Ini 9 Gejala Diabetes pada Pria yang Sering Diabaikan, Salah Satunya Disfungsi Ereksi

By Poetri Hanzani, Sabtu, 22 Desember 2018 | 12:27 WIB
Ini 9 gejala diabetes pada pria yang sering diabaikan, salah satunya disfungsi ereksi (iStockphoto)

Nakita.id - Diabetes salah satu penyakit yang patut diwaspadai oleh semua orang, baik wanita maupun pria.

Lebih dari 86 juta orang dewasa di Amerika Serikat menderita prediabetes, dan 90 persen di antara mereka tidak mengetahuinya.

Padahal, penderita prediabetes memiliki risiko lebih besar mengidap diabetes tipe 2.

Bahkan mengarah pada penyakit jantung dan stroke.

Pada pria khususnya, gejala diabetes seringkali tidak disadari.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Indonesia Peringkat 6 Penderita Diabetes di Dunia!

Hal ini tentu bisa berbahaya jika Dads terus menerus membiarkannya tanpa pengobatan yang tepat.

Berikut beberapa gejala diabetes pada pria: 

1. Disfungsi ereksi

Akibat kerusakan saraf dan arteri yang dipicu oleh gula darah tinggi secara terus-menerus, diabetes dapat meningkatkan kemungkinan pria mengalami disfungsi ereksi.

Studi dalam Journal of International Medical Research menemukan, 89 persen pria yang mengalami sindrom metabolik akan mengalami disfungsi ereksi.

"Seorang pria akan segera menyadari ada sesuatu yang salah dan mencari bantuan," kata Margaret Eckert-Norton, RN, PhD, CDE, ketua Endocrine Society’s Advocacy and Public Outreach Core Committee dan associate professor di St. Joseph's College di kota New York, dilansir dari laman reader's digest.

Ia juga menambahkan, ada pengobatan yang efektif untuk diabetes dan disfungsi ereksi. 

2. Infeksi ragi

Infeksi ragi salah satu gejala diabetes pada pria yang kerap tidak disadari.

Kadar gula darah yang lebih tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan ragi dan infeksi.

“Ini adalah infeksi ragi yang serupa dengan yang didapatkan oleh wanita,” kata Eckert-Norton.

Ia mengatakan, pria dapat mengembangkan infeksi ini di bawah kulit pada organ vital mereka, terutama jika tidak disunat.

Baca Juga : Ini Kondisi Bayi yang Berisiko Mengalami Gangguan Retina dan Kebutaan Permanen

3. Sering buang air kecil

Sering buang air kecil juga menjadi gejala diabetes pada pria.

Meski Dads tidak memerhatikannya di siang hari, namun bisa mengetahuinya di malam hari terutama jika terbangun setiap beberapa jam sekali.

Lebih dari itu, Eckert-Norton mengatakan hal ini juga bisa disebabkan oleh pembesaran prostat.

4. Kelelahan

Terbangun di malam hari dan terus menerus pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil akan membuat Dads lelah.

Akan tetapi, kelelahan mungkin juga disebabkan oleh naiknya gula darah.

"Kadar insulin yang tepat "memungkinkan glukosa untuk masuk ke dalam sel dari aliran darah dan menyumbangkan energi yang dibutuhkan tubuh Anda untuk berfungsi," kata Eckert-Norton.

"Pasien saya merasa lelah hingga satu tahun sebelum diagnosis diabetes," tambahnya.

Oleh karena itu, jika kelelahan semakin meningkat maka segera periksa ke dokter.

5. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah keluarga Dads memiliki riwayat penyakit diabetes tipe 2?

Jika iya, hal ini mungkin jadi salah satu gejala awal diabetes pada pria, dan bukan tidak mungkin kondisi ini akan berkembang di kemudian hari.

Faktanya, dalam sebuah penelitian pada 8.000 orang, mereka yang memiliki riwayat keluarga diabetes tipe 2 memiliki risiko 26 persen, pada penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Diabetologia tahun 2013.

Maka dari itu, penting mendapatkan pemeriksaan rutin di dokter untuk memantau kadar glukosa darah seperti a1c, ukuran kadar gula darah selama periode tiga bulan.

6. Berat badan bertambah

Kenaikan berat badan hal yang normal seiring bertambahnya usia.

Meski begitu, Dads harus tetap waspada.

Penelitian di BMJ Open pada 2016 menemukan bahwa berat badan pria cenderung bertambah lebih sedikit daripada wanita ketika mereka menderita diabetes.

Dalam hal ini, selain napsu makan menjadi tidak sehat ketika gula darah tidak normal, tetapi pilihan gaya hidup juga bisa memperburuknya, seperti mengonsumsi minuman beralkohol.

Baca Juga : Kisah Anak Durhaka Sebagai Perenungan di Hari Ibu, Sudahkah Berlaku Baik pada Ibu?

"Ketika itu terjadi dalam konteks prediabetes atau diabetes, itu dapat memicu konsekuensi metabolisme yang buruk," kata Eckert-Norton.

Sebab, alkohol tidak hanya beracun bagi pankreas, yang membantu tubuh mempertahankan kadar gula darah, tetapi juga mengandung kalori dan karbohidrat yang berkontribusi menambah berat badan.

7. Nyeri dada saat berolahraga

Masalah metabolisme yang terkait dengan prediabetes, seperti tekanan darah tinggi, mengembangkan risiko nyeri dada atau iskemia.

Meski olahraga penting, namun menyeimbangkan antara waktu luang dan olahraga menjadi kunci penting.

8. Ejakulasi dini

Ketika menderita disfungsi ereksi, Dads juga memiliki sindrom metabolik (yang menempatkan pada risiko diabetes tipe 2) yang terkait dengan ejakulasi dini.

Sebuah penelitian di Urologi Eropa, 23 persen pasien yang diteliti melaporkan ejakulasi dini dan 5 persen diantaranya mengalami ejakulasi tertunda.

Para peneliti mengungkapkan, perubahan gaya hidup seperti penurunan berat badan dan olahraga, jadi cara yang tepat untuk mencegahnya.

Baca Juga : BERITA POPULER: Momen Haru Kepulangan Gading ke Rumah Gisel Hingga Gejala Leukemia yang Diabaikan

9. Tidak ada gejala

Bila Dads berada dalam tahap prediabetes, gejala diabetes mungkin tidak akan dirasakan selama bertahun-tahun.

"Rata-rata, orang mengetahui terkena diabetes “selama enam hingga tujuh tahun sebelum diagnosis. Namun, ini langkah yang lambat," kata Eckert-Norton.

Sebuah studi tahun 2017 mengungkapkan, hanya 6 persen dari dokter perawatan primer yang dapat menunjukkan dengan tepat semua faktor risiko diabetes, sehingga akan menyarankan seseorang untuk menjalani skrining.

Maka dari itu, bila Dads mengalami gejala diabetes, segera temui dokter.

Karena, ketika Dads memiliki prediabetes, kadar glukosa darah akan naik, tetapi tidak cukup tinggi untuk mendiagnosis diabetes secara menyeluruh.

Eckert-Norton mengatakan, perubahan ini juga dapat dikaitkan dengan penyakit jantung.

"Pria mendapatkan penyakit jantung lebih awal daripada wanita, jadi Anda harus pergi ke pemeriksaan rutin dan di skrining, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga hipertensi, penyakit jantung, atau diabetes," jelasnya.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Ibu Hamil Ingin Liburan Naik Mobil atau Kereta? Berikut Cara Amannya!