Sebelum Tsunami, Warga Mengaku Terbiasa Mendengar Gemuruh dari Anak Gunung Krakatau

By Riska Yulyana Damayanti, Selasa, 25 Desember 2018 | 19:05 WIB
Kerusakan akibat tsunami Banten (Kompas.com/ Dean Pahrevi)

Pemerintah pun menetapkan status tanggap darurat bencana di Kabupaten Pandeglang adalah 14 hari, mulai dari tanggal 22 Desember 2018 hingga 4 Januari 2019.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengungkapkan ada dua pemicu gelombang tsunami yang terjadi di Selat Sunda itu yaitu erupsi Anak Gunung Krakatau dan cuaca di perairan Selat Sunda.

Ternyata sebelum Anak Gunung Krakatau mengalami erupsi, sering terdengar gemuruh dari gunung itu.

Baca Juga : Menangis Kehilangan Sang Istri, Ifan Seventeen Ungkap Alasan Bertekuk Lutut pada Dylan Sahara

Namun warga sekitar tak merasa takut akan gemuruh yang hampir setiap hari didengar.

Menurut salah seorang warga yang bernama Deden (warga Caringin, Pandeglang) menjelaskan bahwa suara gemuruh dari Anak Gunung Krakatau seperti suara guntur.

"Itu suara Krakatau, tiap hari kita dengar mah, suaranya mirip seperti gledek di saat hendak hujan. Warga sini sudah biasa mas, sering kita dengar Krakatau begitu," kata Deden kepada Kompas.com.

Baca Juga : Keinginan Sederhana Dylan Sahara yang Belum Terwujud Sebelum Meninggal Dunia