Berita Kesehatan: Penelitian Menunjukan Pasta Bisa Menjadi Makanan Penurun Berat Badan

By Fadhila Auliya Widiaputri, Selasa, 1 Januari 2019 | 11:01 WIB
Penelitian Menunjukan Pasta Bisa Menjadi Makanan Penurun Berat Badan (iStockphoto)

Nakita.id – Selama ini makanan diet atau makanan penurun berat badan kerap kali dikaitkan dengan makanan rendah kalori seperti halnya buah atau sayuran.

 

Baca Juga : 5 Buah-buahan Penurun Berat Badan dengan Cepat yang Perlu Dicoba!

Namun siapa sangka jika sebuah penelitian terbaru menunjukan bahwa pasta juga bisa menjadi makanan penurun berat badan.

Penelitian ini berasal dari Rumah Sakit St. Michael dan Universitas Toronto.

Untuk mendapatkan hasil ini, para peneliti memerika hasil dari 30 penelitian berbeda dari orang yang makan pasta sebagai bagian dari diet indeks glikemik rendah.

 

Baca Juga : Berita Kesehatan: Istri Tarra Budiman Panik Anak Tidak Menangis Saat Dilahirkan, Bahaya atau Tidak?

Rata-rata, orang yang memakan pasta sekitar setengah cangkir mie tiga kali seminggu tidak mengalami penambahan berat badan.

Namun justru pengurangan berat badan.

“Studi ini menemukan bahwa pasta tidak berkontribusi terhadap kenaikan berat badan atau peningkatan lemak tubuh,” ujar penulis utama John Sievenpiper, MD, PhD, seorang ilmuan klinik di Rumah Sakit St. Michael sebagaimana yang dikutip dari Health.“

 Baca Juga : Berita Kesehatan: Jangan Minum Air Ketumbar Jika Alami 5 Kondisi Tubuh Ini, Bisa Berbahaya!

Bahkan, analisis sebenarnya menunjukan penurunan berat badan yang kecil. Jadi bertentangan dengan kekhawatiran, mungkin pasta dapat menjadi bagian dari diet sehat seperti diet GI rendah,” tambahnya.

Para peneliti menunjukan bahwa pasta memiliki nilai rendah dalam indeks glikemik yang ada pada diet GI atau diet Glycaemic Index.

Baca Juga : Ingat Gadis yang Operasi Plastik Mirip Angelina Jolie Tapi Gagal? Aslinya Cantik!

Dalam indeks glemik ini, nilai pasta lebih rendah daripada makanan lain yang dibuat dengan biji-bijian olahan, seperti roti putih.

Namun studi yang diterbitkan dalam BMJ Open ini hanya dapat memberi tahu kita tentang makan pasta dalam konteks diet GI.

 

Baca Juga : Berita Kesehatan: Gadis 6 Tahun Meninggal Dunia Akibat Miokarditis, Berasal Dari Virus Flu, Berikut Gejalanya

Jadi para peneliti menyarankan sebaiknya jangan menyalahgunakan hasil penelitian ini untuk mengonsumsi spaghetti sebagai makanan rutinitas sehari-hari.

“Percobaan di masa depan harus menilai efek pasta dalam konteks pola diet ‘sehat’ lainnya,” tulis mereka dalam penelitian.(*)