Janin Menendang Jadi Momen Membahagiakan Ibu, Begini Fakta Ilmiah Dibaliknya!

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Selasa, 4 Desember 2018 | 16:44 WIB
Momen janin menendang membuat ibu bahagia, begini penjelasan ilmiahnya (iStockphoto)

 

Nakita.id - Bagi ibu hamil, gerakan janin dalam kandungan erat kaitannya dengan perkembangan bayi yang sehat.

Menendang rupanya merupakan salah satu mekanisme janin dalam mengeksplorasi dan belajar terkait lingkungannya.

Tendangan janin juga merupakan respon untuk Si Kecil akan suasana hati sang ibu seperti bahagia, sedih, stres dan sebagainya.

Menurut ahli, normalnya janin akan mulai menendang saat kehamilan memasuki usia minggu ke-14 untuk merespon situasi yang berada di luar tubuh ibu.

Hal ini akan terjadi hingga kehamilan memasuki usia 23-24 minggu atau ketika trimester ketiga kehamilan.

Menurut penelitian, ketika seorang wanita hamil merasakan tendangan dari bayinya yang belum lahir, kemungkinan besar bayi sebenarnya sedang belajar memetakan tubuhnya.

Baca Juga : Awet Muda Bak Gadis, Meriam Bellina Akui Pantang Konsumsi 5 Makanan Ini

Penelitian ini dilakukan oleh University College London, yang menganalisis gelombang otak dari 19 bayi berusia dua hari.

Beberapa bayi diantaranya adalah bayi yang lahir prematur, sehingga diasumsikan mereka masih berada di dalam rahim sang ibu.

Saat bayi menendang, tendangan tersebut akan mengaktifkan wilayah otak mereka yang berhubungan dengan kemampuan sensorik.

Kemampuan sensorik dianggap penting dalam membantu bayi mengenali tubuhnya sendiri.

Dalam penelitian ini, para peneliti mengukur gelombang otak yang dihasilkan saat bayi menendang selama matanya terpejam ketika tidur atau biasa disebut Rapid Eye Movement (REM).

Kondisi REM terjadi saat bayi sedang bermimpi dan otak bekerja sangat aktif.

Gerakan ini dapat terdeteksi dengan memantau gerakan mata dan anggota gerak bayi, serta tingkat pernapasan mereka.

Baca Juga : Istri Ernest Prakasa Ungkap Kisahnya Alami Depresi Pasca Melahirkan, Ini Cara Ia Mengatasinya

Selanjutnya, gelombang otak akan dinilai dengan melakukan tes EEG, yang melibatkan pemasangan sensor kecil ke kulit kepala yang menangkap sinyal-sinyal listrik yang dihasilkan oleh sel-sel otak.

Hasilnya menunjukkan, bahwa ketika bayi menendang mereka akan mengaktifkan area otak yang terhubung dengan sensoris atau dikenal dengan korteks somatosensori.

Ukuran gelombang otak dilihat pada ukuran terbesar pada bayi prematur, yang setara dengan usia kehamilan ibu saat memasuki trimester terakhir.

Gelombang otak tidak lagi dipicu oleh gerakan setelah bayi berubah beberapa minggu.

Studi menarik ini dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports dan dipimpin oleh ahli klinis penelitian Kimberley Whitehead.

"Gerakan spontan dan umpan balik akibat dari lingkungan selama periode perkembangan awal diketahui diperlukan untuk pemetaan otak yang tepat pada hewan seperti tikus.

Di sini kami menunjukkan bahwa ini mungkin berlaku pada manusia juga", tutur penulis studi Dr Lorenzo Fabrizi.

Baca Juga : Kanker Tulang Renggut Nyawa Sang Ayah, Nia Ramadhani Dapat Wasiat Agar Tak Lakukan 2 Hal Ini!

Penelitian ini juga menunjukkan, umumnya ibu hamil akan merasakan tendangan janin bergerak antara 6 dan 24 minggu.

Gerakan dapat digambarkan sebagai apa pun dari tendangan, flutter, desir atau berguling, yang dapat berubah saat kehamilan berlangsung

“Kami pikir temuan ini memiliki implikasi untuk menyediakan lingkungan rumah sakit yang optimal untuk bayi yang lahir lebih awal sehingga mereka menerima masukan sensorik yang sesuai.

Sebagai contoh, beberapa bayi yang berada di ranjang memungkinkan mereka untuk "merasakan" permukaan ketika tungkai mereka menendang, seolah-olah mereka masih di dalam Rahim", ucap Whitehead.

“Karena gerakan yang kami amati terjadi selama tidur, hasil kami mendukung penelitian lain yang menunjukkan bahwa tidur harus dilindungi pada bayi baru lahir, misalnya dengan meminimalkan gangguan yang terkait dengan prosedur medis yang diperlukan,” lanjutnya.

Menurut data, sebanyak 60.000 bayi lahir prematur setiap tahun di Inggris, yang diperkirakan berusia sebelum 37 minggu.

Sementara itu, sekira 15 juta bayi juga lahir secara prematur di negara adidaya Amerika Serikat.