Waktu Mandi Ternyata Baik untuk Stimulasi Perkembangan Otak Bayi

By Soesanti Harini Hartono, Senin, 23 Oktober 2017 | 03:30 WIB
Gunakan momen mandi untuk menstimulasi bayi. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Tahun 2016, Johnson & Johnson telah mengadakan survei terhadap lebih dari 3.500 orangtua di seluruh dunia. Hasilnya sekitar 84% orangtua menganggap mandi sebagai momen intim bersama anak-anak mereka.

Berdasarkan hasil, para periset semakin yakin, ritual sehari-hari seperti mandi dan mengganti popok sangat penting untuk perkembangan bayi.

"Para ilmuwan sekarang menyadari bahwa interaksi sehari-hari yang dimiliki orangtua dengan bayi dan momen keseharian mereka dapat dianggap sebagai saat belajar atau kesempatan belajar," kata Andrew Meltzoff, Psikolog Perkembangan Anak dan Co-Director dari Institute for Learning & Brain Sciences di University of Washington.

(Baca juga : Kenali Perkembangan Motorik Kasar Bayi)

Ketika masuk ke bak mandi, otak bayi mungkin menemukan gelembung yang menarik karena dapat mengambang naik, tidak turun seperti mainan, dot dan benda lainnya.

Gelembung juga transparan dan memiliki permukaan, tapi tidak padat. "Otak bayi disetel untuk mengambil pola dan keteraturan di dunia," tutur Andrew.

Bayi bereksperimen di bak mandi mereka untuk mencari tahu bagaimana dunia bekerja. Bayi juga mendengarkan orangtua mereka berbicara, dan mengambil pola bicara.

(Baca juga : Perkembangan Motorik Halus Bayi)

Waktu mandi juga merupakan waktu untuk sentuhan, yang merupakan penting untuk perkembangan kognitif dan emosional, kata Tiffany Field, Psikolog Perkembangan Anak sekaligus Direktur Touch Research Institute di University of Miami School of Medicine.

Ketika orangtua menggosok kulit bayi mereka atau saat keluar dari bak mandi, hal ini merangsang saraf vagus, yang terkait dengan berbagai bagian tubuh bayi.

"Ini memperlambat fisiologi, sehingga memperlambat denyut jantung, tekanan darah, mengubah gelombang otak ke arah relaksasi. Jadi pada dasarnya itu adalah jenis respons relaksasi yang terjadi sehingga reseptor tekanan terstimulasi," kata Tiffany

Penelitian lapangan juga menghubungkan sentuhan dengan sedikit agresi di kalangan anak-anak.