Dukung Gerakan Menuju 100 Smart City, Kabupaten dan Kota di Indonesia Genjot Mobilitas Masyarakat

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Rabu, 12 Desember 2018 | 20:41 WIB
Dukung Gerakan Menuju 100 Smart City, KKabupaten dan Kota di Indonesia Genjot Mobilitas Masyarakat (Istimewa)

Nakita.id - Gerakan Menuju 100 Smart City, program yang dibangun besama oleh Kementerian dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan, merupakan gerakan yang bertujuan membimbing Kabupaten/Kota dalam menyusun Masterplan Smart City agar bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing daerah.

Sebuah kota dapat dikatakan Smart City jika di dalamnya lengkap dengan infrastruktur dasar, juga memiliki sistem transportasi yang lebih efisien dan terintergrasi, sehingga meningkatkan mobilitas masyarakat.

Konsep itu juga menciptakan kualitas hidup masyarakat yang terus meningkat, rumah dan bangunan yang hemat energi, bangunan ramah lingkungan dan memakai sumber energi terbarukan.

Di era sekarang ini, kemajuan teknologi menjadi salah satu cara Kabupaten/Kota sebagai salah satu faktor yang dapat dimaksimalkan di berbagai sektor.

Pada 12-13 Desember ini, 50 Kabupaten/Kota hadir di ICE BSD, Tangerang Selatan, untuk mempresentasikan rencana induk(masterplan) yang telah mereka susun dalam satu tahun terakhir.

Dalam rangka mendukung Gerakan Menuju 100 Smart City, Kabupaten/Kota berlomba untuk menjadikan wilayahnya masuk termasuk ke dalam jajaran 24 Kota Smart City.

1. Surakarta

Walikota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo

Walikota Surakarta, Jawa Tengah, FX Hadi Rudyatmo atau yang akrab disapa Rudy akan memaparkan tentang jawaban mengenai permasalahn sampah yang marak di Surakarta.

Langkah pertama adalah dengan mengurangi tempat pembuangan sementara sampah.

Untuk menjawab masalah tersebut, Pemkot Surakarta memperbanyak armada pengumpulan sampah keliling, mulai dari truk sampah sampai gerobak motor.

Selain itu, Bekas TPA juga diubah menjadi ruang publik sehingga masyarakat Surakarta dapat menikmati suasana kota dengan nyaman.

Inovasi lain yang digalakkan Pemkot Surakarta adalah Tape Pasar (Teknologi Aplikasi e-Retribusi Pasar), yang merupakan sistem retribusi secara elektronik bagi pedagang di berbagai pasardi Kota Surakarta.

Solusi ini memudahkan pedagang membayar retribusi secara elektronik menggunakan alat khusus yang disediakan di area pasar.

Adanya solusi tersebut, pendapatan Pemkot Surakarta dari retribusi meningkat setelah implementasi Tape Pasar ini.

Baca Juga : Banjir Pesohor Tanah Air dan Puluhan Lamborghini Serta Porsche, Pernikahan Mewah Bos Baja di Solo Pecahkan Rekor MURI

2. Boyolali

Abdul Rahman, Dinas Komunikasi dan Informatika

Selain Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang merupakan kabupaten penghasil susu ini juga tengah menggenjot Gerakan Menuju 100 Smart City.

Kabupaten Boyolali menggalakkan Simapi (Sistem Informasi Sapi) yang merupakan sistem informasi terkait sapi.

"Simapi ini bisa dianalogikan sebagai KTP-nya sapi," Abdul Rahman selaku Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Boyolali.

Saat ini di Kabupaten Boyolali ada 9000 komunitas yang masing-masing mengelola ratusan ekor sapi sehingga dibutuhkan sistem yang bisa mengelola dan mengumpulkan data sapi secara efektif.

Melalui Simapi, setiap tubuh sapi tersebut, dipasang barcode yang menunjukkan identitas sapi, sehingga dapat dipantau produksi susu dan juga kesehatan sapi tersebut.

Selain produk susu, sapi yang ada di Kabupaten Boyolali juga dikonsumsi sebagai daging di Jawa Tengah, seperti Kudus, Semarang, atau Sukoharjo.

Ke depan, data dari Simapi ini akan diintegrasikan dengan Pemotongan Hewan (RTH) yang ada di seputar Boyolali ini. Jadisapi pedaging yang diperjualbelikan dapat diketahui sejarah dan kualitasnya.

Baca Juga : Miris! Dua Anak di Boyolali Meninggal Dunia Akibat Memakai Pestisida untuk Basmi Kutu Rambut

3. Mataram

Lalu Martawang

Beberapa waktu lalu, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat mengalami bencana gempa bumi.

Untuk itu, pemerintah setempat kini berbenah diri dan berusaha mengantisipasi adanya bencana melalui teknologi.

Hal pertama yang dibutuhkan saat terjadi gempa bukan selimut ataubahan makanan, melainkan informasi.

Informasi dirasa penting agar masyarakat bisa merencanakan apa yang mereka butuhkan.

Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Mataram sendiri saat ini sedang menyiapkan aplikasi kebencanaan yang bisa diakses melalui smartphone.

Aplikasi ini menyajikan informasi yang lengkap terkait kebencanaan, seperti jenis bencana, jalur evakuasi, sampai posko sebagai tempat perlindungan diri.

Selain itu, Kota Mataram juga menyiapkan aplikasi Pasar Rakyat.

Melalui aplikasi ini, termuat informasi menyeluruh terhadap pasar tersebut, mulai dari profil pasar, produk yang dijual, serta harga produk di pasar tersebut, sehingga Pemerintah ingin transparan terhadap masyarakat.

Semua inisiatif tersebut diharapkan dapat mewujudkan cita-cita Pemerintah Kota Mataram untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.

Baca Juga : Belum Pulih Dukanya, Korban Gempa Lombok Antusias Donasikan Rp37 Juta Untuk Palu

4. Yogyakarta

Pemerintah Yogyakarta

Sama dengan ketiga daerah di atas, Pemerintah Kota Yogyakarta juga turut andil dalam Gerakan Menuju 100 Smart City dengan meluncurkan aplikasi Jogja Smart Service (JSS).

Aplikasi ini berbasis Single Window dan Single Sign In, sehingga masyarakat Yogyakarta cukup login menggunakan NIK untuk mengakses seluruh layanan dari Pemkot Yogyakarta.

Menariknya lagi, aplikasi ini tak hanya bisa dimanfaatkan warga Kota Yogyakarta saja, tapi juga oleh turis atau pengunjung Kota Pelajar ini untuk mendapatkan informasi lengkap tentang Kota Yogyakarta #Menuju100SmartCity2018.

Sudahkah Moms mendukung Gerakan #Menuju100SmartCity2018?

Baca Juga : Tanpa Pacaran, Pasangan di Yogyakarta Ini Menikah dengan Mahar Ikrar Sumpah Pemuda