Nakita.id - Selama persalinan aktif, calon ibu didorong untuk bergerak bebas dan memilih posisi yang terasa nyaman baginya. Meskipun pemandangan ini relatif umum terjadi pada detik-detik kelahiran di rumah sakit, ibu yang menjalani persalinan aktif tidak mungkin berbaring telentang untuk melahirkan bayi, namun berdiri tegak.
Sudah bertahun-tahun lamanya, ibu yang lahir normal berada dalam posisi telentang untuk melahirkan bayinya. Tetapi, gerakan persalinan aktif mendorong calon ibu untuk mengendalikan kelahirannya. Walaupun sudah diberi tahu apa yang harus dilakukan, calon ibu terdorong untuk melakukan apa pun yang terasa paling nyaman.
Istilah 'persalinan aktif' diciptakan oleh Janet Balaskas pada tahun 1980an. Sebagai guru antenatal, Janet mengajarkan teknik relaksasi kepada ibu hamil dan latihan pernapasan untuk digunakan selama persalinan. Melalui penelitian, Janet menemukan bahwa perempuan dalam budaya tertentu tidak berbaring telentang untuk melahirkan. Untuk itu persalinan aktif merekomendasikan persalinan dengan posisi berjongkok, berdiri, dan aneka posisi lainnya. Saat persalinan, ibu dibantu oleh beberapa tenaga pendukung. Konon, gerakan persalinan aktif mulai populer, dan banyak profesional kesehatan sekarang sadar akan manfaat melahirkan dalam posisi tegak.
(Baca juga : Mengenal Tahap Pembukaan Saat Melahirkan)
Untuk alasan ini, banyak pusat kelahiran sekarang memiliki sejumlah alat peraga di ruangan untuk memungkinkan calon ibu bergerak dan mengubah posisi selama persalinan. Dengan begitu, persalinan aktif dapat dengan mudah dilakukan. Mulai kursi melahirkan, bola dan bantal yang memungkinkan posisi duduk dan berlutut yang nyaman, hingga tali untuk membantu posisi berjongkok.
Banyak pusat kelahiran juga memiliki kolam air yang memungkinkan perempuan untuk melahirkan di air. Air memberikan dukungan dan daya apung yang memungkinkan perempuan dapat mengubah posisi dengan mudah di air. Ada 8 manfaat dari persalinan aktif, termasuk:
# 1: Mengurangi Risiko Intervensi Medis
Pada tahun 2012, sebuah studi menemukan bahwa posisi tegak lurus pada tahap kedua persalinan dikaitkan dengan penurunan intervensi yang signifikan. Studi tersebut juga menemukan bahwa pelvis terbuka saat calon ibu berada dalam posisi jongkok atau berlutut, sehingga memungkinkan lebih banyak ruang untuk bayi bisa dilahirkan.
(Baca juga : Persalinan Normal, Ini Tahapannya)
# 2: Waktu Persalinan yang Lebih Singkat
Pada tahun 2009, sebuah penelitian menemukan bahwa melahirkan dalam posisi tegak dikaitkan dengan tahap awal persalinan yang lebih singkat. Studi tersebut menemukan bahwa perempuan yang melahirkan dalam posisi tegak memiliki tahap pertama yang kira-kira satu jam lebih singkat. Penggunaan doula (tenaga bantu persalinan seperti bidan) juga telah terbukti menghasilkan persalinan yang lebih singkat.
# 3: Melahirkan yang Tidak Terlalu Menyakitkan
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR