Suami Terbukti Selingkuh dalam Pernikahan, Cerai atau Tidak?

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Minggu, 25 November 2018 | 22:21 WIB
Agar hubungan tetap harmonis, jangan tanyakan 9 hal ini kepada pasangan (iStockphoto)

Psikolog Irma Gustiana Andirani MPsi, mengatakan, sepahit apa pun kenyataannya, suami dan istri harus mencoba berkomunikasi kembali dan rekonsiliasi.

"Jangan bersifat reaktif. Marah boleh, tapi jangan reaktif. Cobalah untuk tenang dulu sebelum berbicara. Dengan bersikap tenang, sebenarnya kita sudah menang satu langkah untuk ngomong," ujar Irma.

Sikap reaktif dan impulsif karena dikuasai amarah biasanya akan berdampak pada banyak pihak, biasanya adalah anak.

Setelah tenang, pertimbangkan apakah apa yang akan dibicarakan akan membuat situasi lebih baik atau lebih buruk.

"Walau curiga selingkuh, jangan buru-buru melabrak. Kumpulkan dulu bukti-buktinya. Di era media sosial seperti sekarang sih enggak susah mencari buktinya," kata psikolog dari Lembaga Terapan Universitas Indonesia ini.

Dalam berkomunikasi, Irma menyarankan untuk menggunakan "I language", yaitu sudut pandang "saya".

"Misalnya kita bisa mengatakan, 'Saya tahu mas punya WIL, dan saya sangat sedih. Bukan langsung memojokkan dengan kata 'kamu begini atau begitu'," paparnya.

Proses komunikasi ini memang tidak mudah, tetapi sebagai pasangan kita wajib membuka dialog dan mencoba untuk kooperatif.

"Ajak suami untuk menyelesaikan masalah, dibicarakan maunya bagaimana. Kalau diteruskan seperti apa, kalau stuck bagaimana, atau mungkin lebih baik mundur dulu," kata Irma.

Baca Juga : Mulan Jameela Maafkan Ahmad Dhani Selingkuh Puluhan Kali, Ini Alasan Perempuan Mampu Memaafkan Perselingkuhan Suami

Jika setelah ngobrol tersebut tidak ditemukan kata sepakat, mungkin diperlukan pihak ketiga. Irma menyarankan untuk meminta bantuan konselor atau orang yang bisa memberikan pandangan obyektif.

"Sebaiknya jangan ke teman karena dia tidak akan obyektif. Pilih ke konselor atau kalau lebih percaya ahli agama, boleh juga," katanya.