2 Penyakit Akibat Bakteri yang Sering Menyerang Kemaluan Wanita

By Dini Felicitas, Rabu, 9 Agustus 2017 | 02:30 WIB
Area kemaluan sangat rentan terhadap serangan virus dan bakteri. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Area kemaluan perempuan sangat rentan terhadap infeksi dari bakteri, virus, dan jamur, karena kondisinya yang lembab. Dan karena keseimbangan bakteri pada vagina itu sensitif, meskipun kita sudah berusaha menjaga kebersihan dan kesehatan pada area tersebut, terkadang masih sulit mencegah infeksi akibat serangan bakteri. Jika area kemaluan terserang infeksi, tentunya hubungan intim bisa terganggu.

Dua penyakit yang sering menjangkiti area kemaluan perempuan adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Bacterial Vaginosis (BV). ISK umumnya menyerang uretra (saluran kencing), dan bisa berlanjut memengaruhi kandung kemih (sistitis) atau ginjal (pyelonephritis). Penyebabnya adalah bakteri yang menyerang uretra.

Umumnya perempuan tertular ISK melalui hubungan seks, karena bakteri dari penis bisa berpindah ke saluran kemih, atau gerakan saat penetrasi bisa mendorong bakteri dari feses ke arah saluran kemih. Tetapi dalam beberapa kasus, bakteri feses bisa berpindah dari anus ke vagina melalui celana dalam. Biasanya bakteri tersebut berasal dari usus besar, seperti E.coli.

"Mengapa perempuan rentan terhadap ISK, tak lain karena vagina, anus, dan saluran kemih semuanya berdekatan," jelas Dr Alyssa Dweck, dokter kandungan dan kebidanan yang juga penulis buku The Complete A to Z for Your V. "Kolonisasi bakteri sangat luas, dan itulah yang membuat uretra terinfeksi."

Gejala yang terjadi saat perempuan menderita ISK bisa sangat menyakitkan, yaitu nyeri hebat di punggung bagian bawah, vagina dan panggul, ingin buang air kecil terus-menerus meski tidak banyak yang keluar, rasa sakit seperti terbakar saat buang air kecil, sering merasa capek bahkan pingsan, urin berwarna gelap atau berdarah, dan demam atau menggigil.

Menurut Dr. Dweck, ada cara tertentu untuk mencegah datangnya penyakit ini. Pertama, selalu buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seks.

“Mitos yang beredar untuk selalu buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan seks, ternyata memang benar. Hal ini sangat membantu karena secara alami mengeluarkan bakteri dari uretra. Dengan begitu, saat terjadi penetrasi tidak ada bakteri yang bisa masuk di uretra Ibu," ujarnya.

Kedua, adalah dengan mengonsumsi suplemen dari buah cranberry. Menurut Dr. Dweck, kandungan buah tersebut membuat kantung kemih lebih terlindungi dari bakteri, terutama E.coli. “Jika Ibu tidak ingin mengonsumsi suplemen, minumlah jus cranberry atau makan permen karet cranberry. Tapi hindari jus atau permen karet yang kebanyakan mengandung gula karena gula pada umumnya dapat meningkatkan infeksi tertentu.”

Bacterial Vaginosis Bacterial vaginosis (BV) merupakan gangguan keseimbangan alami bakteri yang hidup di dalam vagina. Meski belum ada sebab pasti seorang perempuan bisa menderita BV, tapi ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risikonya, yaitu hubungan seks dengan pasangan baru, atau justru memiliki banyak pasangan, dan kurang bersih saat membilas vagina. Selain itu, sperma juga bisa menurunkan kadar bakteri pelindung yang memicu BV.

Meski bukan termasuk penyakit menular seksual atau infeksi seperti ISK, tapi BV bisa menyebabkan aroma tak sedap di daerah vagina, ketidaknyamanan, dan rasa sakit. Penyakit ini juga memiliki risiko yang jauh lebih mengancam, yaitu kemungkinan tertular infeksi menular seksual (IMS) lebih tinggi seperti gonorea, klamidia, dan HIV.

“Penderitanya juga memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit radang panggul, yang dapat menyebabkan infertilitas, dan infeksi lainnya. Wanita hamil dengan BV atau dengan riwayat BV juga memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi secara prematur atau menyebarkan infeksi yang bisa menular kepada bayi,” jelas Dr. Dweck.

Karena sering menyerang perempuan yang kerap gonta-ganti pasangan, penggunaan kondom saat berhubungan seks sangat disarankan. Selain itu, tidak beraktivitas menggunakan celana dalam yang lembab atau basah juga membantu terhindar dari BV. Hal ini dikarenakan bakteri jahat (yang biasanya berada di area yang lembab) sangat mudah timbul dan bisa memengaruhi keseimbangan bakteri baik di vagina.

Studi menunjukkan bahwa penderita BV memiliki jumlah bakteri baik -yang disebut Lactobacillus, yang sangat rendah. Maka untuk mengobatinya, penderita BV perlu mengonsumsi makanan, minuman, atau suplemen probiotik yang mengandung Lactobacillus. Makanan yang difermentasikan (antara lain 2 Ptempe, tahu, oncom, tapai, kimchi), atau yogurt, serta harus menghindari karbohidrat dan gula.