Penyebab Sulit Tidur pada Anak yang Patut Disyukuri

By Dini Felicitas, Senin, 28 Agustus 2017 | 01:45 WIB
Perubahan pola tidur anak bisa karena ia baru menguasai keterampilan baru. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Apakah Ibu mengalami si batita jadi lebih sulit tidur dan sering terbangun di malam hari? Padahal semasa bayi ia sudah punya pola tidur yang teratur. Kenapa sekarang malah berubah?

Sebenarnya, perubahan pola tidur pada anak tidak baru terjadi saat anak sudah lepas usia 1 tahun. Sebagian bayi juga mengalaminya saat berusia 4 dan 9 bulan, namun mungkin Ibu tidak begitu memerhatikannya. Barulah setelah mulai lebih besar, masalah tidur jadi lebih terasa karena ia sudah semakin aktif bergerak.

Beberapa hal ini bisa memengaruhi perubahan pola tidur si Kecil, sehingga ia pun jadi sulit tidur dan kerap terjaga di malam hari.

1. Sleep regression Istilah yang satu ini sering digunakan pakar untuk menggambarkan masa-masa ketika bayi mengalami pola tidur. Sleep regression umumnya terjadi seiring munculnya keterampilan baru yang dikuasai oleh si Kecil, mulai dari berguling, merangkak, atau berjalan.  Selama tidur, otak bayi memproses informasi yang diterimanya, sehingga begitu terjaga ia menjadi lebih semangat dalam mengeksplorasi keterampilan barunya.

Sebaiknya Ibu tidak menganggap perubahan pola tidur ini sebagai suatu kemunduran, melainkan sebagai tanda bahwa si Kecil mengalami tahap perkembangan yang normal. Perubahan ini sifatnya sementara, jadi daripada terlalu cemas lebih baik berfokuslah untuk membantu si Kecil kembali tidur saat ia terjaga di malam hari.

2. Fase wonder weeks Gangguan pola tidur juga jadi bagian dari fase Wonder Weeks, yaitu fase yang menggambarkan ketika periode perkembangan si Kecil meningkat tajam. Terjadi saat anak memasuki usia 13, 15, dan 17 bulan, fase Wonder Weeks ini diwarnai dengan perilaku batita yang jadi lebih rewel. Perilaku ini pun berpengaruh terhadap ketenangan serta pola tidur anak di malam hari.

3. Mobilitas meningkat Semakin aktif si Kecil bergerak, ia pun akan semakin sulit diajak tidur. Studi memperlihatkan, anak Ibu tidak hanya mengalami gangguan saat memasuki periode merangkak. Namun, hal ini terus berlanjut hingga ia memasuki periode lainnya, seperti berdiri, berjalan, memanjat, dan berlari.   4. Perkembangan kosa kata Memasuki usia 18-24 bulan, si Kecil akan mulai lebih cerewet. Ini karena perkembangan bahasanya mengalami kemajuan yang pesat. Dimulai dari belajar beberapa patah kata, dengan cepat ia akan bisa bicara beberapa kata sekaligus dan semakin terampil berkomunikasi dengan sekitarnya. Sebagian anak yang berada dalam fase ini pun kerap mengalami gangguan tidur. Tidak jarang mereka terbangun untuk mengoceh dan tidak berhenti walau Ibu sudah berusaha membujuknya kembali tidur.

Nah, itulah empat hal yang bisa jadi penyebab si Batita jadi sulit tidur. Mengingat ini adalah salah satu bagian dari tahap perkembangan, yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah membantunya untuk kembali tidur sesegera mungkin. Jadi, baik si Kecil maupun Ibu dan Ayah bisa tidur dengan cukup setiap malam.