Pasca Kuret, Bagaimana Perawatan Yang Benar?

By Soesanti Harini Hartono, Senin, 18 September 2017 | 10:30 WIB
Biasanya dokter meminta Ibu untuk kontrol kembali 7 hari (semingu) setelah kuret. (Santi Hartono)

Nakita.id.- Kuretase atau dilatasi atau yang dikenal awam sebagai kuret adalah tindakan bedah berupa pengerukan dinding rahim. Ada beberapa tujuan kuret, seperti kuret untuk mengatasi plasenta yang melekat pada rahim, hamil anggur, dan perdarahan setelah lewat menopause.

Namun yang dibahas di sini adalah kuret untuk membersihkan rahim dari sisa-sisa janin dan jaringan yang tidak tumbuh akibat kehamilan yang gagal berkembang.

Kuret penting dilakukan supaya kesehatan Ibu, terutama organ reproduksinya, kembali pulih. Jika sisa-sisa janin dibiarkan di dalam rahim, selain muncul gangguan kesehatan, seperti: perdarahan dan sakit perut, juga dikhawatirkan akan muncul penyakit berbahaya, semisal kanker.

Jika rahim sudah bersih dari sisa jaringan kehamilan sebelumnya, Ibu bisa mempersiapkan dan mendapatkan kehamilan kembali.

Baca juga: Trik Agar Kembali Subur Setelah Keguguran

Namun, Ibu juga perlu memahami, kuret adalah tindakan medis yang membutuhkan pembiusan dan pembedahan, sehingga bisa saja menimbulkan efek setelahnya. Pascakuret Ibu bisa mengalami perdarahan, tubuh tidak nyaman dan lemas,  rasa tidak nyaman di perut, gangguan siklus menstruasi, bahkan infeksi. Jangan khawatir, dengan melakukan perawatan yang baik, itu semua bisa diatasi.

Apa saja perawatan pasca kuret, berikut yang disarankan oleh dr. Bambang Fajar, SpOG RS Internasional Bintaro Tangerang Banten;

Baca juga: Yang Perlu Dilakukan Untuk Mengatasi Kesedihan Setelah Keguguran

- Bedrest . Usai menjalani kuret, biasanya kondisi tubuh Ibu lemah. Jika sangat lemah, dokter akan menyarankan bedrest, bisa di rumah sakit atau di rumah. Jikapun sudah diizinkan pulang, bukan berarti Ibu boleh langsung beraktivitas berat. Berisitirahatlah lagi selama 5—7 hari dan hindari aktivitas berat agar luka rahim dapat sembuh dengan baik.

- Konsumsi makanan bergizi seimbang. Ibu anjurkan mengonsumsi makanan yang beraneka ragam dan bervariasi, terdiri atas makanan sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Supaya luka di rahim cepat kering, Ibu bisa mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi, seperti: telur, ikan, daging, dan kacang-kacangan. Ingatlah selalu untuk makan sayur dan buah yang mengandung tinggi serat supaya BAB lebih lancar.

- Kontrol ke dokter . Biasanya dokter meminta Ibu untuk kontrol kembali 7 hari (semingu) setelah kuret. Sebaiknya Ibu patuhi meski sudah merasa sehat. Dokter akan memastikan apakah Ibu sudah benar-benar sehat lewat beberapa pemeriksaan.

Akan tetapi, jika Ibu mengalami perdarahan banyak, baiknya segera periksakan ke dokter meski jadwalnya belum tiba. Sebenarnya, wajar saja terjadi perdarahan usai kuret. Biasanya darah masih akan keluar sedikit demi sedikit lewat vagina hingga 7—10 hari pascakuret. Namun, jika darah yang keluar banyak disertai nyeri di perut bagian bawah, mungkin saja telah terjadi infeksi. Jika benar, Ibu akan diberikan antibiotik.

- Tunda berhubungan seks. Sebaiknya Ibu tunda berhubungan seks selama proses penyembuhan, minimal hingga 40 hari pascakuret. Soalnya, hubungan intim dapat memicu kontraksi dan memunculkan perdarahan. Dimohon pengertian Ayah untuk hal ini, ya.

Dengan menjalani perawatan yang baik dan mematuhi anjuran dokter, terutama untuk Ibu yang harus bedrest, maka bisa segera pulih. Sementara kondisi rahim akan kembali normal, umumnya setelah tiga bulan. Tanyakan kepada dokter, bagaimana bisa merencanakan kehamilan kembali. (*)