Jeritan Hati Istri Korban Pembantaian di Nduga Papua, Punya Firasat Ini Sebelum Suami Meninggal

By Kirana Riyantika, Minggu, 9 Desember 2018 | 15:49 WIB
Aparat keamanan mengevakuasi jenazah di Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga (dok Polda Papua)

Harapan Samuel bisa berkumpul merayakan Natal bersama di Jahab, seketika sirna.

Kenangan hidup bersama Samuel, menjadi tangis pilu seluruh keluarga.

Hanya doa, dan keyakinan perlindungan Tuhan yang menjadi kekuatan Agus untuk tetap hidup melanjutkan perjuangan membesarkan anak-anaknya seorang diri.

“Saya ikhlas, dia pergi. Saya yakin Tuhan sedang menuntunnya menuju surga. Saya percaya, Tuhan tidak akan membiarkan saya dan anak-anak kelaparan. Kami akan tetap berjuang untuk dia,” katanya.

Agus belum memastikan kapan Samuel akan dikebumikan. Agus masih menunggu kedatangan keluarga besar Samuel dari tana Toraja.

Baca Juga : Foto Pernikahan Ketiga Daus Mini yang Sakral, Segini Mahar yang Diberikannya

Rencananya, setelah kumpul dan rapat keluarga, barulah Samuel dapat dikuburkan dengan prosesi adat Toraja.

“Belum tau kapan dikuburkan, karena keluarga di Toraja masih dalam perjalanan. Nanti malam, baru akan kami pindahkan almarhum ke peti yang kami siapkan,” sebutnya.

Disinggung masalah tali asih dari PT Istaka Karya, Agus belum bisa memastikan.

Sebab, dia masih merasa kehilangan dan tidak bisa berfikir masalah tali asih.

“Ini jenazah baru datang, keluarga masih urus penguburan dan lain-lain. Mungkin nanti baru difikirkan,” pungkasnya.

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Dia Laki-laki Terbaik, Bapak Terhebat dan Suami yang Luar Biasa...""