Nakita.id – Kasus bullying di kalangan pelajar kembali mencuat. Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan aksi kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah siswa SMP terhadap satu orang siswi.
Dilansir dari Kompas.com, video yang berdurasi 50 detik itu menunjukkan bahwa korban bullying nampak mendapatkan kekerasan dari sejumlah siswa siswi. Pada akhir video, korban disuruh mencium tangan para pelaku. Berdasarkan penyelidikan kepolisian, peristiwa itu terjadi pada Jumat (14/7) sekitar pukul 13.30 WIB di lantai 3A Thamrin City.
Melihat peristiwa di atas membuat kita sebagai orangtua tentu merasa khawatir. Apalagi para pelaku masih duduk di bangku SMP. Sudah menjadi tugas orangtua untuk menjaga si kecil agar tak melakukan perilaku intimidasi atau kekerasan terhadap teman sebaya.
Baca juga: Kenali Tanda Anak Mengalami Bullying
Kasus bullying berkelompok seperti di atas ternyata bisa dimulai dari pertemanan yang berkelompok. Pada dasarnya ketika anak punya kelompok pertemanan, hal ini menandakan ia sedang mengembangkan kemampuannya untuk bersosialisasi.
Menurut Fabiola Priscillia S., M.Psi., dalam tabloid Nakita Edisi 462, memulai pertemanan dengan kelompok tertentu biasanya dimulai ketika anak menginjak usia 3 tahun. Biasanya anak mendapatkan teman sekelompok berdasarkan minat atau gender.
Meniru perilaku buruk pada teman sekelompok menjadi hal penting yang perlu Ibu ketahui. Misalnya ketika anak mulai berlaku kasar atau berbicara kotor, ada baiknya Ibu mulai melakukan intervensi. Bukan berarti Ibu perlu melarangnya untuk berteman.
Baca juga: Penyebab Anak Jadi Korban Bully
Di sinilah peran orangtua untuk memberikan pengertian kepada anak mana yang baik dan tidak. Anak yang sudah diberi nilai dan pengetahuan tersebut, cenderung tidak akan terpengaruh. Lingkungan rumah yang mendukung dan ikut memberi contoh juga membuat anak semakin paham mana yang harus mereka lakukan dengan benar.
Selain dari teman sekitarnya, perilaku bullying tentu bisa datang dari pribadi anak itu sendiri. “Kebutuhan anak di rumah yang tak terpenuhi biasanya dicari di luar rumah. Maka, anak cenderung akan memaksa mendapatkan apa yang ia tidak dapatkan,” ujar Karmila Wardana, M.Psi., dalam tabloid Nakita Edisi 507.
Baca juga: Yang Harus Mama Lakukan Jika Anak Menjadi Korban Bullying
Pemaksaan ini akhirnya membuat anak akan dijauhi oleh teman sebayanya. Kondisi ini nantinya akan memperburuk keadaan karena si kecil akan mencari perhatian dengan menjadi pelaku bullying pada teman sekitarnya. Maka itu perlunya kita sebagai orangtua mulai menanamkan nilai pada si kecil agar kelak ia tak terpengaruh jadi pelaku bullying. (*)