Saran Dokter: Segera Ke Rumah Sakit Bila Di Masa Kehamilan Ada Cairan Merembes Dari Vagina!

By Soesanti Harini Hartono, Rabu, 1 November 2017 | 05:30 WIB
Selama proses penantian kelahiran ini, dokter akan memberikan obat-obatan dan antibiotik untuk mencegah infeksi. (Santi Hartono)

Itulah mengapa, ketika Ibu mengalami KPD, tak ada yang bisa dilakukan, kecuali segera ke rumah sakit atau menemui dokter obgin Ibu.  Semakin cepat kondisi Ibu ditangani, semakin kecil risiko terjadinya komplikasi, seperti: infeksi kuman dari luar, persalinan prematur atau kurang bulan, gangguan peredaran darah atau tali pusat yang bisa berakibat fatal pada janin.

Selain itu, bila air ketuban terus-menerus keluar tentu volumenya akan  berkurang dari jumlah yang dibutuhkan atau bahkan habis. Jumlah air ketuban yang sedikit atau habis sangat berbahaya bagi janin.

“Jika ketuban sedikit, akan terjadi penekanan pada bayi. Akibatnya, organ bayi akan mengalami masalah, bisa tangan bayi menjadi bengkok, atau kakinya yang bengkok,” terang Achmad.

HARUSKAH DILAHIRKAN?

Penanganan  KPD sangat bergantung pada kondisi Ibu dan kehamilannya, termasuk janin dan cairan ketuban. “Bila ketuban pecah dini terjadi di usia kehamilan yang cukup bulan, maka dokter akan menunggu 8 jam untuk memantau kondisinya. Bila tidak ada kemajuan dan air ketuban tetap keluar, dokter akan mengambil tindakan induksi,” kata Achmad.

 Begitu pun bila terjadi infeksi dan cairan ketuban habis sama sekali, dokter akan segera mengeluarkan bayi lewat jalan operasi. Masalahnya, jika janin masih terlalu kecil, kelahiran sudah pasti akan berisiko tinggi, antara lain karena paru-parunya belum matang sehingga dia belum mampu untuk bernapas secara normal di luar rahim.

Pada kasus ini, Ibu sebaiknya mencari rumah sakit dengan perawatan bayi kecil (NICU) yang baik karena butuh tiga hari bagi bayi untuk pematangan paru-parunya.

Tentu penanganan KPD tidak selalu harus dengan jalan mengeluarkan bayi. Bila usia kehamilan Ibu kurang bulan, misalnya, baru enam bulan, jumlah cairan ketuban masih cukup banyak, dan tidak terindikasi infeksi, dokter akan melakukan tindakan konservatif, yaitu menahan agar janin tetap berada di dalam rahim. Ibu tak perlu khawatir karena tindakan ini tidak akan berdampak buruk pada janin.

Baca juga: Ketuban Pecah Di Usia 22 Minggu Kehamilan Bayi Lahir Selamat Berkat Ibu Banyak Minum Air

Selama proses penantian kelahiran ini, dokter akan memberikan obat-obatan dan antibiotik untuk mencegah infeksi. Selama perawatan ini, Ibu juga harus beristirahat total, tidak boleh melakukan aktivitas berat dan bebaskan pikiran dari hal-hal yang bikin Ibu stres.

Dokter juga akan menyarankan Ibu untuk menjaga pola makan sehat. Konsumsilah banyak buah dan minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi. Bila saran ini Ibu jalani, maka selaput ketuban yang terbuka atau robek akan menutup kembali dan air ketuban dapat berproduksi lagi.

Bila dalam penantian usia kehamilan hingga cukup bulan ini, air ketuban tetap mengalir keluar, tidak ada jalan lain, dokter akan melakukan pengakhiran kehamilan dengan tindakan operasi untuk mengeluarkan janin, sekalipun berisiko prematur. “Tapi, biasanya ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan cukup bulan sehingga harus dilahirkan segera,” kata Achmad. (*)