Waspada, Masalah Batu Empedu yang Terjadi Saat Kehamilan

By Soesanti Harini Hartono, Rabu, 8 November 2017 | 04:00 WIB
Aneka Gangguan Kehamilan di Trimester 2 (Ipoel )

Nakita.id - Banyak masalah kesehatan yang terjadi saat perempuan tengah hamil, salah satunya batu empedu yang membuat kondisi kehamilan menjadi tidak nyaman.

Empedu merupakan zat yang dibuat oleh organ hati, disimpan di kantung empedu. Zat ini membantu tubuh kita untuk mencerna lemak di usus halus.

Tapi, jika terlalu lama berada di kantung empedu, maka lama kelamaan akan berbentuk padat yang disebut juga empedu padat atau batu empedu.

Hal ini lebih sering terjadi pada ibu hamil, bila kantung empedu lebih lamban bekerja untuk mengosongkan empedu, memberi lebih banyak waktu untuk membentuk batu. Masalah terjadi ketika blok batu empedu mengalir melalui organ.

Batu empedu lebih sering terjadi pada kehamilan karena tingkat estrogen yang meningkat di tubuh, kata Dr. Amos Grünebaum, seorang OB-GYN dan profesor di Weill Cornell Medicine di New York City.

Baca juga : 3 Penyakit yang Perlu Diwaspadai Saat Hamil

Tingkat resistensi insulin yang lebih tinggi juga meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu empedu dan IMT tinggi, menurut sebuah penelitian tahun 2008 oleh University of Washington.

Kolesterol juga berkontribusi pada risiko pembentukan batu empedu pada ibu hamil. Dr. Amos mengatakan, kelebihan berat badan selama kehamilan dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam empedu kita, yang dapat menyebabkan batu empedu.

"Saat Ibu hamil, kadar estrogen Ibu lebih tinggi dari sebelumnya, dan estrogen sebagian bertanggung jawab atas peningkatan konsentrasi kolesterol di kantong empedu," kata Dr. Amos.

Lalu, bagaimana Ibu tahu jika sedang berisiko mengalami masalah batu empedu selama kehamilan?x

Sebuah studi di tahun 2006 mendiagnosa penyakit batu empedu melalui faktor usia, ras ibu hamil, kelebihan berat badan atau obesitas sebelum kehamilan dan kenaikan berat badan selama kehamilan.

Baca juga : Hati-hati Hiperkolesterol Saat Hamil

Menurut Dr. Amy Stump, seorang ahli bedah di University of Maryland Baltimore Washington Medical Center, perubahan fungsi kimia dan otot dapat berlangsung hingga lima tahun setelah melahirkan, yang meningkatkan kesempatan perempuan mengembangkan batu empedu selama masa itu.

Jika tidak diobati, batu empedu bisa menyebabkan infeksi kandung empedu dan ruptur (salah satu bentuk perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjut dan persalinan).

Batu empedu juga dapat menunjukkan beberapa gejala yang meliputi sakit perut yang terus-menerus, muntah atau mual.

Gejala lain yaitu sakit punggung antara tulang belikat dan nyeri di daerah kanan atas perut, menurut Mayo Clinic. Dokter biasanya melakukan ultrasound untuk mendiagnosa batu empedu.

Untuk langkah perawatan bisa bermacam-macam. Kantung empedu yang menyebabkan masalah selama kehamilan biasanya dikeluarkan melalui operasi laparoskopi (minimal invasif) saat melahirkan, meskipun sebenarnya dapat dilakukan selama trimester awal pada kebanyakan kasus.

Baca juga : Saat Hamil Susah Tidur, Bu? Hati-hati Risiko Penyakit Ini

"Kedengarannya menakutkan, tapi ini aman untuk ibu dan bayi, terutama selama trimester kedua," tutur Dr. Amos.

Ia menambahkan bahwa kantung empedu dapat diangkat melalui operasi dengan aman selama kehamilan dan selama batu empedu bisa ditemukan pada trimester pertama atau kedua.

"Operasi pengangkatan kantung empedu biasanya dengan laparoskopi, aman dan efektif untuk mengobati batu empedu simtomatik saat hamil." (*)