Sampai Kapan Ibu Sebaiknya Seranjang Dengan Bayi?

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 14 September 2017 | 02:30 WIB
Di usia 0—12 bulan, pada bayi perlu tumbuh rasa percaya kepada ibunya.Seranjang dengan bayi bermanfaat untuk membangun rasa percaya itu (Santi Hartono)

Nakita.id.- Ayah Ibu masih ingat kebutuhan apa yang paling dibutuhkan oleh bayi? Betul, saat berusia 0—12  bulan kebutuhan spesifik bayi adalah terbentuknya basic trust. Basic trust adalah kepercayaan dasar bayi terhadap orang-orang terdekatnya dan lingkungan.

Rasa percaya ini harus dibangun oleh lingkungan dengan memberikan perhatian dan dukungan. Ini berarti, lingkungan harus dapat melindungi dan memenuhi kebutuhan bayi. Saat ia haus, ada yang menyusui; saat lapar, ada yang memenuhi hasrat laparnya; saat pipis atau pup, ada yang mengganti popoknya.

“Di usia 0—12 bulan, pada bayi perlu tumbuh rasa percaya kepada ibunya. Nah, seranjang dengan bayi bermanfaat untuk membangun rasa percaya itu,” jelas Psikolog Mira D. Amir dari LPT Universitas Indonesia. Sampai kapan kita dapat seranjang dengan bayi? Menurut Mira, bisa sampai dua tahun mengingat banyak bayi yang masih menyusu sampai usia dua tahun.  

Dengan tidur seranjang, bayi dapat dengan detail melihat wajah Ibu. Jangan lupa, penglihatan bayi baru lahir masih terbatas. Ia “hanya” dapat melihat dalam jarak maksimum 30 centimeter. Dengan tidur seranjang bayi bisa mengidentifikasi wajah atau ekspresi Ibu.

Baca juga: Cegah Risiko Bayi Meninggal Di Ranjang Dengan Cara Ini

Selain bisa bertatapan face to face,  bayi juga bisa mengenali suara Ibu. Saat menatap wajah Ibu, bayi akan merekam dan memproses wajah tersebut dalam otaknya. Dengan kata lain, objek yang sering berada di dekatnya akan lebih dikenali oleh bayi.

Karena manfaatnya ini, Mira mengatakan seranjang dengan bayi amat baik dilakukan. Hanya saja, Ibu perlu mengutamakan keamanan, terutama saat menyusui sambil tidur. Pelajari tekniknya agar tidak sampai membahayakan  bayi.

Baca juga: Ini Bahayanya Tertidur Saat Menyusui Bayi

Selain, itu ranjang harus cukup leluasa bagi Ibu dan bayi. Apalagi bila bayi sudah banyak gerak dan aktif, ia membutuhkan ruang gerak dalam ranjang.

Saat tidur seranjang, ajaklah ia berbicara dengan nada lembut, bersenandunglah. Jangan  menidurkan bayi, tapi jari kita sibuk dengan gadget. Bayi mengerti lo, bila kita tidak memberi perhatian penuh padanya.

Bagi Ibu yang bekerja, tidur seranjang dengan bayi merupakan golden time selama cuti melahirkan. Manfaatkan waktu ini sebaik-baiknya untuk membentuk basic trust bagi bayi. Seranjang dengan bayi membuat ikatan ibu dan anak jadi kuat dan bermakna.

Baca juga: Bayi Takut Berpisah

YANG TIDAK DIANJURKAN SERANJANG

Mira menambahkan, ada saatnya bayi tidak dianjurkan tidur seranjang dengan Ibunya, saat  Ibu tengah menderita penyakit (menular), misalnya. Ibu yang sedang mengalami baby blues juga sebaiknya tidak seranjang dengan bayi. Baby blues atau Postpartum Distress Syndrome adalah munculnya perasaan gundah gulana (kesal, sedih, lelah) yang dialami ibu pascamelahirkan. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada 14 hari setelah melahirkan.

“Ibu yang sedang mengalami baby blues perlu hati-hati, karena perilaku ibu yang sedang depresi bisa diapdosi oleh bayi. Selain itu pada beberapa kasus baby blues, perilaku ibu dapat membahayakan bayi. Contoh, ada ibu yang mengakui sampai ingin membanting bayinya karena tangisannya membuat sang ibu frustrasi.

Menurut Mira, baby blues sebenarnya gangguan hormon. Tapi ada faktor eksternal lain yang bisa membuat kondisi ibu lebih buruk. Bunyi repetitif seperti tangisan bayi, misalnya, bisa makin membuat kacau psikologis ibu.

Baca juga: Persiapan Agar Tidak Mengalami Baby Blues Usai Melahirkan

“Masyarakat kita adalah masyarakat timur, yang secara budaya harus berbahagia dengan kelahiran bayi. Namun pada beberapa ibu, kondisi tubuhnya tidak bisa menerima itu karena pengaruh hormonal. Banyak ibu yang kecolongan, mengalami baby blues tapi hanya memendamnya saja karena tidak mengatakan kepada suami atau orang lain. Sementara itu karena habis melahirkan ibu harus menyayangi bayinya. Nah, pada ibu-ibu seperti inilah tidak dianjurkan seranjang dengan bayi.”  (*)