Banyak Ibu Tidak Terbuka Saat Mengalami Depresi Pascamelahirkan

By Dini Felicitas, Kamis, 31 Agustus 2017 | 07:15 WIB
Banyak ibu tidak mengungkapkan bahwa mereka mengalami postpartum depression. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Penelitian terbaru mengungkapkan fakta mengejutkan: lebih dari satu pada lima ibu yang mengalami postpartum depression (depresi pascamelahirkan) menyimpan "penyakit kecemasan" mereka untuk dirinya sendiri dan tidak memberitahunya pada orang lain.

Dari jumlah tersebut, sekitar separuh ibu mengatakan bahwa mereka memiliki setidaknya satu alasan yang membuatnya "sangat sulit" atau "tidak mungkin" meminta bantuan pada orang lain. Salah satunya karena tidak adanya dukungan sosial dari orang sekitar mereka.

Penulis utama penelitian ini, Betty-Shannon Prevatt dari North Carolina State University, mengatakan, banyak perempuan sebenarnya telah mendapatkan perawatan atas masalahnya. Sayangnya, mereka justru tidak dapat merasakan manfaatnya karena tidak mengatakan kepada siapapun bahwa mereka tengah mengalami depresi.

“Kita perlu memperbaiki agar para ibu mau membicarakan kesehatan mental mereka, sehingga mereka dapat memiliki akses perawatan yang lebih baik. Studi ini menyoroti pentingnya jaringan pendukung untuk membantu menormalkan berbagai reaksi yang dialami perempuan setelah melahirkan,” ujar Prevatt.

Para peneliti dari North Carolina State University menganalisis 211 perempuan yang telah melahirkan dalam tiga tahun terakhir. Peserta melakukan survei secara online, yang menanyakan apakah mereka pernah mengalami gejala depresi pascamelahirkan, dan jika iya, apakah mereka menceritakannya kepada penyedia layanan kesehatan, seperti pendamping persalinan, konsultan laktasi, perawat, dan dokter.

Selain itu, peserta juga menerima berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan kesehatan mental mereka, dan segala hambatan untuk mencari pertolongan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51% peserta melaporkan gejala depresi pascamelahirkan, namun satu dari lima orang tidak memberitahukannya kepada petugas kesehatan. Sekitar setengah dari jumlah peserta yang mengalami depresi menyebutkan setidaknya satu alasan yang membuat mereka "sangat sulit" atau "tidak mungkin" meminta bantuan.

Sementara itu, lebih dari sepertiga peserta menyatakan bahwa mereka memiliki dukungan sosial yang kurang, yang pada akhirnya membuat mereka tak ingin meminta bantuan. Dari jumlah tersebut, peserta yang menganggur, memiliki riwayat masalah kesehatan mental, atau menderita gejala depresi pascamelahirkan parah, cenderung tidak menceritakannya pada penyedia layanan kesehatan.

Menanggapi hasil studi yang sudah dipublikasikan di jurnal Maternal and Child Health Journal, Profesor Sarah Desmarais sebagai penulis penelitian ini berpendapat, “Kami tidak hanya perlu mengajarkan para perempuan bagaimana cara merencanakan persalinan, tapi kami juga perlu mengajari mereka bagaimana mengembangkan rencana agar mendapat dukungan sosial.”