Pemeriksaan Kehamilan Trimester 3 : Ini Daftar Tes yang Harus Diketahui Ibu Hamil

By Nila Kusuma Pratiwi, Sabtu, 22 Desember 2018 | 21:12 WIB
Daftar pemeriksaan kehamilan trimester 3 (iStock)

Nakita.id - Pada pemeriksaan kehamilan trimester 3, dokter mungkin menyarankan agar Moms melakukan tes diagnosis tertentu.

Pemeriksaan kehamilan trimester 3 ini aman untuk memastikan kesehatan Moms dan bayi yang optimal.

Berikut 7 pemeriksaan kehamilan trimester 3 yang paling umum diberikan untuk ibu hamil :

Baca Juga : Pemeriksaan Kehamilan Trimester 2: Ini Tes yang Dibutuhkan Ibu Hamil

Skrining Streptokokus Grup B (SGB)

Streptokokus Grup B (SGB) adalah jenis bakteri yang dapat ada di saluran reproduksi perempuan tanpa menyebabkan gejala.

Streptokokus Grup B (SGB) juga dapat memiliki konsekuensi serius pada bayi yang menyebabkan infeksi mengancam jiwa pada bayi yang baru lahir, termasuk meningitis, pneumonia, dan sepsis.

Pengujiannya sederhana dan melibatkan pengambilan sampel dari vagina dan dari dubur dengan kapas.

Jika hasil tes positif, Moms akan diberikan antibiotik selama persalinan untuk mengurangi kemungkinan infeksi pada bayi.

Tes ini biasanya dilakukan antara minggu ke-35 dan ke-37 kehamilan dan harus dilakukan pada kehamilan berikutnya bahkan jika hasil negatif pada kehamilan pertama.

Baca Juga : Pemeriksaan Kehamilan Trimester 1 yang Harus Dilakukan Ibu Hamil

Pemantauan detak jantung janin

Pemantauan detak jantung janin sering dilakukan untuk memastikan bahwa bayi sehat.

Hal ini dapat dilakukan setiap saat setelah minggu ke-20 kehamilan selama pemeriksaan prenatal.

Non-Stress Tset (NST)

Non-Stress Tset (NST) melibatkan monitor janin untuk mengukur denyut jantung bayi saat bergerak.

Ini disebut "nonstress" karena tidak ada tekanan yang ditempatkan pada janin untuk tes.

Tes ini dilakukan setiap minggu pada kehamilan berisiko tinggi.

Hal ini dilakukan setelah minggu ke-28 kehamilan, meskipun paling sering setelah 32 minggu.

Tes ini biasanya 20 hingga 32 menit.

Non-Stress Tset (NST) dapat dilakukan jika Moms merasa bayi tidak bergerak normal, jika Moms melewati batas waktu, atau jika dokter Moms ingin memastikan plasenta sehat dan berfungsi dengan baik.

Tidak ada risiko dari Non-Stress Tset (NST) untuk ibu dan janin.

Baca Juga : Mempersiapkan Kehamilan untuk Wanita Dengan Diabetes, Catat 5 Hal Ini

Tes profil biofisik

Tes profil biofisik menggabungkan Non-Stress Tset (NST) dengan pemeriksaan USG untuk evaluasi yang lebih tepat.

Tes stres kontraksi

Tes stres kontraksi seperti Non-Stress Tset (NST), mengukur denyut jantung janin.

Namun, dalam tes ini, detak jantung bayi diukur sebagai respons terhadap kontraksi uterus yang didapat dengan pemberian oksitosin (pitocin) atau dengan stimulasi puting.

Tes ini kadang-kadang disebut sebagao tes tantangan oksitosin.

Biasanya, aliran darah melambat selama kontraksi, tetapi jika plasenta berfungsi dengan baik, detak jantung bayi tetap stabil.

Jika ada fungsi plasenta yang buruk, detak jantung bayi akan melambat sementara setelah kontraksi.

Melihat denyut bayi dalam menanggapi kontraksi uterus dapat membantu dokter memperkirakan bagaimana bayi akan merespons tekanan yang dialami selama persalinan.

Baca Juga : Kehamilan Tak Diinginkan : Ini penyebab dan Cara Mengatasinya!

Amniosentesis

Meskipun amniosentesis (pengangkatan sampel cairan ketuban dengan jarum yang panjang dan tipis) paling sering dilakukan selama trimester kedua, ada beberapa kondisi yang mungkin memerlukan amniosentesis di kemudian hari.

Kondisi ini termasuk kekhawatiran chorioamnionitis atau risiko persalinan prematur karena cairan amniosentesis dapat digunakan untuk memperkirakan kematangan paru-paru janin.

Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG dapat dilakukan pada trimester ketiga jika diperlukan untuk membantu mengevaluasi pertumbuhan janin dan mencari masalah dengan plasenta.