Demi Selamatkan Janin Dalam Kandungan, Seorang Ibu Memilih untuk Tidak Menjalani Kemoterapi Hingga Akhirnya Meninggal Dunia

By Soesanti Harini Hartono, Senin, 11 September 2017 | 04:00 WIB
Kisah perjuangan seorang Ibu demi membela anak yang dalam kandungannya (Santi Hartono)

Nakita.id – Perjuangan seorang Ibu memang tak ada habisnya. Seorang Ibu di Michigan Amerika Serikat sempat dihadapkan dengan dua pilihan sulit antara penyakit tumor yang dideritanya atau janin yang ada di dalam kandungannya.

Dilansir dari Washington Post, Carrie DeKlyens terdiagnosis mengalami gliobastoma, penyakit kanker otak yang cukup serius. Salah satu cara untuk memperpanjang usianya adalah dengan melakukan kemoterapi, namun itu berarti harus merelakan anak yang ada di dalam kandungannya.

Baca juga: Papa Tolong Sering Usap Perut Istri Saat Hamil, Ini Manfaatnya yang Tak Terduga

“Namun istri saya tak mau menginginkan hal itu. Kami sangat mendukung kehidupan dan kami percaya bahwa Tuhan memberi bayi ini,” ujar sang suami, Nick. Akhirnya, Carrie tidak melakukan kemoterapi. Untuk mengatasinya, dokter hanya terus mengeluarkan cairan di otaknya untuk menghilangkan rasa sakit.

Kondisi Carrie semakin menurun karena ia ternyata terserang stroke sehingga membuat kerusakan otak yang cukup parah. Setelah itu, Carrie hidup dengan bantuan alat bantu bernapas dan makanan. Dua minggu kemudian, Carrie kembali mengalami stroke sehingga otaknya sangat bengkak.

Baca juga: Perjuangan Besar Cynthia Lamusu Mulai Kehamilan Melalui Bayi Tabung Hingga Melahirkan Bayi Kembar

Ketika menginjak usia kehamilan 22 minggu, janin yang dalam kandungannya hanya sebesar 378 gram. Untuk bertahan hidup, janin setidaknya harus memiliki berat 500 gram. Dua minggu berlalu, berat janin sudah mencapai angka 625 gram. Sayangnya, janin tak bergerak.

Akhirnya sang suami dihadapkan dengan pilihan antara berharap janin itu bergerak atau melakukan operasi caesar. Kemudian Nick mengambil pilihan kedua. Anak mereka Life Lynn DeKlyen lahir pada 17.30 waktu setempat.

Baca juga: Tujuh Rasa Sakit yang Sering Menyerang Membuat Ibu Hamil Layak Disebut Pahlawan

“Namun saya harus menghadapi kenyataan pahit bahwa istri saya akan meninggal. Setelah itu, saya menemui dokter dan mengatakan bahwa sudah cukup istri saya mengalami begitu banyak rasa sakit selama lima bulan terakhir ini,” ujarnya.

Akhirnya dokter melepaskan semua alat yang ada di tubuh Carrie. Keesokan harinya sekitar pukul 04.30 pagi, Carrie meninggal dunia. Kisah perjuangan seorang Ibu ini dibagikan dalam akun Facebook “Cure 4 Carrie” dan menarik simpati netizen. Memang perjuangan yang sunggu mulia ya, Bu.