Moms, Inilah Pentingnya Bersikap Bijak Mengenali Generasi Alpha

By Natasha Nur Ananda, Rabu, 2 Januari 2019 | 18:26 WIB
Generasi Alpha erat dengan penggunaan gadget, beberapa orangtua bisa merasa khawatir dengan efek negatifnya (iStock)

Nakita.id – Peluncuran iPad pada tahun 2010 bertepatan dengan awal lahirnya generasi Alfa.

Generasi alfa atau gen–A adalah anak-anak yang lahir pada tahun 2011 dan seterusnya.

Mereka lahir bersamaan dengan munculnya iPhone di tahun 2010, Instagram, dan Youtube.

Dalam trend yang seperti ini, Gen-A tentu saja besar dan dipengaruhi oleh konten-konten visual serta video ketimbang tulisan dan verbal.

Baca Juga : Fakta Aneh Bayi Baru Lahir Ini Tak Pernah Diungkapkan Dokter!

Dunianya adalah dunia "layar"yang telah menjadi media baru untuk penyebaran konten.

Dan tidak seperti media kertas, media kaca ini bisa juga menyajikan format kinestetik, visual, interaktif, dan pastinya portabel.

Gen-A ini jugalah yang dalam catatan sejarah akan menjadi generasi pertama yang mengawal abad ke-22.

Karena itulah mereka disebut generasi alfa.

 

Studi yang dilakukan Crowdtap terhadap 1.000 orangtua milenial (orangtua para Gen-A) menunjukkan, 35% responden bergantung pada teknologi dan media sosial ketika menjalankan peran sebagai orangtua dalam mengasuh dan mendidik anak.

Baca Juga : Rutin Minum Air Kunyit dan Lada Hitam Seminggu, Khasiatnya Tak Terduga!

Para orangtua cenderung mengandalkan internet ketimbang bertanya dan meminta saran dari orang lain.

Sebanyak 37% ibu percaya pada media sosial dan 50% ayah tak sungkan menggunakan media sosial sebagai alat bantu untuk menjalankan peran sehari-hari sebagai kepala rumah tangga.

Meski dianggap membantu, sejujurnya ada perasaan "takut" juga pada kecanggihan sosial media.

Moms boleh jadi merasa yakin akan keamanan foto-foto Si Kecil yang diunggah ke media sosial.

Tetapi sebaliknya, Moms bisa juga khawatir dengan ancaman dari internet.

Cyberbullying, predator online, dan masalah keamanan privasi adalah beberapa masalah terbesar orangtua di Indonesia seiring dengan bergesernya aksi bullying dari teman bermain ke dunia online.

Survei ini mengungkapkan, hampir semua orangtua (98%) mengkhawatirkan keselamatan aktivitas online.

7 dari 10 orangtua (73%) mengatakan anak mereka telah mengalami kejahatan online.

Itulah sebagian tantangan yang perlu dihadapi orangtua milenial dalam mengasuh Gen-A.

Baca Juga : Minum Rendaman Air dan Biji Ketumbar, Rasakan 6 Manfaat Kesehatan Tak Terduga Ini!

Kabar baiknya, menurut Psikolog Gisella Tani Pratiwi, generasi kita lebih terbuka pada anak dan bisa lebih berempati.

Ini akan memudahkan anak dalam mengeksplorasi lingkungannya.

"Di era ini kesempatan anak untuk belajar luas sekali dan mereka bisa belajar dari mana saja.

Tinggal orangtua membimbing dan mengarahkannya," tutur Gisella.