Ini yang Perlu Ibu Ketahui tentang Gigi Si Kecil

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 20 Juli 2017 | 07:30 WIB
Jangan jadikan makanan manis sebagai hadiah kepada anak. Gantilah camilan manis dengan buah, sayur, dan kacang-kacangan. (Santi Hartono)

Nakita.id - Apakah Ibu tahu kalau gosok gigi setelah makan justru bisa membuat gigi keropos? Nah, berikut beberapa hal menarik seputar gigi anak dan perawatannya seperti yang diterangkan drg. Idial Trixi Aspaningrum, SpKGA dari Brawijaya Clinic @Oktroi Plaza Kemang seperti yang termuat di Tabloid Nakita 846;  

Baca juga: 5 Kesalahan Yang Menyebabkan Gigi Anak Hitam Dan Rusak

Gosok gigi setelah makan bisa menyebabkan gigi anak keropos. Di dalam mulut terdapat saliva (air liur) yang bersifat buffer effect atau penyeimbang.

Saat makan, pH normal saliva yang semula 6,8 akan turun hingga mencapai pH kritis, yaitu 4. Langsung menyikat gigi setelah makan juga dapat melemahkan email gigi. Apalagi jika usai mengonsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam.

Karena itu sebaiknya sikat gigi dilakukan 15—20 menit setelah makan. Selain itu, berkumur dengan air putih matang setiap kali selesai makan dapat mempercepat pH saliva dalam mulut kembali normal, sehingga tidak sempat melemahkan email gigi.

Baca juga: 6 Kebiasaan Yang Merusak Gigi Anak Tanpa Kita Sadari

Penelitan FKG UI mengungkap jumlah kehadiran di sekolah pada anak dengan gigi berlubang lebih rendah dibanding dengan anak yang mempunyai gigi sehat. Anak yang mempunyai gigi berlubang dan tidak dirawat akan mengalami rasa sakit berulang.

Di saat rasa sakit tersebut muncul anak akan susah berkonsentrasi sehingga enggan pergi ke sekolah. Sedangkan anak dengan gigi bersih dan sehat mempunyai kecenderungan lebih percaya diri saat mengajukan pertanyaan pada gurunya, dan berdiskusi langsung dengan dirinya.

Konsentrasinya pun jauh lebih baik karena tidak ada keluhan dalam rongga mulutnya. Tentu hal positif ini dapat memengaruhi prestasinya.

Makanan manis dapat merugikan gigi. Tapi hampir mustahil untuk melarang anak-anak untuk tidak mengonsumsi makanan tersebut.

Namun, ada beberapa cara untuk mengatasinya, antara lain jangan jadikan makanan manis sebagai hadiah kepada anak. Gantilah camilan manis dengan buah, sayur, dan kacang-kacangan.

Baca juga: Ini Nutrisi Agar Gigi Dan Gusi Anak Kuat

Sikat gigi yang tepat untuk anak-anak adalah sikat gigi yang  memiliki bulu-bulu lembut. Karena gigi dan gusi anak sedang dalam masa pertumbuhan. Sikat gigi dengan bulu keras hanya akan menyebabkan rasa sakit dan bahkan bisa menyebabkan gusi berdarah. 

- Bentuk gagang sikat gigi harus mudah dipegang oleh anak. Untuk anak balita yang masih perlu bantuan dalam menyikat gigi, carilah sikat gigi dengan gagang panjang yang akan memungkinkan orangtua lebih mudah dalam menyikat gigi anak.

Pasta gigi untuk balita harus tepat. Yaitu pasta gigi dengan kandungan flouride dan detergen yang sangat sedikit.

Serta tidak mengandung pemutih sehingga aman bila tertelan pada anak yang belum mampu untuk berkumur dengan baik.  Penggunaan pasta gigi cukup seukuran biji jagung di ujung depan bulu sikat gigi anak.  

Sebelum umur 1 tahun, penggunaan pasta gigi belum perlu. Karena anak belum mengonsumsi makanan padat.

Setelah umur 1 tahun, saat anak mulai makan makanan padat, diperlukan detergen untuk melepas perlekatan sisa makanan dari gigi.

Biasakan si kecil gosok gigi 2 kali sehari sebagai kebiasaan. Pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur.

Dengan demikian  anak akan merasa ada sesuatu yang kurang jika belum menggosok gigi terutama malam sebelum tidur. Jadikan kegiatan menyikat gigi sebagai hal menyenangkan bagi anak.

- Pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Berguna untuk memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta mendeteksi kelainan gigi sejak dini.

Kunjungan pertama ke dokter gigi sebaiknya dilakukan pada saat anak berusia dua tahun dan dalam keadaan gigi sehat, sehingga anak hanya diperiksa tanpa ada tindakan yang menyakitkan. Hal ini untuk menghindari kesan buruk anak terhadap dokter gigi.  (*)