevention, jumlah tersebut sama tingginya, yaitu sebesar 9,2 persen. Mungkin ini terasa menakutkan, tapi jika GDM ditangani dan dikelola dengan baik selama kehamilan, kemungkinan besar Ibu akan memiliki kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sehat.

(Baca juga : Komplikasi Diabetes Saat Hamil)

6. Ibu tidak perlu menambah berat badan.

Beberapa perempuan dengan GDM mengalami kenaikan berat badan, tetapi jika kita menjaga tingkat gula darah tetap terkendali, maka kehamilan dapat berjalan normal. Dr. Mariam merekomendasikan agar semua pasien dengan diabetes gestasional menerima konseling gizi untuk menghindari penambahan berat badan yang berlebihan dan untuk mengoptimalkan kontrol glikemik. Secara umum, ia merekomendasikan makanan dengan indeks glisemik lebih rendah, yang menghasilkan lebih sedikit lonjakan glukosa darah setelah makan.

7. Ada manfaat untuk pengecekan dini.

Pengecekan untuk GDM biasanya terjadi antara minggu ke 24 dan minggu ke 28 kehamilan. Namun, perempuan yang berisiko tinggi mengalami diabetes bisa melakukan pengecekan atau screening dini. Misalnya, perempuan yang pernah menderita GDM pada kehamilan sebelumnya atau yang mengalami obesitas memiliki diabetes gestasional yang mendasari dan dapat memperoleh manfaat dari screening dini untuk mendapatkan awal penanganan GDM yang tepat.

8. Ini akan baik-baik saja, Bu!

Jika Ibu didiagnosis menderita diabetes gestasional, wajar saja jika ada rasa khawatir. Tapi jika kita mempersenjatai diri dengan pengetahuan dan pola pikir yang benar, kita dapat mempertahankan kehamilan yang sehat baik untuk diri sendiri maupun bayi. Fokus akan membuat sedikit perubahan, berolahraga sedang (dengan persetujuan dokter), dan tetap memiliki pandangan positif.