Belum Terlambat, Lakukan 4 Stimulasi Ini Agar Batita Cerdas

By Soesanti Harini Hartono, Rabu, 9 Agustus 2017 | 05:30 WIB
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak akan bekerja lebih keras dan lebih baik ketika orangtua memuji usaha mereka dibandingkan orangtua yang hanya memuji kepintarannya. (Santi Hartono)

Nakita.id - Tidak hanya bayi, tetapi batita juga bisa diajarkan agar menjadi cerdas selama masa tumbuh kembang yang optimal. Tentu, hal ini perlu peran penting orangtua, terutama ibu yang menjadi sosok pengasuh satu-satunya. Berikut ada empat cara efektif untuk meningkatkan pengalaman dan pengetahuan batita.

Baca juga: 10 Cara Agar Bayi Cerdas

1. Ajak bicara

Sebagian besar anak-anak belajar tentang satu kata baru per minggu antara usia 18 bulan dan 2 tahun. Di usia 2 tahun, anak dapat mengatakan sekitar 50 sampai 100 kata. Editor tulisan Brain Rules for Baby Tracy Cutchlow mengatakan, bahwa semakin banyak Ibu berbicara dengan anak, semakin banyak kata-kata yang dapat dipelajari.

Pakar merekomendasikan agar orangtua menceritakan kegiatan sehari-hari kepada anak. Beri tahu anak tentang apa yang Ibu lakukan sepanjang hari. Selain itu, bacakan lebih banyak buku. Jangan ragu untuk bersenang-senang dan menggunakan suara dari karakter yang berbeda saat mendongengkan anak.

Hindari mengajari bahasa di TV, karena bahasanya terlalu cepat bagi batita untuk bisa kembali menguraikan pembelajaran, dan teknik ini sifatnya tidak interaktif. Anak memang perlu mendengar orang berbicara, tetapi ia membutuhkan interaksi untuk memanfaatkan pengalaman sebaik-baiknya.

Dengan mengikuti arus percakapan yang konstan, dengan menggunakan kosa kata yang beragam, Ibu mampu meningkatkan keterampilan membaca, menulis, dan ejaan yang lebih baik anak.

Baca juga: Orangtua Yang Sering Melakukan 5 Hal Ini Akan Memiliki Anak Cerdas

2. Ajarkan kecerdasan emosional

Mengembangkan kecerdasan emosional penting untuk perkembangan kognitif dan sosial anak, menurut Ross Flom, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di Universitas Brigham Young di Provo, Utah. Ibu dapat membantu anak belajar membaca isyarat emosional.

Misalnya, Ibu bisa membingkai situasi yang ingin diceritakan untuk membantu anak mengenali apa yang terjadi dan memahaminya. Tanggapan anak juga penting guna memastikan anak terhindari akademis, sosial, dan kognitif yang rendah.

3. Bermain dengan cerdas

Tracy menyarankan agar orangtua melakukan dua permainan bersama batita yang membantunya belajar dan melakukan kontrol impuls.

Baca juga: Rahasia Punya Anak Cerdas Mandiri Percaya Diri Dan Santun

Yang pertama adalah tentang hal yang berlawanan. Ambil satu set gambar sederhana dan tunjukkan satu per satu kepada anak. Misalkan yang pertama adalah gambar matahari, gambar lainnya bulan atau bintang. Ibu juga bisa mencoba permainan ritme. Misal, ibu menepuk drum sekali dan anak menepuknya dua kali.

Dua permainan ini membuat anak berhenti, berpikir sejenak, dan mengesampingkan respon yang datang lebih dulu. Permainan ini cocok untuk anak usia 3 dan 4 tahun.

Kontrol impuls dikaitkan dengan kemampuan matematika yang lebih kuat dan merupakan kunci untuk membangun fungsi eksekutif atau kemampuan otak untuk merencanakan, menetapkan sasaran, dan tetap menjalankan tugas. Fungsi eksekutif adalah prediktor kesuksesan akademik yang lebih tinggi daripada IQ.

4. Memuji usahanya

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak akan bekerja lebih keras dan lebih baik ketika orangtua memuji usaha mereka dibandingkan orangtua yang hanya memuji kepintarannya. Fokuslah pada apa yang anak lakukan dan ini membantu anak-anak mengasosiasikan kerja keras dengan kesuksesan.

Seiring bertambahnya usia anak-anak, mereka akan memiliki apa yang disebut "mindset berkembang". Lebih dari 30 tahun, studi menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh di rumah dengan cara menerapkan pola pikir berkembang secara konsisten dapat melampaui rata-rata mindset tetap mereka dalam prestasi akademik.

Anak-anak dengan mindset berkembang cenderung memiliki sikap optimis terhadap kegagalan, tidak merenungkan kesalahan secara berlarut, dan hanya menganggap kesalahan sebagai masalah yang harus dipecahkan, lalu diperbaiki.

Sumber: 6 Secrets to Raising a Smart Toddler

Sumber : https://www.babycenter.com/0_6-secrets-to-raising-a-smart-toddler_10370966.bc