Tsunami Banten: Bukan Karena Gempa, Tapi Oleh Fenomena Langka

By Maharani Kusuma Daruwati, Minggu, 23 Desember 2018 | 08:54 WIB
Gelombang pasang di Anyer dan Lampung (Kompas.com)

Nakita.id - Sabtu (22/12/2018) malam, wilayah Banten dan sekitarnya baru saja dilanda bencana.

Gelombang pasang yang tinggi menerjang sebagian wilayah pesisir pantai tersebut.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gelombang tinggi yang menerjang Banten dan sekitarnya merupakan tsunami.

Baca Juga : Tak Bisa Buat SIM dan Paspor Jika Belum Jadi Peserta BPJS Kesehatan Per Januari 2019 , Benarkah?

Melansir dari Kompas.com, gelombang pasang tersebut naik ke daratan terjadi pada pukul 21.15 WIB.

Awalnya, baik pihak BMKG maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sempat menyatakan bahwa kejadian tersebut bukanlah tsunami.

Namun, setelah dilakukan pengamatan lebih lanjut baru ditemukan data bahwa gelombang pasang tersebut termasuk dalam golongan tsunami.

Baca Juga : Tsunami Banten: Selain Band Seventeen, Rombongan Kemenpora Menjadi Korban Tsunami di Tanjung Lesung

Melansir Kompas.com, meski menyatakan tsunami, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rachmat Triyono menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada aktivitas seismik atau gempa di sekitar lokasi gelombang tinggi.

Melalui siaran pers yang dibagikan di Twitter resminya, BMKG menyatakan bahwa tsunami yang terjadi tidak dipicu karena gempa bumi.

"Siaran Pers : Peristiwa Tsunami di Pantai Barat Banten Tidak Dipicu oleh Gempabumi," terangnya.

BMKG pun menyatakan dugaan hal yang menyebabkan tsunami Banten tersebut.

Menurut penjelasannya, tsunami yang terjadi ini diduga akibat adanya aktivitas di gunung Anak Krakatau.

Baca Juga : Manggung di Banten, Grup Band Seventeen Kabarkan Kondisinya: 2 Anggota Meninggal Dunia, Istri Ifan Seventeen Belum Ditemukan

BMKG pun masih akan terus melakukan verifikasi lebih lanjut mengenai hal tersebut.

"UPDATE: Gelombang pasang di Anyer dan sekitarnya memang bukan tsunami karena aktivitas gempa tektonik. Namun hal tersebut DIDUGA tsunami akibat aktivitas gunung Anak Krakatau, setelah mendapat data dari Badan Geologi. akan melakukan verifikasi lanjutan mengenai fenomena ini," keterangan tertulis BMKG di Twitter.

Penyebab tsunami Banten

Baca Juga : Terbuat dari 30 Ribu Botol Bekas, Begini Nyamannya Rumah Ridwan Kamil yang Unik

Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui Twitter pribadinya.

Melalui keterangan yang diberikan Sutopo, penyebab terjadinya tsunami di Pandeglang dan Lampung tersebut adalah karena kombinasi longsor bawah laut akibat adanya erupsi Gunung Anak Krakatau serta gelombang pasang saat purnama.

Baca Juga : Tsunami Banten: 20 Orang Meninggal, Ratusan Orang Luka-Luka, 2 Orang Hilang, Bangunan dan Kendaraan Rusak Parah

"Penyebab tsunami di di Pandeglang dan Lampung Selatan adalah kemungkinan kombinasi dari longsor bawah laut akibat pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang saat purnama. BMKG masih meneliti lebih jauh untuk memastikan penyebab tsunami," jelas Sutopo.

Ia pun juga mengatakan bahwa fenomena tsunami di Selat Sunda ini termasuk kejadian langka, Moms.

Disebut langka karena erupsi letusan Gunung Anak Krakatau ini terbilang kecil dan tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan.

Selain itu juga tidak ada gempa yang memicu terjadinya tsunami itu.

Baca Juga : Anyer dan Lampung Diterjang Tsunami, Permukiman Rusak dan Ada Korban Jiwa

"Feomena tsunami di Selat Sunda termasuk langka. Letusan Gunung Anak Krakatau juga tidak besar. Tremor menerus namun tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan. Tidak ada gempa yang memicu tsunami saat itu," terangnya.

Sehingga cukup sulit menemukan penyebab awal terjadinya tsunami.

"Itulah sulitnya menentukan penyebab tsunami di awal kejadian," ungkapnya.

Baca Juga : Sosok Ferly Putra, Aktor Tampan yang Dikabarkan Pernah Jadi Brondong Andi Soraya