Kisah Balita Meninggal Usai Tidur Siang karena Kekenyangan di Sekolah ini Menjadi Viral

By Saeful Imam, Rabu, 9 Agustus 2017 | 09:00 WIB
Heboh! balita meninggal karena tidur siang usai kekenyangan (Saeful Imam)

Nakita.id -  Sebuah kasus kematian anak usia 5 tahun saat tidur siang di sekolahnya menjadi viral di medsos.

Peristiwa yang mengejutkan ini menyedot banyak perhatian orang untuk mengetahui penyebabnya.

Dilansir dari Epochtimes, semua berawal dari suatu pagi.

ketika ada anak berusia 5 tahun tengah menyantap makanan sarapannya.

Saat itu ia menyantap nasi ketan ayam, dan segelas susu yang dihidangkan ibunya.

Selesai makan lalu berangkat ke sekolah Taman kanak-kanak.

Saat makan siang di TK, wali kelas berpesan agar jangan membuang-buang makanan, harus dimakan sampai habis.

Lantas Saat makan siang pun si anak makan dengan lahap.

Jam 12:10 waktu setempat, guru TK menyuruh anak-anak tidur siang. tapi sebelumnya mereka menyanyikan 3 buah lagu anak-anak. setelah itu mereka disuruh istirahat tidur siang.

Tapi guru TK itu melihat anak tersebut masih asyik bermain, belum tidur seperti anak-anak lainnya, ia pun berteriak beberapa kali menyuruh si bocah segera tidur.

Tap anak tersebut beralasan masih kenyang, belum bisa tidur, karena kekenyangan.

Namun guru TK berkata pada Iwan bahwa anak-anak harus tidur siang, kalau tidak, nanti tidak akan tumbuh besar.

Akhirnya anak itu pun tertidur dengan menelungkupkan wajah ke bantalnya.

Jam 14:30, sebagian besar anak-anak sudah bangun dari tidur siangnya, kemudian kembali ke kelas.

Tapi guru TK bernama melihat satu anak masih belum bangun.

Ia mengira mungkin karena telat tidur, jadi ia pun tidak membangunkannya.

20 menit kemudian, guru tersebut kembali membangunkan, tapi ia agak heran kenapa tidak ada reaksi.

Lalu ia menyentuh dahinya, dan ia terkejut ketika melihat bibir si anak menghitam, dan ada kotoran hitam di hidung dan mulutnya.

Ia semakin terkejut melihatnya tak bernapas lagi!

Dua orang guru TK pun segera melarikan ke rumah sakit, namun malang, bocah itu telah tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.

Menurut diagnosis dokter, Anak tersebut kekenyangan saat makan siang, kemudian langsung tidur sebelum makanannya dicerna.

Akibatnya makanan yang belum dicerna itu mengalir kembali ke esofagus (kerongkongan), sehingga menghalangi trakea dan memicu terjadinya kematian.

Keterangan dokter itu pun seketika membuat kaki guru TK terkulai lemas.

Akhirnya, pihak TK harus bertanggung jawab atas insiden itu.

Sementara guru itu juga harus memberi kompensasi dan diberhentikan.

Terpenting disini, jangan sekali-kali memaksa anak-anak untuk tidur setelah makan.

Anak-anak yang makan kekenyangan dan belum/tidak bisa tidur, sebaiknya jangan dipaksa untuk tidur, bisa mengajaknya ngobrol, tunggu setelah makanannya dicerna. badan juga terasa nyaman, maka dengan sendirinya menjadi lebih mudah untuk tertidur

Demikian berita di atas menyebar lewat facebook atau whatsapp!

Benarkah kejadian tersebut? Saat dihubungi lewat aplikasi whatsapp, dr Martin Leman, SpA, DTMH mengatakan, setelah melihat cerita utuh, kejadian di atas terdengar aneh dan disangsikan kebenarannya. 

Dokter anak yang berpraktik di Rumah Sakit Siloam Jakarta ini, mengatakan, tidak ada data-data lengkap tentang nama sekolah, nama klinik, tanggal kejadian, dan sebagainya. Informasinya sangat minim. Bila data kurang jelas, mana bisa dipertanggungjawabkan.  

Selain itu, bila dipandang dari sisi medis juga agak janggal. Menurut dokter yang mengambil spesialis anak di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jarang sekali ada kasus anak yang meninggal karena tidur usai kekenyangan. "Kecuali kalau dia tersedak oleh makanan atau anak muntah karena gumoh, lalu muntahannya masuk ke paru-paru, istilahnya aspirasi" tegasnya. 

Hanya saja, aspirasi itu terjadi pada bayi, bukan pada balita berusia 5 tahun seperti cerita di atas. "Cerita di atas tidak klop, banyak keanehannya, masak ada anak 5 tahun bisa mengalami aspirasi saat tidur. Kalau anak 5 tahun, pasti terbangun kalau tersedak saat sedang tidur, dia pun bisa memuntahkan atau menelan hasil muntahannya."

Untuk itu, dr Martin berpesan, jangan menyebarkan berita yang sumbernya kurang jelas. 

Bagaimana pembaca, maukah menyebarkan berita ini untuk meluruskan kabar yang sudah terlanjur beredar?