Tsunami Banten Makan Banyak Korban, Lihat Tanda Sebelum Tsunami dan Cara Selamatkan Diri

By Riska Yulyana Damayanti, Senin, 24 Desember 2018 | 18:00 WIB
Kerusakan akibat tsunami Banten (Kompas.com/ Dean Pahrevi)

Nakita.id - Tidak ada yang menyangka bahwa indonesia akan kembali terkena tsunami.

Tsunami yang menerjang pesisir Banten dan Lampung Selatan yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) cukup banyak memakan korban.

Korban pun untuk sementara tercatat 62 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 20 orang hilang dan jumlah itu masih bertambah.

Untuk penyebabnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono ungkap ada dua alasan.

Baca Juga : Aduh! Baru Saja Nikah Nur Khamid Akan Ditinggal Istrinya yang Bule!

Yakni karena aktivitas erupsi anak gunung Krakatau dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda.

Nah Moms, agar terhindar dari bencana tsunami seperti di atas, berikut beberapa tanda alam sebelum terjadinya tsunami dan cara melarikan diri.

1. Gempa Besar

Salah satu penyebab utama tsunami adalah gempa bumi yang berpusat di bawah laut.

Jadi, jika Anda bertempat tinggal di sekitar pantai dan merasakan gempa besar atau lama (lebih dari satu menit), sebaiknya Anda bersiap dan langsung menyelamatkan diri.

Baca Juga : Ada Badai Hingga UFO, 'Penjelajah Waktu' Prediksi Kehidupan Tahun 2019

Perlu diketahui bahwa Indonesia berada di wilayah Cincin Api (memiliki banyak gunung api dan merupakan titik pertemuan sejumlah lempeng bumi).

Oleh karenanya, kesiapsiagaan warganya atas ancaman gempa dan tsunami sangat diperlukan.

2. Air surut atau tidak?

Surutnya air laut adalah salah satu pertanda akan terjadinya tsunami, jika dasar perairan anjlok karena terjadinya gempa.

Setelah air tertarik ke laut, gelombang besar akan menerjang daratan membawa energi balasan.

Baca Juga : Istri Herman Seventeen Ungkap Firasat Sebelum Suaminya Jadi Korban Tsunami Banten, Mulai dari Perlakuan dan Wangi yang Berbeda

Meskipun begitu, kapan tsunami sampai di pantai juga bergantung kedalaman air dan di mana lokasi terjadinya gempa dan patahan lempeng tektonik.

Meskipun begitu, tsunami tidak selalu didahului surutnya air laut, ada yang juga langsung datang begitu saja tergantung kasusnya.

Dalam kata lain, surut atau tidaknya air laut jelang tsunami bergantung pada lempengan yang diguncang gempa, apakah naik atau turun. Jadi, jika gempa besar terjadi, Anda tidak perlu mencari kabar soal surutnya air laut.

Langsung daja fokus untuk menyelamatkan diri.

Baca Juga : Kabar Hoaks Tsunami Banten: Alat Pendeteksi Gunung Meletus Hingga Pesan Bencana

3. Gemuruh dari laut

Banyak saksi yang menyebutkan bahwa tsunami terdengar seperti deru kereta api atau pesawat jet.

Dan ketika menerjang, tsunami tidak melulu hanya gelombang tunggal, gelombangnya bisa datang berkali-kali, bahkan sampai lima kali.

Itulah sejumlah tanda-tanda alam menjelang dan ketika tsunami menerjang. Lalu apa yang harus dan tidak boleh dilakukan untuk menyelamatkan diri, jelang, dan ketika terjadi tsunami?

4. Hal yang Harus Dilakukan: Lari, Diam, dan Terus Berlayar

Dalam Buku Saku Tanggap Tanggas Tangguh Menghadapi Bencana yang dikeluarkan BNPB, orang yang tinggal di pesisir pantai diminta untuk segera berlari ke tempat tinggi setelah gempa besar terjadi.

Baca Juga : Usus Pria Tua Ini Membusuk Hanya Karena Makan Semangka, Kok Bisa?

American Red Cross menyebut, idealnya warga berlari ke bukit atau tempat dengan ketinggian di atas 30 meter, sejauh 3 km dari pinggir laut.

Oleh karena itu, kita yang tinggal di daerah pesisir harus paham lingkungan sekitar, tahu di mana bukit atau tempat tinggi terdekat yang bisa dicapai seandainya tsunami mengancam.

Apabila Anda berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar, upayakan untuk tetap berlayar dan menghindari wilayah pelabuhan, karena hantaman gelombang lebih membahayakan jika semakin dekat ke pantai.

Baca Juga : Bukan Sayang, Panggilan Nur Khamid Kepada Istrinya yang Bule Ini Buat Ivan Gunawan Kaget

5. Hal yang Tidak Boleh Dilakukan: Ambil Foto/ Video, Berkendara, Lintasi Jembatan

Setelah gempa besar atau lama mengguncang, fokuslah menyelamatkan diri.

Meskipun berita soal gempa dan tsunami di berbagai wilayah dunia, penyebaran informasi awalnya cepat tersebar karena foto dan video yang diambil warga.

Dibanding sibuk merekam kejadian, lebih baik selamatkan diri dengan mencari tempat tinggi.

Baca Juga : Kesaksian Fotografer Norwegia Lihat Dua Gelombang di Pantai Anyer Saat Abadikan Gunung Api yang Meletus

Keselamatan diri jauh lebih penting dibandingkan momen yang ingin diabadikan menggunakan kamera Anda juga tidak perlu melihat ke pinggir pantai untuk memastikan apakah air surut atau tidak, karena tsunami juga bisa datang tanpa dimulai dengan surutnya air laut.

Selain itu, sebaiknya hindari berjalan melewati jembatan karena gempa susulan mungkin bisa terjadi, dan jika tsunami bergerak lebih cepat, akan lebih sulit juga menyelamatkan diri.

Artikel ini pernah terbit di intisari.grid.id dengan judul "Tsunami Banten: Kenali Tanda Alam dan Ketahui Cara Selamatkan Diri dari Tsunami")