Atasi Kesulitan Makan pada Anak Cerebral Palsy

By Saeful Imam, Selasa, 31 Oktober 2017 | 09:45 WIB
Seminar tentang Cerebral Palsy (Saeful Imam)

Tersedia dalam beberapa varian, yaitu cokelat, vanila, stroberi dalam kemasan ready to drink 200 ml (siap minum) maupun sediaan bubuk 400 gram.

Melatih anak untuk tetap memiliki kemampuan makan pada anak CP memang perlu dilakukan bertahap.

Pada setiap anak berbeda solusinya, bergantung kasus dan derajat keparahan yang terjadi pada anak tersebut.

Misalnya, anak yang berumur sama, sebut saja 3 tahun, belum tentu sudah memiliki kemampuan mengunyah tekstur makanan yang sama.

Bisa jadi yang satu masih dalam bentuk makanan halus, anak lain sudah dalam bentuk makanan padat.

Namun demikian melatih anak untuk tetap mampu mengunyah dan menelan dengan baik tetap harus dilakukan dengan memberikan terapi yang memadai.

Sesi ketiga disampaikan oleh Dr. Johannes Purwanto, SST, FT, SPsi., yang menekankan “Feeding Therapy” bukanlah semata perkara mengunyah dan menelan, tetapi bagaimana postur dan posisi yang mendukung proses makan secara keseluruhan.

Dalam hal ini, terapis akan melatih pengaturan posisi yang tepat, penguatan postur seperti stabilitas kepala dan leher, punggung juga panggung.

Bahkan, memperbaiki pola pernafasan. Sehingga anak bukan hanya butuh fisioterapis, namun sekaligus juga okupasi terapi dan terapi wicara.

Terapis akan memberikan pelatihan itu. Namun, ingatlah selalu terapis terbaik adalah Ibu.

Jadi, Bu, tetap lakukan latihan di rumah oleh Ibu dengan ilmu yang Ibu dapat dari terapis/dokter.

Untuk itulah, menurut Pak Jo sapaan akrab dokter yang bertugas di RS Siak, Riau ini, saat ses terapi anak, orangtua harus terlibat penuh agar bisa mempraktikkannya pada anak saat di rumah.

Di sesi ini, Pak Jo memberikan pelatihan pada orangtua bagaimana memberi makan pada anak dengan memperbaiki kendala-kendalanya terlebih dulu.

Seminar yang berlangsung dari jam 9 pagi ini sangat antusias diikuti oleh para Ayah-Ibu yang hadir.

Pertanyaan datang bertubi-tubi untuk para ahli.

Bahkan di luar sesi, mereka masih menyempatkan untuk berkonsultasi dengan para narasumber.

Belum lagi banjir hadiah dari para partner yang mendukung acara ini.

Harapan para orangtua, seminar dan workshop semacam ini kerap diselenggarakan untuk memperkaya wawasan mereka dalam merawat anak-anak CP. “Rumah Cerebral Palsy yang beranggotakan hampir 2.000 orang ini tentu saja bercita-cita untuk melakukan edukasi lebih sering dengan berkeliling ke beberapa wilayah dan secara kontinyu dilakukan,” kata Iis R. Soelaeman, Pembina Yayasan Rumah Cerebral Palsy.

Teks: Eraldhys Foto: Ferdiansyah