Kisah Gadis Cantik Jualan Nasi Uduk, Fenomena Gadis Cantik yang Dapat Keuntungan Sosial

By Kirana Riyantika, Minggu, 2 Desember 2018 | 19:10 WIB
Fenomena gadis cantik dapat keuntungan sosial (Facebook Chi Ochi/Viral4real)

Penjual popcorn

Seorang penjual popcorn asal Mabalacat, Pampanga menjadi viral di media sosial.

Bukan karena rasa dari popcorn yang dijual, melainkan paras penjualnya yang memikat.

Kabarnya, setelah perempuan tersebut berjualan popcorn, banyak pelanggan laki-laki antri untuk membelinya.

Dikutip dari Bangkapos.com, perempuan tersebut memberikan klarifikasi bahwa sebenanrya dirinya hanya membantu seorang pemuda yang tampak kesulitan dalam menjual popcorn-nya.

Meski begitu, reaksi para pelanggan yang menjadi antusias menunjukkan betapa kekuatan kecantikan bisa menarik orang-orang, termasuk dalam urusan bisnis.

Baca Juga : Irish Bella Tak Beri Kejutan Ulang Tahun Giorgino Abraham, Cinlok dengan Ammar Zoni?

Hal ini menyebabkan beberapa syarat lowongan pekerjaan mengharuskan para kandidatnya berpenampilan menarik dan cantik.

Fenomena perempuan cantik memiliki keuntungan sosial

Perempuan yang dinilai cantik dianggap memiliki daya tarik yang bisa memuluskan beberapa usahanya.

Pada awal 1980-an, para peneliti ilmu sosial menemukan bahwa orang-orang yang menarik secara fisik tidak hanya dianggap lebih cerdas dan kompeten daripada rekan-rekan mereka yang kurang menarik, tetapi dianggap lebih kompeten di bidang yang sama sekali tidak terkait dengan daya tarik fisik, seperti misalnya mengemudikan pesawat terbang.

Studi penelitian lain diikuti, menunjukkan bahwa kita juga mengharapkan pria dan wanita yang menarik secara fisik menjadi lebih dapat dipercaya, dapat, lebih berpendidikan, lebih kuat, dan lebih bijaksana dibandingkan rekan lain yang dianggap kurang menarik.

Selain itu, penampilan fisik juga dianggap memiliki peluang menang lebih banyak dalam bidang politik.

Penelitian mengungkapkan bahwa orang yang memiliki paras menarik mendapat suara dua setengah kali lebih banyak dibandingkan orang yang kurang menarik dan para pemilih biasanya tidak menyadari perilaku bias tersebut.

Bahkan, para peneliti telah menemukan bahwa terdakwa kriminal laki-laki yang menarik dua kali lebih mungkin untuk mendapat keringanan hukuman dibanding penjahat yang tidak menarik. Itulah sebabnya pengacara pengadilan mendandani klien mereka.

Seperti yang ditulis Robert Cialdini : “Orang-orang berpenampilan baik menikmati keuntungan sosial yang sangat besar dalam budaya kita. Mereka lebih disukai, lebih persuasif, lebih sering dibantu, dan dilihat sebagai memiliki ciri kepribadian yang lebih diinginkan dan kapasitas intelektual yang lebih besar.”