Tsunami Banten, Erupsi Gunung Anak Krakatau: Kewaspadaan Wisatawan dan Pengelola Tempat Menginap Tidak Maksimal?

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Minggu, 23 Desember 2018 | 15:24 WIB
Penginapan dan kendaraan menginap juga terkena dampak (Pusdalsis KG)

BMKG menyatakan dugaan hal yang menyebabkan tsunami Banten tersebut.

Menurut penjelasannya, tsunami yang terjadi ini diduga akibat adanya aktivitas di gunung Anak Krakatau.

BMKG hingga kini masih akan terus melakukan verifikasi lebih lanjut mengenai hal tersebut.

"UPDATE: Gelombang pasang di Anyer dan sekitarnya memang bukan tsunami karena aktivitas gempa tektonik. Namun hal tersebut DIDUGA tsunami akibat aktivitas gunung Anak Krakatau, setelah mendapat data dari Badan Geologi. #BMKG akan melakukan verifikasi lanjutan mengenai fenomena ini," keterangan tertulis BMKG di Twitter.

Penyebab tsunami Banten

Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui Twitter pribadinya.

Melalui keterangan yang diberikan Sutopo, penyebab terjadinya tsunami di Pandeglang dan Lampung tersebut adalah karena kombinasi longsor bawah laut akibat adanya erupsi Gunung Anak Krakatau serta gelombang pasang saat purnama.

"Penyebab tsunami di di Pandeglang dan Lampung Selatan adalah kemungkinan kombinasi dari longsor bawah laut akibat pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang saat purnama. BMKG masih meneliti lebih jauh untuk memastikan penyebab tsunami," jelas Sutopo.

Ia pun juga mengatakan bahwa fenomena tsunami di Selat Sunda ini termasuk kejadian langka.

Baca Juga : Tsunami Banten: 20 Orang Meninggal, Ratusan Orang Luka-Luka, 2 Orang Hilang, Bangunan dan Kendaraan Rusak Parah

Disebut langka karena erupsi letusan Gunung Anak Krakatau ini terbilang kecil dan tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan.

Selain itu juga tidak ada gempa yang memicu terjadinya tsunami itu.