Donor Darah Dari Ibu Hamil Berbahaya Bagi Penerima Pria, Benarkah?

By Soesanti Harini Hartono, Senin, 23 Oktober 2017 | 02:45 WIB
Para ilmuwan dari Sanquin Research menemukan bahwa transfusi dari pendonor yang telah hamil dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian pada penerima laki-laki, namun bukan penerima wanita. (Santi Hartono)

Nakita.id.- Aktivitas memberikan donor adalah pekerjaan mulia namun kalau Ibu sedang hamil, pertimbangkanlah untuk menunda hal ini. Selain demi kesehatan ibu dan janin, ternyata darah dari ibu hamil tidak cukup baik bagi penerimanya, terutama reseptor pria.

Pasalnya, menurut sebuah penelitian terbaru, pria yang menerima transfusi darah dari wanita yang telah hamil lebih mungkin meninggal.

Para ilmuwan dari Sanquin Research menemukan bahwa transfusi dari pendonor yang telah hamil dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian pada penerima laki-laki, namun bukan penerima wanita.

Penelitian tersebut mengamati 31.118 pasien yang telah menerima 59.320 transfusi sel darah merah antara tahun 2005 dan 2015 di rumah sakit besar di Belanda.

Dengan membandingkan tingkat ketahanan hidup para penerima, mereka menemukan, "Peningkatan yang signifikan secara statistik terhadap semua penyebab kematian di antara penerima transfusi sel darah merah laki-laki".

 Secara keseluruhan, 3.969 pasien yang diteliti meninggal setelah transfusi mereka, dengan penyebab utama terjadinya cedera paru akut akibat transfusi.

Baca juga: Menurut Penelitian Donor Darah Rutin Membuat Panjang Umur

Para peneliti menemukan bahwa pria di bawah usia 50 tahun 1.5 kali lebih mungkin meninggal dalam waktu tiga tahun, jika mereka menerima transfusi dari wanita yang telah hamil sebelum menyumbang.

Meskipun signifikan, ini bukan peningkatan yang besar, namun demikian, hal itu dapat berimplikasi pada transfusi di masa depan jika hasil yang sama dapat direplikasi di tempat lain.

Hasil yang sama tidak terlihat pada penerima transfusi darah perempuan, dan mortalitasnya tidak terpengaruh secara statistik. Hasilnya dipublikasikan di Journal of American Medical Association.

udi lebih lanjut diperlukan, dan Dinas Kesehatan Nasional di Inggris telah menyatakan bahwa mereka terus menerima sumbangan dari wanita yang telah hamil.

Para peneliti menyarankan bahwa peningkatan risiko kematian ini bisa terjadi karena antibodi yang  diperoleh selama kehamilan.