4 Tanaman Ini Bisa Jadi Obat Tradisional Menurut Studi oleh Kemenkes

By Amelia Puteri, Minggu, 23 Desember 2018 | 19:55 WIB
Tanaman yang bisa jadi obat tradisional menurut studi Kemenkes (pixabay.com)

Nakita.id - Tanaman tradisional sering digunakan sebagai alternatif metode pengobatan di Indonesia.

Selain itu, tanaman tradisional yang bisa dijadikan obat mudah ditemukan di sekitar rumah.

Namun dari sekian banyak tanaman tradisional, Kementerian Kesehatan menjelaskan empat jenis tanaman yang bisa dijadikan obat tradisional.

Baca Juga : Rutin Minum Air Kunyit dan Lada Hitam Seminggu, Khasiatnya Tak Terduga!

Empat jenis tanaman obat ini juga telah dikaji oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemenkes pada 2017.

1. Lengkuas

Lengkuas merupakan salah satu jenis tanaman yang bisa dijadikan alternatif obat untuk menyembuhkan penyakit kulit.

Misalnya seperti panu dan kutu air.

Bagi penderita penyakit kulit, disarankan untuk memilih jenis lengkuas putih dan lengkuas merah yang diambil bagian rimpang (akar tinggal atau sisa serabut).

Baca Juga : Minum Rendaman Air dan Biji Ketumbar, Rasakan 6 Manfaat Kesehatan Tak Terduga Ini!

Penggunaan lengkuas bisa dilakukan dengan menumbuk dan menghasilkan minyak atsiri.

Minyak atsiri ini bisa digunakan sebagai antimikroba dan anti jamur.

"Cara pembuatannya dengan dihaluskan, kemudian diberi air secukupnya dan dioleskan pada bagian yang sakit," ujar Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes, dr. Ina Rosalina saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (21/12/2018).

Kemudian, penggunaannya bisa dilakukan sehari sekali saja.

Lengkuas merah juga efektif untuk menurunkan demam dengan meminum air perasan lengkuas merah dan ditambahkan madu.

2. Jeruk nipis

Jeruk nipis memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Seperti bisa digunakan untuk obat batuk, obat penurun panas, obat pegal linu, dan obat meredakan nyeri haid.

"Cara pembuatannya juga mudah, dengan memeras buah tersebut dan ambil sarinya, kemudian diminumkan," ujar dr. Ina.

Baca Juga : 5 Risiko Kesehatan Akibat Terlalu Banyak Makan Tahu, Catat Moms!

"Kalau untuk obat nyeri haid, sari yang tadi diambil bisa ditambahkan dengan minyak kayu putih dua sendok makan dan daun kapur sirih sebesar biji asam.

Aduk, lalu oleskan di bagian perut dan punggung," tambahnya.

Beberapa kandungan yang terdapat dalam jeruk nipis, yakni asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri, dammar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin B1, dan vitamin C.

3. Seledri

Tanaman seledri yang biasa digunakan oleh ibu-ibu untuk memasak, ternyata juga berguna sebagai alternatif untuk menyembuhkan beberapa penyakit.

Bagian seledri yang digunakan untuk pengobatan, yakni daun dan herbanya.

Diketahui, herba seledri mengandung flavonoid, firanokumarin, manitol, dan minyak atsiri.

Baca Juga : Darah Haid Bisa Tunjukkan Gejala Penyakit Tertentu, Waspada dengan Warna Ini

"Dalam herba seledri juga mengandung falvonoid apigenin yang dapat menurunkan tekanan darah. Sedangkan air rebusan seledri juga bisa dimanfaatkan untuk memperlancar pengeluaran air seni," ujar dr. Ina.

Sementara, senyawa finokumarin dalam herba seledri dapat memicu terjadinya reaksi alergi.

4. Daun serai wangi

Jenis tanaman lain yang bisa dijadikan obat tradisional, yakni daun serai wangi.

Dalam rilis dari Kemenkes, daun akar wangi berkhasiat sebagai penghangat badan, peluruh keringat, dan obat kumur.

Adapun kandungan yang terdapat dalam daun serai wangi meliputi saponin, flavonoid, polifenol, dan lainnya.

Menurut dr. Ina, daun serai wangi juga bisa dijadikan sebagai obat pegal linu.

Baca Juga : Fakta Aneh Bayi Baru Lahir Ini Tak Pernah Diungkapkan Dokter!

"Bisa juga kok dijadikan obat pegal linu, pembuatannya juga simpel.

Serai direbus dengan dua gelas air sampai menyusut kita-kira menjadi satu gelas, dinginkan, kemudian saring, dan minum selagi hangat," ujar dr Ina.

Untuk penggunaan daun serai wangi ini, disarankan dengan dosis 2 x 2 gram bonggol serai per harinya.

Ramuan ini, perlu diperhatikan karena mengandung efek samping alergi kulit pada beberapa orang yang sensitif terhadap serai.