Minim Amarah, Ini 5 Rahasia Orangtua Jepang Membesarkan Anak Yang Disiplin dan Bahagia

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Selasa, 25 Desember 2018 | 13:14 WIB
Tumbuh disiplin dan bahagia, seperti ini rahasia pola asuh orangtua Jepang (iStockphoto)

Nakita.id - Apa yang terbersit dalam benak Moms saat mendengar Jepang? Kuliner yang lezat, teknologi canggih dan budaya masyarakat yang tepat waktu menjadi kalimat yang lekat dengan Jepang.

Namun, jangan lupakan perilaku masyarakatnya yang santun dan baik hati.

Banyak orang terkejut dengan anak-anak Jepang yang dikenal patuh, sopan juga disiplin sejak kecil.

Baca Juga : Cara Minum Air Putih Ala Terapi Air Jepang, Bisa Turunkan Berat Badan!

Orangtua Jepang yakin bahwa anak-anak mereka akan mempelajari perilaku yang sesuai dengan teladan yang mereka berikan.

Menurut sebuah studi perbandingan teknik membesarkan anak yang diterbitkan oleh Kansas Association for Infant Mental Health bertajuk "Disiplin dalam Anak Usia Dini", keluarga Jepang menumbuhkan kelekatan, empati, dan harmoni.

Penelitian ini menunjukkan, bahwa anak-anak Jepang taat belajar untuk berperilaku sosial sebagai orang dewasa.

Baca Juga : Kanker Tulang Renggut Nyawa Sang Ayah, Nia Ramadhani Dapat Wasiat Agar Tak Lakukan 2 Hal Ini!

Banyak orang bertanya-tanya, bagaimana pola asuh yang diterapkan orangtua di Jepang pada anak-anaknya?

Simak ulasannya, begini deretan rahasia orangtua Jepang membesarkan anak menjadi sosok yang disiplin dan bahagia!

Baca Juga : Manfaat Menggambar, Tak Cuma Bikin Anak Jadi Kreatif, Simak Penjelasan Ahli

Hubungan ibu-anak sangat erat

Orangtua di Jepang mengurangi kecenderungan individualis anak muda melalui kedekatan yang ekstrem.

Disana, setiap anak memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ibunya, bahkan sampai tidur bersama hingga usia 6 tahun.

Selama tiga tahun pertama kehidupan seorang anak, ibu mereka membawa mereka ke mana saja bersamanya.

 

Baca Juga : Wah, Ini 7 Tanda Jika Moms Mengandung Bayi Perempuan, Cek Sekarang!

Terlihat bahwa ibu sungguh mencurahkan waktu untuk anaknya, terbukti tak ada anak Jepang yang diserahkan pada tempat penitipan anak sebelum usianya tiga tahun.

Bisa dibilang jalinan hubungan ibu dan anak sangat emosional, ibu akan menerima apa yang dilakukan anak mereka dan menganggap anak adalah seseorang yang sempurna. 

Sebelum seorang anak menginjak usia 5 tahun, mereka akan diizinkan untuk melakukan apapun yang diinginkan.

Hal itu bukan untuk memanjakan, namun bertujuan agar anak mengetahui dengan jelas mana hal yang baik dan buruk untuk dilalukan.

Baca Juga : Studi: Milenials Enggan Bayar Iuran BPJS Kesehatan, Ini Alasannya

Di Jepang, sikap ini dikenal sebagai Amae dimana anak amat bergantung pada orangtua sebagai dasar penting agar hubungan ini berlanjut hingga anak tumbuh dewasa.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Amerika dan Jepang membuktikan adanya korelasi erat antara pola asuh orangtua menentukan perilaku anak kelak.

Hasilnya, jika orangtua menunjukkan sikap positif maka perilaku anak juga akan demikian dan jauh dari gangguan perilaku di masa mendatang.

Sistem asuhan orang Jepang

Jangan kaget, semua orang di Jepang akan mendapat perlakuan yang sama apapun statusnya.

Baca Juga : Banyak Wanita Enggan, Siapa Sangka ini 6 Manfaat Menelan Sperma, Moms Wajib Tahu!

Dalam pola asuh orangtua Jepang, seorang balita akan diajarkan untuk memperlakukan orangtua dan pengasuh dengan cara yang sama.

Filosofi ini bertujuan untuk berusaha membesarkan anak yang sopan dan tidak boleh meremehkan orang lain.

Keluarga adalah salah satu hal terpenting

Sebagai aturan, para ibu membesarkan anak-anak dan menghabiskan banyak waktu bersama.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Indonesia Peringkat 6 Penderita Diabetes di Dunia!

Anak-anak tidak boleh dikirim ke taman kanak-kanak sebelum mereka berusia 3 tahun atau meminta kakek nenek untuk mengasuh anak.

Mereka juga tidak boleh mempekerjakan pengasuh anak.

Untuk orangtua yang sibuk bekerja, orangtua wajib meminta bantuan keluarga agar anak dekat dengan kakek nenek dan kerabat lainnya.

Dengan begitu hubungan anak dengan anggota keluarga benar-benar hangat dan penuh perhatian.

Baca Juga : Bukan Hal Mustahil, Ini 10 Trik Cerdas Menyeimbangkan Karir dan Keluarga Untuk Moms Yang Bekerja

Sebab keluarga terdiri dari orang-orang yang akan selalu saling mendukung dan melindungi.

Orangtua adalah panutan

Sejak kecil, orangtua akan berusaha untuk melakukan segala hal terbaik untuk menjadi panutan bagi anaknya.

Sebagai contoh, ketika ibu Jepang membangun piramida dan meminta anak-anaknya mengulangi piramida tersebut.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Akhirnya Ilmuwan Temukan Ciri-ciri Fisik Psikopat

Jika anak-anak gagal membangunnya, mereka mulai membangun piramida lagi.

Para ibu Jepang tidak membuat anak-anak melakukan hal-hal yang mereka minta lakukan.

Namun, orangtua akan memberi contoh dan menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu.

 

Baca Juga : Mengenal Kakebo, Solusi Cerdas Menabung ala Jepang Untuk Stay At Home Moms

Memerhatikan emosi

Untuk mengajar seorang anak untuk hidup dalam masyarakat kolektif, penting untuk mengajar mereka untuk "melihat" dan menghormati perasaan orang lain.

Para ibu Jepang menghargai perasaan anak-anak mereka.

Disana, mereka tidak memaksa anak untuk melakukan sesuatu dan tidak membuat anak menjadi malu akan dirinya sendiri.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Pria Dianjurkan Sunat, Ternyata Ini Manfaatnya

Orangtua Jepang mengajarkan agar anak memahami dan menghargai perasaan orang lain, sekalipun itu benda mati.

Misalnya, jika seorang anak mencoba merusak mobil mainan mereka, ibu Jepang akan berkata, "Mobil itu akan menangis jika kau merusaknya".

Dengan pola asuh demikian, tak mengherankan jika anak-anak di Jepang tumbuh menjadi anak yang disiplin namun minim amarah orangtua.

Baca Juga : Berita Kesehatan: 6 Makanan Fermentasi Ini Bisa Turunkan Berat Badan

Nah Moms, tertarik meniru pola asuh ala Jepang pada Si Kecil? (*)