4 Alasan Mengapa Ibu Berhenti Menyusui

By Dini Felicitas, Kamis, 31 Agustus 2017 | 04:45 WIB
Apa kondisi yang membuat Ibu dapat berhenti menyusui? (Dini Felicitas)

Nakita.id - Meski di Indonesia sangat umum bagi para ibu untuk menyusui anak hingga usia satu sampai dua tahun, tapi ternyata di luar negeri hal ini jarang terjadi. Public Health England merilis data bahwa hanya sebanyak 44% ibu di Inggris yang menyusui bayinya hingga usia 4-8 minggu, sedangkan yang menyusui sampai usia satu tahun hanya 0,5%.

Menurut Profesor Neena Modi dari Royal College of Paediatrics and Child Health (RCPCH), alasan ibu berhenti menyusui bayinya sangat kompleks dan banyak. “Meski (menyusui) alami, tapi hal itu tidak selalu terjadi secara alami,” katanya.

Tetapi, Modi berpendapat bahwa apapun alasannya, ibu seharusnya seharusnya tidak merasa bersalah saat berhenti menyusui, baik melalui pilihan atau karena merasa tidak mampu. Ya, ada beberapa alasan mengapa ibu berhenti menyusui, dan sama sekali tidak masalah jika melakukannya.

Tidak Mendapat Cukup Dukungan RCPCH melaporkan bahwa kesan negatif menjadi salah satu hambatan utama ibu menyusui di Inggris. Survei yang dilakukan oleh Mumsnet juga melaporkan sebanyak 23% ibu berhenti menyusui karena tidak memiliki cukup bantuan atau dukungan untuk melanjutkannya setelah beberapa minggu pertama menyusui.

“Sayangnya sebagian besar masyarakat menganjurkan untuk tidak selalu menyusui. Dukungan yang tidak merata, saran yang tidak selalu konsisten dan sering terlalu menggurui, dukungan di tempat kerja tidak selalu kondusif untuk terus menyusui, dan mungkin yang paling mengkhawatirkan adalah kesan negatif dari masyarakat,” jelas Modi.

Merasa Tidak Memiliki "Koneksi" Saat Menyusui Survei yang dilakukan Mumsnet juga menemukan bahwa alasan paling umum, yang diberikan oleh hampir separuh ibu di keseluruhan survei, adalah sebanyak 41% ibu tidak merasa terkoneksi dengan bayinya saat menyusui. Menurut situs bayi dan anak, The NHS, ibu memiliki masalah jika saat menyusui mereka merasa kegiatan tersebut menyakitkan, atau merasa bayi seperti tidak pernah puas sehabis menyusui.

Selain itu, alasan paling umum kedua adalah sebanyak 27% ibu merasa tidak tahu kenapa mereka harus menyusui dan kegiatan tersebut sia-sia. “Menyusui adalah keterampilan, dan kebanyakan ibu membutuhkan dukungan saat mereka menghadapi masalah, terutama karena mereka sering merasa lelah, sakit, dan kurang tidur,” ujar Justine Roberts, CEO Mumsnet.

Menyusui Sangat Sulit dan Menyakitkan Amy Brown, profesor kesehatan anak di Swansea University, mengatakan bahwa mitos tentang menyusui adalah kegiatan mudah, dan bayi akan bersikap baik saat menyusui dapat disalahkan. Hal ini membuat para ibu memiliki harapan yang tidak realistis, dan sebanyak 22% peserta survey Mumsnet mengalami hal yang sama. Brown berkata, bagi sebagian orang menyusui sangat sulit dilakukan, dan beberapa bayi sangat sulit merasa tenang saat menyusui.

Selain itu, jika kebanyakan ibu berpendapat menyusui adalah hal yang menyenangkan, tapi untuk 15% ibu, rasa sakit fisik sangat luar biasa justru dirasakan ketika menyusui sehingga mereka terpaksa menyerah melakukannya.

Keputusan Pribadi “Beberapa ibu tidak bisa, atau memilih untuk tidak menyusui dan ini juga perlu dihormati. Daripada mencap jelek mereka karena pilihan untuk tidak menyusui, masyarakat lebih baik membantu menghilangkan beberapa hambatan yang bisa menghalangi proses ibu menyusui,” kata Modi.