Masa Kelam 'Hari Ibu', Ketika Pencetusnya Anna Jarvis Justru Merasa Gagal Atas Usahanya Karena Komersil

By Rosiana Chozanah, Sabtu, 22 Desember 2018 | 20:44 WIB
Anna Jarvis, pelopor adanya Hari Ibu di seluruh dunia (Today.com)

Nakita.id - Apa yang sudah Moms lakukan pada 22 Desember ini untuk merayakan Hari Ibu dengan Si Kecil?

Ya, semua masyarakat di Indonesia pada Sabtu (22/12) ini tengah berbahagia merayakan Hari Ibu.

Terlepas dari itu, apakah Moms tahu bagaimana asal muasal Hari Ibu? 

Baca Juga : Cerita Nadia Murad, Perempuan yang Pernah Dijadikan Budak Seks oleh ISIS Secara Kejam!

Mengapa ada hari spesial untuk memeringati dan merayakannya?

Melansir laman Kompas.com, Anna Jarvis merupakan perempuan pertama yang mempopulerkan Hari Ibu.

Awalnya Hari Ibu ini bukan dipersembahkan untuk para Ibu, melainkan ungkapan berkabung bagi perempuan yang telah ditinggal suaminya semasa perang dunia.

Berawal pada 1850-an, saat itu Jarvis dan organisasinya bernama Ann Reeves Jarvis menggelar acara Hari Ibu dengan mendirikan sebuah klub kerja.

Kelompok kerja itu mengemban misi untuk memperbaiki sanitasi dan menurunkan angka kematian bayi.

Ann Reeves Jarvis menekan angka kematian bayi dengan melawan penyakit dan mengurangi pencemaran pada susu.

Menurut sejarawan Katharine Antolini dari West Virginia Wesleyan College, Ann Reeves Jervis juga merawat tentara yang terluka selama Perang Saudara di AS pada 1861 hingga 1865.

Pada tahun-tahun sesudah perang Jarvis dan perempuan lainnya menyelenggarakan piknik Hari Persahabatan Ibu dan menggelar acara lain sebagai strategi mendamaikan pihak yang bertikai.

Baca Juga : Momen Hari Ibu, Tantri 'Kotak' Mengaku Sulit Jadi Ibu Rumah Tangga

Pada 1870, Jarvis memulai Hari Persahabatan Ibu untuk seluruh warga negara.

Di sisi lain, komposer "The Battle Hymn of The Republic", Julia Ward Howe, menerbitkan 'Proklamasi Hari Ibu' yang banyak dibaca di tahun yang sama.

Isi proklamasi tersebut adalah meminta perempuan untuk mengambil peran politik aktif dalam mempromosikan perdamaian.

Jarvis mempunyai peran besar dalam menyebarkan Hari Ibu walau dirinya tidak pernah mempunyai anak.

Baca Juga : Tenggelamkan dan Bakar Putrinya yang Masih 4 Tahun Hingga Meninggal, Sang Ibu: 'Ini Perintah Tuhan!'

Kematian Ibunya pada 1905 membuatnya terinspirasi untuk mengatur peringatan Hari Ibu yang pertama kali dilakukan pada 1908.

Pada 10 Mei 1908, seluruh keluarga berkumpul di acara Jarvis's hometown of Grafton, West Virgina, tepatnya di sebuah gereja yang sekarang bernama Mother's Day Shrine atau Kuil Hari Ibu.

Kuil Hari Ibu juga didirikan di Philadelpia, tempat Jarvis tinggal pada waktu itu.

Berkat usaha Jarvis, Hari Ibu dirayakan di sejumlah kota dan di seluruh negara bagian AS.

Hingga pada 1914, Presiden AS, Woodrow Wilson, secara resmi menyatakan Hari Ibu di AS jatuh pada hari Minggu kedua Mei.

Sang Presiden juga menetapkan Hari Ibu sebagai hari libur.

Makna berganti, penulis buku 'Memorializing Motherhood: Anna Jarvis and the Defense of Her Mother's Day', Antolini mengatakan bahwa Hari Ibu untuk merayakan ibu terbaik bagi setiap orang.

"Hari Ibu bukan untuk merayakan semua ibu, itu untuk merayakan ibu terbaik yang pernah kau kenal, ibumu sendiri," ucap Antolini.

Sayangnya perayaan Hari Ibu justru sempat membuat Jarvis merasa gagal.

Baca Juga : Akibat Dibully Warganet, Putri Sulung Ussy Sulistiawaty Rela Lakukan Hal Ini Agar Punya Tubuh Kurus Seperti Ibunya

Sebab gagasan Jarvis mengenai Hari Ibu ternyata menjadi tambang komersil, seperti adanya pembelian serta pemberian bunga, permen dan kartu ucapan.

Bagi Jarvis, hal ini sangat mengganggu.

Dia mulai mendedikasikan dirinya dan warisan besarnya untuk mengembalikan makna terhormat dari adanya perayaan Hari Ibu ini.

Anna Jarvis bergabung dengan the Mother's Day International Association dan berusaha mengembalikan makna asli Hari Ibu.

Dia melakukan gerakan boikot, mengancam tuntutan hukum, dan bahkan memprotes Ibu Negara Eleanor Roosevelt karena menggunakan Hari Ibu untuk mengumpulkan dana amal.

"Pada tahun 1923 dia memprotes konvensi penjual manisan di Philadelphia" kata Antolini.

Pada 1925 Jarvis pernah juga memprotes organisasi The American War Mothers yang menggunakan Hari Ibu untuk penggalangan dana, dan menjual anyelir setiap tahun.

"Anna membenci itu, jadi dia memprotes konvensi 1925 di Philadelphia dan benar-benar ditangkap karena dianggap mengganggu konvensi," ucap Antolini.

Usaha keras Jarvis untuk mereformasi Hari Ibu berlanjut sampai setidaknya awal 1940an.

Baca Juga : Beda dari Perempuan Biasanya, DJ Butterfly Ungkap Alasan Dirinya Suka dengan Andri Tanu Wijaya, Pria Asal Indonesia!

Pada 1948 dia meninggal di usia 84 Tahun di Philadelphia's Marshall Square Sanitarium.

"Perempuan ini, yang meninggal tanpa uang sepeser pun di sebuah sanatorium dalam keadaan demensia, adalah seorang wanita yang bisa mendapatkan keuntungan dari Hari Ibu jika dia mau," kata Antolini.

"Tapi dia mencerca orang-orang yang melakukannya, dan dia membayar mahal atas semua usahanya, baik secara fisik maupun finansial," tambahnya.

Hari libur yang digagas Anna Jarvis telah menyebar ke sebagian besar dunia, meski dirayakan dengan antusiasme yang bervariasi, dalam berbagai cara, dan di hari yang berbeda.

Sedangkan di Indonesia, Hari Ibu lebih menyoroti peran perempuan dalam membangun bangsa.

Baca Juga : Seorang Pria Jual 'Tubuh' Sang Istri dengan Bayaran Rp77 Ribu!

Ketika Kongres Perempuan Indonesia III tahun 1938 memutuskan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu, para pencetus tengah memperjuangkan kemerdekaan, dan perbaikan keadaan perempuan Indonesia.