Ini Kegunaan Minyak Ikan untuk Kehamilan. Ternyata Manfaatnya Luar Biasa!

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 9 November 2017 | 02:15 WIB
Mau Mengurangi Rasa Sakit Saat Melahirkan? Perbanyak Konsumsi Vitamin D! (Gisela Niken)

Nakita.id - Selama beberapa generasi, ikan dipuji sebagai sumber nutrisi rendah lemak yang sehat.Tapi pada awal 1970-an, pakar kesehatan mengemukakan kekhawatiran tentang kadar merkuri yang terkandung dalam ikan.

Kekhawatiran terbesar tentang kadar merkuri yang tercatat dalam ikan yakni akibat paparan merkuri yang dapat membahayakan otak bayi yang belum lahir.

Pada tahun 2000, Food and Drug Administration (FDA) secara resmi memperingatkan ibu hamil bahwa mereka harus membatasi konsumsi ikan karena berpotensi besar mengandung merkuri.

Baca juga : Minyak Ikan Bagus Untuk Ibu Hamil dan Janin

Panduan terbaru FDA menyarankan untuk membatasi ikan menjadi dua sampai tiga porsi per minggu. Badan resmi ini juga menyarankan agar ibu hamil memilih ikan yang lebih rendah merkuri, seperti salmon, udang, pollack, tuna (kalengan ringan), nila, ikan lele dan ikan kod.

Tapi sebuah penelitian baru, yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, ahli kesehatan kembali mempertanyakan dugaan bahwa terlalu banyak konsumsi ikan menjadi tidak sehat untuk calon bayi di dalam rahim.

Ibu hamil umumnya mengonsumsi setidaknya 12 porsi ikan per minggu. Porsi ini merupakan empat kali jumlah yang direkomendasikan oleh FDA.

Namun, penelitian selama tiga dekade di pulau-pulau tersebut belum menemukan bukti adanya hubungan antara paparan merkuri dan gangguan perkembangan pada bayi yang baru lahir.

Baca juga : Mengonsumsi Minyak Ikan Menurunkan Risiko Diabetes pada Janin

Untuk penelitian ini, peneliti melacak lebih dari 1.500 ibu dan anak-anak mereka dari kehamilan sampai anak-anak mencapai usia remaja akhir dan 20-an.

Pada sekitar 20 bulan setelah kelahiran, anak-anak diuji untuk mengukur kemampuan komunikasi, perilaku dan motorik mereka.

Tingkat merkuri pada ibu juga diuji selama kehamilan dan setelah menggunakan sampel rambut. Periset menemukan, paparan merkuri tidak berkorelasi dengan nilai tes anak-anak yang lebih rendah.