Berita Kesehatan: Jangan Abaikan Gejala Samar Kolesterol Pada Anak, Bisa Berakibat Fatal!

By Fadhila Auliya Widiaputri, Selasa, 27 November 2018 | 13:53 WIB
Kenali gejala kolesterol tinggi pada anak (iStockphoto)

Nakita.id - Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia tak hanya dialami oleh orang dewasa tetapi juga anak-anak. 

 

Baca Juga : Waspada, Kolesterol Tinggi Mengintai Si Kecil yang Doyan Junk Food

Pada dasarnya, kolesterol adalah lemak yang disirkulasikan di dalam darah.

Ada dua jenis kolesterol, yaitu HDL (High-Density Lipoproteini) disebut juga kolesterol baik dan LDL (Low Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat.

Kedua jenis kolesterol ini sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh, melindungi saraf, membangun jaringan sel, serta memproduksi beberapa jenis hormon tertentu.

Sayangnya bila kadar LDL terlalu tinggi dapat menyumbat pembuluh darah. 

Hal ini lah yang disebut dengan kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia.

 

Baca Juga : Berita Kesehatan: Ciri Wanita Yang Berisiko Miliki Anak Down Syndrome

Anak dikatakan memiliki kolesterol yang normal bila kadar kolesterol total dalam darah (HDL dan LDL) 170mg/dL dan kadar LDL kurang dari 110mg/dL.

Batasan kolesterol tinggi anak yakni antara 170-199mg/dL dan kadar LDL diantara  110-129mg/dL.

Anak dikatakan memiliki kolesterol tinggi bila kadar kolesterol total dalam darah 200mg/dL atau lebih dan kadar LDL mencapai 130mg/dL atau lebih. 

Kolesterol tinggi pada anak dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya seperti jantung dan stroke.

Meskipun berbahaya, tetapi sayangnya kolesterol tinggi pada anak sering kali tidak menunjukan gejala. 

 

Baca Juga : Berita Kesehatan: Curahan Pilu Angelina Jolie Lakukan Operasi Angkat Payudara dan Rahim Untuk Hindari Kanker

Namun ada ada beberapa gejala samar yang walaupun tidak begitu khas tetapi perlu diwaspadai, seperti nyeri perut, pusing, nyeri dada, sesak napas, nyeri kepala terutama di tengkuk, penurunan atau kenaikan berat badan yang drastis dan nyeri betis saat berjalan

Bila anak mengalami beberapa gejala tersebut sebaiknya segera lakukan pemeriksaan pada tenaga medis. 

American Academy of Pediatrics dan National Cholesterol Education Program di Amerika menganjurkan agar orantua dapat mengurangi konsumsi lemak yang sarat kolesterol pada anak sejak usianya 2 tahun.

Pasalnya jika usia anak masih di bawah 2 tahun, ia tidak boleh melakukan diet rendah lemak meski berat badannya sudah berlebih.

Para ahli gizi sepakat agar anak harus memenuhi 50% kalori hariannya dari lemak dan 50% sisanya dari karbohidrat, protein, serta zat gizi lain.

Tujuannya agar anak mengalami tumbuh kembang fisik dan otak yang sehat serta optimal.

 

Baca Juga : Kenali Macam-macam Masalah Kesehatan Dari Warna dan Bentuk Feses Bayi

Oleh karena itu, hingga usia 2 tahun anak harus mendapat asupan lemak dari ASI, MPASI, dan makanan keluarga.

Setelah usia 2 tahun, anak hanya membutuhkan lemak sebanyak 30% dari total kalori harian.

Lemak baik terdapat pada kacang-kacangan, ikan, dan ayam tanpa kulit. (*)